Yoichi melihat sekelilingnya yang hanya di penuhi lapangan sepak bola hijau yang kosong, tanpa adanya gawang sama sekali.
"Ini lapangan bola kan, Tapi kenapa tidak ada gawangnya ?" Tanya Yoichi sembari melihat sekitar.
Saat berdiri, sebuah bola menggelinding ke arahnya hingga mengenai mata kakinya. Yoichi mengambil bola itu lalu menatapnya dengan kebingungan, "Bola ini... aku seperti melihatnya, tapi dimana ya ?".
"Hei apa kau bisa menendang bolanya ke arah sini, Yoichi".
Terdengar suara anak lelaki yang tidak begitu asing di telinganya. Begitu berbalik terlihat seorang anak laki-laki yang kelihatannya masih berumur empat belas tahun, dia memiliki rambut biru tua seperti Haruna tapi matanya berwarna kelabu mengikuti gen Ayahnya.
"Kak Haruo!" Panggil Yoichi.
"Wah, kau masig ingat denganku rupanya. Aku tidak sadar kau sudah sedewasa ini Yoichi, rasanya baru waktu itu usiamu lima tahun. Haah, seandainya aku masih hidup aku pasti masih tumbuh bersama kalian" gumam Haruo.
Yoichi menjatuhkan bola yang dia pegang lalu berlari ke arah Haruo, kemudian memeluknya dengan erat. "Astaga, bagaimana bisa kau tertelan lidahmu sendiri saat di lapangan ?" Tanya Yoichi sembari menangis.
"Jadi kau sudah tahu kronologinya ya ?" Tanya Haruo.
"I-iya Yosaka-san memberitahuku saat aku masih di Blue Lock dulu" jawab Yoichi dengan terisak sembari melepas pelukannya.
"Oh, ternyata Hoshi yang memberitahumu rupanya. Yah, saat itu aku kurang hati-hati yang pada akhirnya merenggut nyawaku sendiri. Padahal waktu itu pertandingan sedang sengitnya" ucap Haruo.
"Kak Haruo ngomong-ngomong tempat apa ini ?" Tanya Yoichi.
"Pfft- tentu saja Yoichi ini surga. Tempat yang aku tinggali sekarang" jawab Haruo sembari tersenyum lebar hingga matanya menyipit.
Yoichi terkejut begitu mendengarnya, "Ti-tidak mungkin, berarti aku sudah mati ?".
Haruo tertawa lepas begitu mendengar perkataan Yoichi, "Hahahah, tentu saja tidak. Kau itu hanya koma Yoichi".
"Begitukah ? Syukurlah, tapi bagaimana kondisi Haru kira-kira sekarang ya ?" Tanya Yoichi.
"Adikku sekarang ini sedang pingsan, karena saking mencemaskanmu. Maka dari itu Yoichi, kau harus bangun lagi hanya kau orang selain orangtuaku yang harus menjaganya" kata Haruo.
Kemudian tubuh Yoichi terlihat akan memudar, "Hah, tubuhku ?".
"Sepertinya waktumu sudah selesai Yoichi. Sekarang kembalilah ke samping adikku".
"Ta-tapi aku masih ingin membicarakan banyak hal denganmu".
"Tidak bisa, kau harus bangun Yoichi atau adikku akan semakin sedih. Nah, sekarang pergilah dan titipkan salamku padanya. Juga baritahu dia bahwa aku sangat menyayanginya, dan akan tetap terus mengawasinya dari sini" ucap Haruo sembari tersenyum lembut dengan mata berkaca-kaca.
"Iya aku pasti akan memberitahunya. Kami juga akan memberikanmu keponakan yang sehat dari rahim adikmu" ucap Yoichi.
● ● ●
Yoichi seketika terbangun dari komanya hingga mengejutkan orang-orang yang berada di ruangan itu. "Isagi!" Panggil Hiori sembari menghampiri ranjangnya.
"Hio- tunggu kalian semua ke sini ?" Katanya sembari menatap rekan timnya* (di baca alat) nya satu-persatu.
"Tentu saja kami ke sini untuk menjengukmu, dan akhirnya kau bangun juga" ucap Yukimiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriege Life Isagi Yoichi x Oc
RomanceBagaimana rasanya saat masih berada di bangku universitas, dan masih berusia 19 tahun. Tiba - tiba sudah di hadapkan dengan sebuah perjodohan mendadak yang di buat oleh orang tua, Haruna sebenarnya keberatan dengan keputusan orang tuanya. Di tambah...