Rintik hujan turun semakin deras, menggoyangkan perahu bebek di atas danau dengan keadaan yang tak seimbang. Tubuh mereka bergerak ke kiri dan ke kanan dan sebisa mungkin mempertahankan diri agar tidak terjatuh ke dalam air.
Hujan mempertemukan mereka untuk pertama kalinya dan hujan pula yang mempertemukan mereka kembali seperti sekarang ini. Awan kelam benar-benar tahu waktu yang sempurna untuk menangisi semua kerinduan yang mereka alami.
Setelah kisah Aya, gadis itu mempertanyakan perihal yang sama kepada pemuda di sampingnya. "Lalu, bagaimana dengan dirimu, Kak?"
"Bagaimana dengan diriku?" tanya Shad yang masih menempatkan kedua tangannya pada tubuh Aya untuk mendekapnya.
"Iya, Kak bagaimana kamu melewati semua kisah mu, hingga kita bisa bertemu, berdua ditempat ini," jelas Aya.
"Kisah ku begitu panjang dan sangat menyakitkan jika harus diceritakan. Aku tak tahu harus memulainya dari mana ... sejak pertemuan kedua kita di hari itu, aku tak pernah lagi merasakan kebahagiaan, selain menumpahkan air mata. Tumbuh menjadi remaja membuat ku semakin terluka, di hina dan diolok-olok bak sampah kotor yang tak berharga, menjadi sampah tak berguna dan di buang bersamanya," jawab Shad menceritakan kisah lalunya.
"Enam tahun setelah pertemuan kita, bumi menjadi marah, hujan deras bercampur kilat menyambar tanpa aba, hingga selokan kotor tempat ku bertahan hidup menjadi murka ... membawa diriku terseret aliran air dan terdampar di hutan belantara."
"Aku mengapung semalaman di atas sungai yang menggila, terbentur kayu dan batu besar yang berada di sungai itu. Aku disandera di dalam sangkar jeruji sempit, tanpa diberi makan dan minum selain siksaan yang menyakitkan. Aku dipaksa mati oleh penjahat-penjahat yang di sebut sebagai teroris," lanjut Shad menatap lurus ke depan.
"Lalu, bagaimana kamu melewati semua itu, Kak?" tanya Aya ikut merasakan kesedihan Shad. Dia seperti tertarik ke dalam mimpi penuh elegi.
"Tak ada yang pernah tahu pada akhirnya, hingga aku dipertemukan dengan sosok tentara yang membuat hari-hariku menjadi bahagia. Tentara muda yang memberiku semangat untuk tetap bertahan, menguatkan dan mendorong diriku untuk terus bersabar. Sosok tentara bernama Pak Angkasa yang memiliki harapan setinggi langit di atas sana. Namun, tentara itu gugur dalam bertugas karena melindungi manusia lemah seperti diriku. Dia mati karena tertembak, secara berulang," jawab Shad mengingat kembali sesosok Angkasa.
"Setelah kepergiannya, aku diambil oleh seorang kapten Tentara Angkatan Darat dan merawat ku sebagai anak angkatnya. Tujuh tahun hidup bersama sang kapten, kini laki-laki lemah yang kamu kenal dulu tumbuh menjadi pria seperti sekarang ini," lanjutnya mempersingkat cerita.
"Hishh, aku tak bisa membayangkan bagaimana Kak Shadboy hidup di masa lalu. Kakak benar-benar kuat! Kakak benar-benar hebat, karena bisa bertahan hingga saat ini," sahut Aya kembali menjatuhkan beberapa tetes air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]
Mystery / Thriller[SUDAH TERBIT] Lagi dan lagi, hujan turun menerpa bumi. Menangis ketakutan tatkala mendengar amarah semesta, dan merengek meradang seperti anak kecil yang kehilangan kasih sayang. Tanpa sadar, bumi yang tenang kembali mencekam, bergemuruh memburu me...