Chapter 14 : Baikan

117 15 2
                                    

"Apa kau selingkuh ?" Tanya Haruna.

Mereka bertiga yang mendengar perkataan Haruna termasuk langsung terkejut,"Haruna apa maksudmu ?" Tanya Yoichi.

"Kau tidak usah pura - pura tidak tahu. Aku sudah tahu semuanya, kau selingkuh dariku selama ini!" Bentak Haruna.

"Ya ampun Haruna mana mungkin aku melakukan itu" kata Yoichi.

Seakan tidak mau mendengar penjalasan dari suaminya Haruna langsung pergi ke kamar kemudian dia menutup pintunya hingga mengeluarkan suara kencang saat sudah masuk ke kamar. Yoichi menghela nafasnya lalu dia beralih melihat ke arah Rin dan Natsumi, "Aku minta maaf soal sikapnya" kata Yoichi.

"Sudahlah kau tidak perlu minta maaf, lagi pula dia sudah seperti itu sejak dulu" ucap Narumi.
.
.
.
.
Sementara itu di kamar, Haruna menangis di atas tempat tidurnya. Kemudian ponselnya yang dia letakan di atas nakas berbunyi, Haruna menyeka air matanya lalu mengambil ponselnya. Saat layarnya di lihat di situ hanya terpampang nomor teleponnya saja, Haruna mengkerutkan alisnya lalu mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo ?".

"Halo sayang apa kau ada di rumahmu sekarang ? Jika iya aku ingin mengajakmu kencan malam ini". Terdengar suara milik Kai di seberang telepon Haruna pastinya langsung terkejut, tangan kanannya mulai menyentuh belakang lehernya karena merasa ada yang mengawasinya.

"Apa maumu meneleponku Kai ?" Tanya Haruna.

"Eh ? Tentu saja untuk melepas rinduku padamu setelah sekian lama, hei Haru sayang nanti setelah kau bercerai dengan si Isagi itu ayo kita-". Ucapan Kai dari seberang telepon langsung di akhiri oleh Yoichi yang tanpa di sadari masuk ke kamar, dan merebut ponsel istrinya.

Haruna yang terkejut langsung melihat ke arah Yoichi, "Se - Sejak kapan kau ada di sini ?".

Yoichi tidak menjawab pertanyaan Haruna ponsel yang ada di tangannya ia lempar ke atas ranjang kemudian duduk di samling Haruna, "Sudah kuduga kau memang di hasut oleh si brengsek itu" ucap Yoichi.

"Aku lebih mempercayainya karena dia punya buktinya" kata Haruna sambil menjauhkan pandangannya dari Yoichi.

"Bukti apa ?" Tanya Yoichi.

"Berupa foto, di foto itu kau memeluk seorang wanita" jawab Haruna yang masih tidak mau menatap suaminya.

Yoichi mengkerutkan keningnya berusaha mengingat - ingat lalu sebuah kilas balik terlintas di kepalanya, saat dia menahan tubuh Yamamoto sebuah cahaya kilas seperti cahaya kamera terlihat sesaat namun saat Yoichi berbalik tidak ada siapa - siapa.

Yoichi menghela nafasnya sembari memijit pelipisnya dia lalu menuntun dagu Haruna agar melihat ke arahnya, "Haruna tolong dengar. Wanita yang ada di foto itu adalah jurnalis olahraga yang mewawancaraiku, saat itu dia hampir jatuh jadi aku langsung memeluknya" jelas Yoichi lalu dia mengambil sebuah buku majalah yang ia beli tadi.

Yoichi membuka bungkus plastiknya setelah plastiknya terlepas dia mencari halaman yang ada artikel tentang dirinya, saat sudah menemukannya Yoichi memperlihatkan halaman iti pada istrinya.

"Kalau kau tidak percaya ini buktinya" kata Yoichi sembari memperlihatkan artikel tentang suaminya itu.

"Kau itu bisa - bisanya lebih mempercayai mantanmu itu di bandingkan suamimu sendiri" kata Yoichi.

Setelah membaca isi artikelnya hingga selesai Haruna beralih menatap suaminya, "Aku minta maaf karena mempercayai orang lain di bandingkan denganmu" ucap Haruna.

Yoichi masih diam melihat ke arah lain tanpa sedikit pun melihat istrinya, tangan Haruna kemudian perlahan meraih punggung tangan Yoichi. "Aku minta maaf karena lebih mempercayainya" kata Haruna.

"Kau rupanya masih menjalin hubungan dengan mantanmu itu, apa kau masih mencintainya ?" Tanya Yoichi.

Haruna membulatkan netranya setelah mendengar ucapan Yoichi, "Ti - tidak itu tidak benar, aku memang dulu mencintainya tapi setelah tahu sifatnya aku langsung meninggalkannya" kata Haruna. Kemudian tangannya menuntun wajah Yoichi agar melihat wajahnya.

"Sekarang aku lebih mencintaimu karena kaulah orang pertama yang menarikku dari zona aman yang di rancang oleh orangtuaku sejak aku kecil" ucap Haruna sambil tersenyum hangat.

Pipi Yoichi jadi sedikit memerah tangannya lalu memegang tangan halus Haruna yang menyentuh pipinya, "Aku tahu itu".

"Aku minta maaf karena lebih  mempercayai ucapan orang lain" kata Haruna.

"Tidak apa - apa, aku memaafkanmu".

Yoichi masih memaklumi sifat Haruna yang terbilang masih labil dan polos yang membuatnya mempercayai ucapan orang lain dengan mudahnya.

"Ah iya, apa Narumi dan Rin masih ada di ruang tamu ?" Tanya Haruna.

"Terlambat, mereka tadi langsung pergi karena Rin ada urusan mendadak di klubnya" jawab Yoichi.

"Yaah, padahal aku ingin ngobrol dengan mereka".

"Salah sendiri tiba - tiba pergi ke kamar".

● ● ●

Keesokan harinya di pagi hari saat sedang sarapan.

"Aku mau "memetik bunga" dulu sebentar" kemudian Haruna langsung pergi ke kamar mandi dengan keadaan terburu - buru.

Kemudian ponsel Haruna yang ada di atas meja makan berbunyi, Yoichi mengambil ponsel itu kemudian mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Ha-"

"Halo sayang hari ini kau sudah sarapan atau belum ? Kalau belum aku akan membelikanmu roti isi selai jeruk kesukaanmu". Ucap Kai dari seberang telepon yang langsung memotong ucapannya.

"Istriku sedang hamil jadi dia tidak nafsu memakan makanan yang mengndung buah jeruk. Dan di rumah kami sudah ada makanan jadi kau tidak perlu bermurah hati untuk membelikannya makanan" kata Yoichi lalu dia menutup panggilan teleponnya.

Tak lama Haruna kembali setelah selesai buang air kecil, "Tadi kau menelepon siapa ?".

"Rekan tim ada yang meneleponku tadi".

Sementara itu di tempat apartemen yang lumayan mewah untuk satu kamarnya, "Sialan aku harus cari cara agar kembali mendapatkannya. Eh, tunggu dulu, itu dia! Kenapa aku tidak pakai cara itu saja" ucap Kai.

Bersambung...

Next Chapter : Di untit berujung di culik

Marriege Life Isagi Yoichi x Oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang