Chapter 21 : Makan siang bersama

50 8 0
                                    

Sesampainya di apartemennya Yoichi dan Haruna. Mereka berencana akan makan siang bersama, tapi sebelum itu Iyo meminjam dapur terlebih dahulu untuk memasak makan siang.

"Boleh ku bantu ?" Tanya Haruna setelah membantu suaminya membereskan baju dari dalam koper.

"Eh tidak usah, Haru-chan kan sedang hamil jadi sebaiknya istirahat saja" kata Iyo sembari memotong bawang bombay.

"Tapi aku bosan hanya duduk di sofa sambil nonton televisi."

"Tidak ada penolakan, pokoknya Haru-chan harus istirahat kalau mau punya anak yang sehat" kata Iyo dengan nada tegas kemudian memaksa menantunya itu dengan cara mendorongnya pergi dari ruang dapur.

Begitu Iyo kembali memasak di dapur Haruna menatap Ibu mertuanya itu dengan sebal sembari mengembungkan pipinya, "Padahal aku ingin bantu" gumamnya.

Yoichi kemudian datang menghampirinya, "Sudahlah, bukankah Okasan memang selalu seperti saat sedang mengkhawatirkan kita ?" Katanya sembari dua tangannya memegang bahu istrinya.

"Tapi aku tak enak jika membiarkan bibi masak sendirian, rasanya sangat tidak sopan bila memperlakukan Ibu mertua sendiri seperti pembantu."

"Sudahlah jangan bicara seperti itu lebih baik kau duduk dulu di sofa. Dari tadi kamu itu berdiri terus". Kemudian Yoichi menuntun istrinya untuk duduk di sofa, mereka lalu mengobrol sembari menunggu makan siang yang di buat Iyo selesai.

.
.
.
.
.
.
.

Satu menit kemudian makanan yang di masak oleh Iyo untuk makan siang akhirnya jadi.

Satu menit kemudian makanan yang di masak oleh Iyo untuk makan siang akhirnya jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wah kelihatannya lezat" ucap Haruna vegitu melihat masakan Ibu mertuanya yang sudah lama tidak ia nikmati. Terakhir kali dia menyantap masakan Iyo saat ia dan suaminya masih kecil.

"Ayo di makan, kalian pasti lapar selama perjalanan pulang kesini" kata Iyo sembari mengambil tempat duduk di sebelah Issei.

"Kebetulan sekali dari kemarin aku ingin makan ini" ucap Yoichi.

"Ngomong-ngomong Haru-chan. Apa makanan yang sering kau masak untuk Yoichi-kun ?" Tanya Issei.

Haruna menelan makanannya sejenak,  "Saat sarapan kadang aku hanya memasak roti, untuk makan siang dan makan siang aku kadang membuat makanan Jepang atau khas barat" jawab Haruna.

"Wah Haru-chan sudah pintar memasak sekarang ya" ucap Issei.

"Iya, bibi yakin orangtuamu pasti sangat senang begitu tahu bahwa kau sudah pandai memasak. Bibi jadi ingat lho, dulu saat kamu masih berumur enam tahun dan Yocchan berumur tujuh tahun kau pernah mencoba memasak sendirian di dapur."

Flashback...

Haruna yang berumur enam tahun masuk ke dalam rumah bersama Yoichi yang masih berumur tujuh tahun.

"Yoichi-nii, ayo kita masak selagi menunggu Mamaku pulang" kata Haruna sembari mengambil baskom berbahan stenles berwarna abu.

"Hah kau yakin, memangnya Suzuki Obasan memperbolehkanmu memasak sendirian ?" Tanya Yoichi.

"Iya tidaklah. Jadi ayo kita masak sekarang selagi Ibuku belum pulang" kata Haruna.

"Yang benar saja nanti kita di marahi, di tambah lagi nanti aku yang di salahkan karena tidak menjagamu dengan benar" marah Yoichi.

"Sudahlah tenang saja selagi tidak ketahuan". Dan akhirnya Haruna mulai memasak sendirian, sedangkan Yoichi hanya memperhatikan gadis itu di kursi depan meja makan.

Flashback end....

"Kemudian kau malah membuat satu ruangan dapur jadi berantakan dan gosong. Tak hanya itu pasta yang kau buat juga gagal dan ikutan gosong" kata Iyo dengan nada yang sedang menahan tawa.

"Bwahahah, kau juga bahkan di marahi habis-habisan saat itu oleh Ibumu. Tapi untunglah dia mengobati luka bakar yang ada di lenganmu begitu puas memarahimu Haru-chan" tambah Issei.

"Setiap mengingatnya kembali selalu membuat kami ingin tertawa lho" kata Iyo.

Kedua orangtua Yoichi kemudiam tertawa lepas setelah menceritakan secara detail aib menantu kesayangan mereka itu. "Rasanya mereka seperti sedang menyindirku. Sekarang aku tak heran kenapa suamiku saat berada di lapangan bibir sepedas sambal 100 botol, ternyata pengaruh gen ibunya" pikir Haruna sembari menatap sinis ke arah orangtua mertuanya.

"Dulu aku juga pernah kena" batin Yoichi lalu dia menggigit daging teriyaki yang ada di sumpitnya.

"Ahahah iya, dulu aku sangat ceroboh" kata Haruna sembari tertawa paksa.

"Ah iya, apa kalian sudah punya rencana untuk nama anak kalian nanti ?" Tanya Issei, kemudian dia memasukan nasi ke dalam mulutnya.

"Kalau itu... belum ada sih" jawab Haruna.

"Oh begitukah ? Sayang sekali padahal kami sudah menantikannya" kata Iyo dengan nada sedih.

"Aku sudah menentukan nama yang cocok untuk anak kami nanti" celetuk Yoichi.

"Eh benarkah, lalu apa nama anak yang sudah kamu pilih Yocchan ?" Tanya Issei.

"Sebetulnya...."

● ● ●

Sehabis makan siang bersama, Yoichi membantu Ibunya mencuci piring-piring dan peralatan makan lainnya yang kotor. "Yocchan. Dua hari lagi Okasan dan Otousan akan pulang ke Jepang, ada urusan yang harus di kerjakan di kantor Otousan" ucap Iyo sembari membilas mangkuk yang di penuhi sabun.

"Lho! Apa tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi ?" Tanya Yoichi yang sibuk mengelap peralatan makan yamg baru saja selesai di cuci oleh Ibunya.

"Tidak bisa Yocchan, Ayahmu iti benar-benar sibuk karena pekerjaanya. Jadi, kau baik-baik di sini ya ? Jaga Haruna dengan baik" ucap Iyo.

"Iya Okasan, aku akan menjaganya. Lagi pula Haru itu istriku."

Bersambung...

Next Chapter : Beli perlengkapan bayi

_________________________________________

A/N : Maaf ya kalo cerita di chapter ini agak pendek.


Marriege Life Isagi Yoichi x Oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang