Hari ini keluarga Isagi kedatangan tetangga baru yang rumahnya berada tepat di sebelah rumah mereka, dan di tangan Ibunya Yoichi bernama Iyo terdapat sepiring kue pai yang akan di santap oleh kedua keluarga itu.
"Ini aku bawakan sepiring kudapan. Tidak banyak tapi ku harap kalian menyukainya". Ucap Iyo.
"Wah kelihatannya enak. Terima kasih sudah mau repot-repot membuatnya" ucap seorang wanita yang sedang menggendong putrinya yang berusia 5 tahun.
"Tidak merepotkan kok, lagi pula kalian itu tetangga baru di sini. Jadi kami sebagai tetangga kalian harus memberikan hidangan untuk mempererat hubungan" kata Issei.
Putra mereka Isagi Yoichi yang berumur 6 tahun beralih melihat ke anak perempuan dari pasangan Suzuki yang masih berumur 5 tahun. Gadis kecil itu menunjuk ke arahnya lalu berkata.
"Mama lihat. Jambulnya milip teh pucuk". Kemudian anak itu tertawa sambil menunjuk jambul milik Yoichi.
Yoichi yang kesal menutup jambulnya menggunakan dua tangannya sambil menahan rasa kesal dan malu. "Jangan samakan jambulku dengan teh pucuk, dasar anak kecil!" Ucapnya.
"Haruna kau tidak boleh begitu. Ah, maaf kan putri kami mulutnya itu memang mirip ember" kata Haruko.
"Haha, tidak apa-apa namanya juga anak-anak. Ya sudah ayo kita makan painya mumpung masih hangat" ajak Issei.
.
.
.
.
.Mereka kemudian memakan pai itu yang masih hangat, "Painya enak sekali. Bolehkah aku meminta resepnya Isagi-san ?" Tanya Haruko.
"Tentu saja nanti aku akan memberikan resepnya padamu" jawab Iyo.
Yoichi yang sedang memakan pai teralihkan fokusnya pada Haruna yang sama sekali tidak memakan painya, "Kenapa tidak di makan ?" Tanya Yoichi sambil mengunyah painya.
"Aku tidak suka. Painya bukan rasa jeruk" kata Haruna.
Yoichi langsung berhenti sebentar lalu berpikir, seperti apa kira-kira rasa jeruk di jadikan pai dia sendiri belum pernah memakannya. "Haruna kau tidak boleh begitu, Isagi-san sudah repot-repot membuatnya" kata Genkei.
"Aku tidak suka".
"Euh... namamu nak Yoichi kan ?" Tanya Genkei dan Yoichi hanya mengangguk.
"Ayah-Ibumu bilang kau suka main bola kan ? Kebetulan Haruo juga suka, jadi mungkin kapan-kapan kalian bisa bermain sama-sama" kata Genkei.
Yoichi kemudian beralih melihat ke anak lelaki yang sepertinya usianya jauh lebih tua, nama anak itu Suzuki Haruo. Yoichi kembali melihat Genkei lalu mengangguk.
● ● ●
Keesokan harinya pada siang hari Yoichi yang pulang sekolah lebih awal di ajak oleh Haruo untuk berenang di parit yang di penuhi ikan, dan airnya cukup bersih. Saat sedang asyiknya bermain air di parit Haruna yang baru pulang sekolah melihat mereka.
"Kalian sedang apa ?" Tanya Haruna yang sedang memegang boneka.
"Kita sedang main. Kau masih TK jadi jangan ikut" kata Haruo.
"Tapi aku mau Haruo- niichan. Um... memangnya Mama-Papa dan orangtua Yoichi-nii memgizinkan kalian main di sini ?" Tanya Haruna.
"I-itu..."-Yoichi.
Kemudian seorang pria yang mengenakan pakaian compang-camping menghampiri mereka.
"Wah, ada anak kecil. Lucu sekali" ucap pria itu.
Ketiga bocah itu melihat ke pria itu, dan mereka tentunya terkejut karena pria yang ada di hadapan mereka adalah orang gila, "I-itu orang gila" gumam Haruo.
Tanpa basa-basi dua bocah lelaki itu naik dari parit, "Ma-Mama Haruna takut~" rengek Haruna.
"Hei bocil yang imut ayo sini main sama om~". Orang gila itu kemudian menghampiri tiga anak kecil itu.
"Hitungan ketiga kita lari. Satu, dua- Lari!!!".
Setelah mendengar aba-aba dari Haruo mereka langsung berlari menghindari orang gila itu, "Hai kalian mau kemana ? Ayo sini kita main bareng". Kemudian orang gila itu mengejar mereka bertiga.
Tiga anak itu terus berlari hingga mereka masuk ke dalam rumah kediaman Haruna, dan Haruo. Ibunya yang melihat kedatangan mereka langsung memarahi Haruo yang berenang di parit yang ada di depan rumah.
.
.
.
.
Di hari-hari berikutnya Haruna mulai sering berkunjung ke rumah Yoichi untuk bermain atau hanya sekedar menyantap camilan yang di buat oleh Iyo. Awalnya Yoichi ogah bermain dengan Haruna, namun pada saat Yoichi berumur 8 tahun sedangkan Haruna yang berumur 7 tahun mulai menunjukan keahliannya di lapangan yang membuat Yoichi mulai tertarik bermain bersamanya.Hingga akhirnya mereka menjadi akrab satu sama lain, mereka bahkan berbagi impian yang sama yaitu menjadi striker terbaik no.1 di dunia.
Bersambung...
Next Chapter: Gelisah
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriege Life Isagi Yoichi x Oc
RomanceBagaimana rasanya saat masih berada di bangku universitas, dan masih berusia 19 tahun. Tiba - tiba sudah di hadapkan dengan sebuah perjodohan mendadak yang di buat oleh orang tua, Haruna sebenarnya keberatan dengan keputusan orang tuanya. Di tambah...