Chapter 26 : Bergadang

44 6 0
                                    

Jam sudah menunjukan pukul dua belas malam, tapi dua pasutri ini masih belum tidur lantaran sibuk mengurus anak mereka yang masih saja rewel entah apa maunya. "Ayolah Ruka kau harus tidur, Okasan dan Otousan harus berangkat ke tempat latihan besok." ucap Yoichi sembari menggendong putrinya yang masih rewel.

Haruna akhirnya menghampiri anak dan suaminya sembari membawa sebotol susu hangat, "Ruka lapar ya ? Sini sama Okasan, Okasan baru bikin susunya lho." Yoichi secara perlahan memberikan Ruka yang masih menangis, begitu sudah ada di gendongan istrinya ia langsung memberikan susu itu kepada Ruka seketika membuatnya langsung melahap susu tersebut hingga habis.

"Wah anak Okasan minumnya lahap ya. Nah sekarang Ruka tidur ya ? Biar besok bisa main sama Otousan." Baru saja di baringkan di atas ranjang bayi di kamarnya, Ruka kembali menangis membuat kedua orangtuanya mulai pening.

"Ruka ayo tidur, mainnya besok lagi ya ?." Ujar Yoichi.

Ruka terus menangis tanpa memperdulikan kedua orangtuanya yang mulai lelah. Yoichi kembali menggendong Ruka kemudian menimangnya, berharap buah hatinya cepat tidur. Sementara itu Haruna tengah duduk di kursi goyang dengan kedua matanya yang sudah memberat, saat suaminya mengubah posisi tubuh anaknya menjadi membelakanginya matanya kembali membuka sempurna kala melihat bagian leher Ruka yang merah.

"Eh sebentar. Yocchan leher Ruka yang bagian belakang kelihatan berwarna merah." Yoichi berhenti menepuk punggung putrinya lalu membalikan tubuh Ruka sembari mengangkatnya. Benar saja di situ terlihat kulit di bagian tengkuk Ruka yang merah.

"Apa jangan-jangan dia iritasi ya ? Bahan bajunya lumayan tebal." Celetuk   Yoichi.

Haruna bergegas mengambil pakaian Ruka yang lain dari lemarinya lalu menggantinya, setelah di ganti tangannya mengoleskan salep di tengkuk Ruka. Begitu selesai Haruna kembali meletakan buah hatinya di ranjang bayi, kali ini bayi tersebut mulai tidur nyenyak membuat kedua orangtuanya bisa meninggalkan kamarnya dengan santai.
.
.
.
.
.
.
.

Begitu Yoichi dan Haruna berada di kamar keduanya sudah tidak tertarik lagi untuk tidur. Yoichi sibuk dengan handphone-nya, sedangkan Haruna sudah tenggelam dengan buku novel yang ia baca. Perlahan Yoichi mulai bosan, dia menaruh handphone-nya di atas nakas yang berada di sampingnya kemudian melihat istrinya yang masih sibuk membaca novelnya sembari duduk di sebelahnya dengan rambutnya yang di gulung.

"Haru."

"Hm?." Tangan kanannya membalik halaman berikutnya.

Yoichi mendekati istrinya lebih dekat, "Kau mau nonton film dulu sampai mengantuk ?." Haruna beralih melihat suaminya lalu mengangguk sembari meletakan bukunya di sampingnya. Yoichi kemudian turun dari ranjang lalu mencolok kabel tv yang ada di kamar mereka sementara Haruna pergi ke dapur untuk menyiapkan camilan dan minumannya untuk di nikmati selama menonton.

Setelah tv sudah menyala dan memperlihatkan platform Netflix Haruna datang dengan nampan yang di atasnya sudah ada semangkuk penuh popcorn dan berbagai camilan juga teh lemon madu yang hangat. Haruna meletakan nampan itu di atas kasur.

"Kau mau menonton film apa ?" Tanya Yoichi sembari mengutak-atik remote yang ia pegang. Haruna diam sejenak sembari mengambil satu genggam popcorn, sampai matanya tertuju pada salah satu film favoritnya.

"Film yang itu saja." Tunjuknya.

Yoichi langsung menekan remotnya saat layar tv memperlihatkan film anime berjudul Perfect Blue. Judul yang sama seperti buku novel yang sering di baca istrinya.

● ● ●

Setelah filmnya tamat Yoichi hanya terdiam melihat layar yang memperlihatkan credit. Haruna mengambil alih remote dari tangan suaminya, "Yocchan, selanjutnya kau mau menonton film apa ?." Tidak ada jawaban Haruna langsung mengguncangkan tubuh Yoichi.

"Yocchan!." Barulah suaminya tersadar dari lamunannya setelah di panggil dengan suara keras. "I-Iya ?."

"Kau ingin nonton film apa setelah ini ?."

"Totoro saja." Jawabnya singkat, Haruna langsung memilih film yang di sebutkan suaminya. Yoichi masih belum bisa lepas dengan film tadi, ia tidak menyangka istrinya memiliki selera yang berbahaya juga soal film. Setidaknya setelah menonton film tadi film Totoro bisa menyembuhkan mental dan batinnya.

Ketika film Totoro selesai mereka lanjut menonton film berikutnya, keduanya menonton film hingga jam setengah satu.
.
.
.
.
.

Jam menunjukan pukul tujuh pagi di hari minggu. Haruna terbangun begitu sinar matahari memasuki tirai kamar lalu membuka tirai tersebut, lalu membereskan lantai yang di penuhi cucian kotor dan membawanya ke dapur. Saat ingin mencucinya suara bel apartemennya berbunyi membuat Haruna menunda kegiatan mencucinya. Begitu pintunya di buka di hadapannya sudah ada Kedua mertuanya yang datang.

"Haru-chan bagaimana kabarmu dan bayinya?."

"Aku baik-baik saja, bayinya juga sehat." Haruna kemudian mengajak kedua mertuanya itu untuk masuk kr dalam sembari membawa beberapa tas mereka.

Saat kedua orangtua Yoichi duduk di kursi yang ada di ruang tamu Yoichi keluar dari kamar dengan keadaan yang masih berantakan. "Siapa itu tadi Haru-"

Yoichi terdiam saat melihat ke arah orangtuanya yang menatapnya dengan tatapan tajam seakan berkata 'kenapa masih belum cuci muka ?'. Haruna kemudian menghampiri suaminya itu, "Cuci muka dan gosok gigi dulu sana, nanti aku akam membuatkan sarapan."

Yoichi hanya mengiyakan kemudian pergi ke kamar mandi sementara Haruna pergi ke dapur untuk membuat teh.

● ● ●

Setelah Yoichi cuci muka dan gosok gigi, Haruna terlihat sedang membuat sarapan dengan di bantu oleh Ibunya. "Ya ampun Okasan... Padahal tidak usah ikut membantu biar aku saja yang memasak. Okasan dan Otousan baru saja datang bukan ?."

"Tidak apa-apa aku masih ada sedikit tenaga, lagi pula kau itu baru saja melahirkan bukan ?." Haruna akhirnya pasrah dan membiyarkan Iyo membantunya selama di dapur.

Sampai akhirnya masakan yang di buat akhirnya matang. Di atas meja sudah ada nasi, karage, sup tofu dan onigiri isi salmon. "Jadi. Anak kalian berinama siapa ?" Tanya Issei sembari mengunyah makanannya.

"Namanya Ruka. Isagi Ruka." Jawab Yoichi setelah mengunyah ayam karage di mulutnya.

"Ruka ? Itu nama yang bagus, pasti putri kalian mirip Yocchan iya kan ? Soalnya aku dengar kebanyakan anak perempuan mirip Ayahnya." Belum sempat menanggapi ucapan Iyo suara Ruka tiba-tiba menangis dari kamarnya.

"Sebentar, aku akan kembali." Haruna bangkit dari kursi dan segera menuju kanar putrinya. Tak lama wanita itu kembali sembari menggendong putrinya.

"Wah cucuku ya ampun, dia kelihatan mirip denganmu." Ucap Iyo sembari menghampiri menantunya, terlihat cucunya yang menangis di gendongan Ibunya. Yoichi bergegas menghampiri istrinya, "Sini biar aku saja yang gendong."

Haruna memberikan Ruka kepada Yoichi pergi ke dapur untuk membuat sebotol susu. Tujuh detik kemudian Haruna kembali sembari membawa sebotol susu lalu memberikannya kepada Yoichi. Pria itu langsung memberikan susu itu kepada putrinya, dan Ruka langsung melahapnya.

"Matanya ternyata mirip Yocchan ?" Celetuk Iyo. Issei kemudian ikut menghampiri mereka.

"Dia kelihatan mirip Yocchan saat masih bayi. Oh iya, kenapa kalian punya mata panda ?." Tanya Issei.

"Oh tadi malam kami semalaman berusaha menimang Ruka yang rewel. Saat Ruka sudah tidur, kami sudah tidak mengantuk lagi, jadi kami bergadang nonton film." Jawab Yoichi.

"Kalian jangan bergadang walau hanya satu kali, kalian berdua itu atlet tubuh kalian harus prima." Ucap Iyo.

Yoichi dan Haruna hanya menanggapinya dengan mengangguk.

Bersambung .....

Next Chapter : Terburu-buru

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriege Life Isagi Yoichi x Oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang