Chapter 12 : Ngidam

138 15 3
                                    

Kini usia kandungan Haruna sudah mencapai 2 minggu. Pada tengah malan hari semua orang sudah tertidur lelap di atas kasur mereka termasuk pasutri muda ini yang sedang tidur pulas di atas kasur mereka. Tapi tidak berselang lama Haruna terbangun dari tidurnya, dengan mata mengantuknya dia melirik suaminya di tengah ruangan gelap kemudian wanita itu menghampiri suaminya.

"Yocchan, Yocchan" panggil Haruna sambil terus menggoncangkan tubuh Yoichi.

Yoichi sedikit mengerang perlahan ia mulai terbangun lalu dengan mata mengantuknya dia melihat ke arah Haruna, "Apa ?" Tanyanya.

"Aku ingin makan daging steak dan kue shortcake" jawab Haruna dengan nada manja.

Yoichi terkejut lalu dia langsung duduk di atas kasur kemudian melihat ke arah istrinya, "Astaga Haru! Ini sudah tengah malam, mana mungkin ada warung makan yang masih buka di tengah malam gini" kata Yoichi.

"Tapi ini permintaan si baby, ayolah aku hanya ingin minta itu bukan yang lain" ucap Haruna.

Yoichi memijit pelipisnya dia benar - benar kesal acara tidur pulasnya di ganggu, tapi karena ini demi istri dan anak yang masih di dalan kandungan Haruna ia akhirnya menuruti ucapan istrinya. "Baiklah aku akan coba cari, tapi kalau tidak ada aku akan cari besok lagi" kata Yoichi.

Haruna mengangguk sambil tersenyum lalu Yoichi bangkit dari kasur kemudian berjalan keluar kamar.

● ● ●

Sekarang Yoichi sedang berada di tengah jalan menggunakan jaketnya, dengan sedikit mengantuk. Dia terus berjalan mencari warung makan, dan toko pastry yang masih buka di tengah malam hari. Kemudian Yoichi berhenti tepat di depan sebuah café yang masih buka di tengah malam, tanpa berpikir panjang Yoichi masuk ke dalam café itu.

Saat masuk Yoichi melihat ada seorang wanita yang masih berjaga di tengah malam. Dia lalu menghampiri wanita itu, "Selamat datang di café mocca, apa ada yang ingin anda pesan ?" Tanya wanita itu.

"Ano... apa menu daging steak dan kue shortcake masih ada ?" Kata Yoichi.

"Oh tentu saja masih ada, sebentar biar saya buatkan dulu" jawabnya lalu ia pergi ke ruang dapur.

Yoichi menunggu dengan sabar, sampai sebuah panggilan telepon dari Haruna masuk Yoichi kemudian mengangkat panggilan itu lalu meletakan layar ponselnya ke arah telinganya.

"Yoichi kau ada di mana sekarang ?" Tanya Haruna lewar telepon.

"Aku ada di café sekarang" jawab Yoichi.

"Oh begitu. Yoichi, aku ingin daging steaknya daging sapi" kata Haruna.

"Iya sebentar dagingnya sedang di masak dulu" ucap Yoichi. Kemudian wanita pegawai café itu datang dengan membawa sepiring daging steak sapi.

"Ini steaknya, mau di bungkus atau di makan di sini tuan ?" Tanyanya lagi.

"Aku ingin di bungkus saja, dan shortcakenya juga di bungkus saja" jawab Yoichi.

Wanita itu kemudian membungkus daging steak yang ada di atas meja, setelah itu ia kembali ke kasir untuk mengambil kue shortcake di sebelahnya. "Kuenya ingin rasa apa ?" Tanya wanita itu.

Yoichi terdiam pasalnya Haruna tidak memberitahunya kue rasa apa yang dia inginkan kemudian netra biru tuanya melihat sebuah kue shortcake rasa jeruk, "Aku pilih yang rasa jeruk saja" katanya sembari menunjuk kue itu.

Wanita pegawai café itu memotong kuenya lalu memasukannya ke dalam sebuah karton berwarna cokelat. Lalu kue yang sudah di bungkus itu di masukan ke dalam kantong plastik yang di dalamnya juga ada kotak berisis steak.

"Ini pesanannya" ucapnya sembari menyerahkan kantong plastik itu.

"Danke* (Terima kasih)". Yoichi mengambil kantong plastik itu dari tangan wanita itu kemudian pergi meninggalkan café itu.
.
.
.
.
.
Tak berselang lama Yoichi akhirnya sampai di apartemennya saat masuk dia melihat Haruna yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Yoichi kemudian menghampiri Haruna, "Haru, ini makanannya".

Haruna berbalik ke belakang dia melihat Yoichi yang datang dengan membawa kantong plastik berisi makanan yang ia inginkan, "Kau mendapatkannya! Arigatou anata" ucap Haruna sambil menghampiri suaminya.

Yoichi memberikan kantong plastik berisi daging steak dan shortcake di dalamnya, dan Haruna menerima kantong plastik itu. "Dagingnya, daging sapi kan ?" Tanya Haruna.

"Iya itu daging sapi" jawab Yoichi.

"Kalau kuenya rasa cokelat mint kan ?" Tanya Haruna lagi.

"Hah cokelat mint ? Kuenya rasa jeruk, kau kan tidak suka cokelat mint" kata Yoichi.

"Iih! Tapi aku inginnya itu!" Ucap Haruna.

Akhirnya Yoichi terpaksa kembali lagi ke café itu untuk membeli kue yang baru.

● ● ●

Keesokan harinya saat Yoichi baru saja selesai berolahraga di gym Haruna meneleponnya, "Halo Haru".

"Yocchan nanti tolong belikan tanaman semanggi empat daun ya ?" Tanay Haruna.

"Ya ampun Haruna, tanaman seperti itu susah di cari" kata Yoichi.

"Tapi aku ingin itu" rengek Haruna.

Saat Yoichi masih berbicara dengan Haruna lewat telepon tanpa di sadari Noel Noa sudah mendengar percakapan mereka. Kemudian pria berusia 34 tahun itu melenggang pergi begitu saja.

Saat pulang ke rumah Noa langsung menghampiri istrinya, "Kate" panggilnya.

Wanita yang seusia dengannya itu langsung melihat ke arahnya, "Kau sudah pulang rupanya, cepat sekali" ujar Kate sambil berjalan menghampirinya.

"Apa kau punya tanaman srmanggi empat daun ?" Tanya Noa.

"Untuk apa ?".

"Untuk di berikan kepada Isagi Yoichi, sepertinya Istrinya sedang mengidam" jawab Noa.

"Oh bebarkah ? Kalau tidak salah Haruna sedang mengandung sekarang ini. Ya sudah nanti saat Gabela pulang aku akan memintanya untuk memberikan tanamannya" kata Kate.

Sorenya saat Yoichi akan pergi ke toko tanaman Gabela sudah memanggilnya terlebih dahulu, "Isagi Yoichi!".

Yoichi yang akan membuka pintu mobilnya langsung melihat ke arah Gabela yang berlari ke arahnya sambil membawa sesuatu. "Gabela - san ada apa ?" Tanya Yoichi.

Gabela tidak menjawab dan langsung memberikan tanaman itu kepada Yoichi, "Ini dari Ibuku" jawab Gabela sambil menyerahkan daun semanggi empat daun itu.

"Hah ini..."

"Mama tadi bilang kalau Papa tidak sengaja mendengar bahwa istrimu ngidam ingin daun semanggi" jelas Gabela.

"Terima kasih banyak, kalau begini aku tidak perlu pergi ke toko tanaman" ucap Yoichi sambil mengambil tanamannya dari tangan Gebela.

● ● ●

Pulangnya Yoichi menyerahkan tanaman itu kepada istrinya.

"Wah indahnya! Terima kasih Yocchan, aku akan merawat tanaman ini dengan baik setiap harinya"  kata Haruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah indahnya! Terima kasih Yocchan, aku akan merawat tanaman ini dengan baik setiap harinya"  kata Haruna.

Yoichi hanya mengangguk sambil tersenyum lega.

Bersambung...

Next Chapter : Selisih paham

Marriege Life Isagi Yoichi x Oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang