Setelah mereka berdua sampai di apartement milik mereka, Yoichi kemudian meminta istrinya untuk bicara empat mata di ruang tengah alasannya karena ia ingin membicarakan hal penting sang istri hanya mengiyakan walau sebenarnya dia penasaran dengan hal penting yang ingin di bicarakan.
Kini keduanya sedang duduk di ruang tengah dengan di temani secangkir teh lemon hangat dengan sepiring kudapan, tapi sampai sekarang belum ada yang mau menyeruput ataupun menyantap kudapan yang sudah di sediakan oleh Haruna.
"Jadi. Apa yang ingin kau bicarakan ?" Yoichi tidak menjawab, dan masih terdiam.
"Ayolah Yocchan jangan diam saja, ada tugas kuliah yang harus aku selesaikan" gerutu Haruna yang mulai kesal karena pertanyaannya tidak di jawab.
Yoichi menghela nafasnya sejenak. Setelah menghembuskannya dia kemudian berkata, "Ayo, kita buat anak".
Haruna mematung sejenak setelah mendengar ucapan suaminya, gadis itu kemudian bangkit dari tempat duduknya.
"Ayo".
"Eh! Kau serius ?".
"YA ENGGAKLAH PEKOK. USIAKU MASIH 19 TAHUN, TUNGGU SAMPAI USIAKU 20-AN BARU KAU BISA MINTA ANAK SEBANYAK YANG KAU MAU!!! Kau itu bisa sabaran dulu tidak sih ?" Bentaknya.
Si lelaki bermata biru tua itu hanya bisa diam mematung setelah mendengar bentakan istrinya, sebenarnya dia juga tidak mau cepat - cepat memiliki anak. Namun mengingat kedua orangtuanya, dan kedua orangtua Haruna yang terus meminta cucu membuatnya tidak memiliki pilihan lain selain meminta Haruna untuk segera cepat hamil.
Yoichi kemudian ikut bangkit dari tempat duduk lalu menghampiri Haruna, "Tenang dulu aku juga belum mau memiliki anak, tapi orangtua kita terus meminta cucu" Haruna kemudian menatap kearah suaminya dengan bola netra kuning keemasannya yang membulat.
"Maksudmu orangtuaku juga ?" Yoichi mengangguk, perlahan air matanya mengalir dari sudut matanya. "Bohong. Kalian bilang aku masih boleh melanjutkan karit, dan kulia tapi rupanya diam - diam memaksaku untul langsung mengandung" Haruna mulai menangis, dia lalu menggunakan dua telapak tangannya untuk menutup wajahnya.
Yoichi menarik Haruna kedalam pelukannya, tangan kanannya kemudian bergerak mengusap punggungnya.
"Ya sudah, nanti biar aku memberitahu mereka agar mereka memberimu waktu" Haruna mulai menghentikan tangisannya dia lalu mengangguk sabil menatap wajah suaminya.
●●●
Sorenya saat Haruna sibuk berkutat di dapur Yoichi menelepon orangtuanya terlebih dahulu setelah itu dia menghubungi mertuanya, dia sengaja melakukan itu untuk memberi tahu mereka bahwa istrinya belum siap mengandung. Dan hasilnya orangtuanya memberikan waktu bagi menantunya hingga dia sudah siap mengandung, sedangkan untuk Ayah mertuanya awalnya dia menentang permintaan menantunya untuk menunda kehamilan putrinya karena ingin cepat - cepat memiliki cucu.
Tapi setelah di bujuk oleh sang Ibu mertua akhirnya dia menyetujuinya, dan akan bersabar menunggu hingga Haruna siap mengandung.
Bersambung...
Next Chapter: Pertandingan
_________________________________________A/N : What's up readers, maaf ya akhir² ini jarang upload gara - gara ada ujian dari sekolah 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriege Life Isagi Yoichi x Oc
RomanceBagaimana rasanya saat masih berada di bangku universitas, dan masih berusia 19 tahun. Tiba - tiba sudah di hadapkan dengan sebuah perjodohan mendadak yang di buat oleh orang tua, Haruna sebenarnya keberatan dengan keputusan orang tuanya. Di tambah...