Bab 26. Berpikir Lebih Jauh

59 12 9
                                    

Tiba di rumah gadis berusia dua puluh tahun itu, Arina mempersilahkan Shad dan Merius untuk memasuki istana kecilnya yang tak kalah mengagumkan dari kediaman Kapten Yoda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba di rumah gadis berusia dua puluh tahun itu, Arina mempersilahkan Shad dan Merius untuk memasuki istana kecilnya yang tak kalah mengagumkan dari kediaman Kapten Yoda.

Hanya saja, rumah Arina tak memiliki pilar pada teras dan hanya memiliki satu lantai yang saling terpisah oleh dinding berwarna grey muda dan tua dengan beberapa hiasan yang tertempel pada dinding.

"Ayo masuk, Kak!" ujar Arina mempersilahkan.

Merius mengangguk, "Iya." Seraya melepaskan sepatunya dan masuk bersama Shad. Mereka menatap ke seisi ruangan dan menjumpai ibu Arina yang kebetulan berada di ruang tamu.

"Eh, Arina, kamu sudah pulang, Sayang?" tanya sang ibu mengarah ke dekat gadisnya.

"Iya, Bu." Seraya menyalami tangan wanita paruh baya itu.

Kemudian kedua maniknya menatap kehadiran dua orang pemuda yang terlihat asing di matanya, membuat sang ibu penasaran dengan mereka, "Mereka siapa. Teman-teman kamu?"

"Ee, ini Pak Merius dan Kak Shad, mereka dari Jakarta, Bu. Mereka datang ke sini dan meminta bantuan Arina untuk menemukan kedua orang tua Kak Shad yang sudah lama menghilang. Mereka baru saja landing dari pesawat, jadi Arina membawa mereka kemari untuk beristirahat sejenak," jelasnya.

"Dari Jakarta? Kalau begitu, ayo duduk, kalian pasti lelah! Ee, mau minum apa? Biar Tante buatkan minum untuk kalian!" tawar ibu Arina dengan ramah sembari mempersilahkan mereka duduk di atas sofa.

"Terima kasih, Tante. Mungkin air putih saja," jawab Merius bergerak menuju sofa yang di susul oleh Shad dari belakang.

"Loh, kok begitu? Bagaimana dengan kopi? Tante buatkan kopi, ya?" tawarnya sekali lagi.

Merasa tak enak untuk menolak, Merius menyetujuinya. "Boleh, Tante." Dengan sedikit senyum pada bibirnya.

"Oke, tunggu sebentar, ya!" Sembari pergi untuk membuat kopi.

"Jadi, bagaimana rupa ayah dan ibu kamu, Kak? Kak Shad punya foto mereka atau apapun yang bisa membantu untuk menemukannya?" tanya Arina yang juga duduk di atas sofa seraya melepaskan tas kecil pada pundaknya ke atas meja kaca.

Shad menggeleng kecil, "Tidak satupun! Aku berpisah dengan mereka sejak masih kecil dan aku tidak tahu apapun tentang mereka, termasuk foto. Bahkan, aku hampir lupa bagaimana rupa Ayah dan Ibuku," jawab Shad dengan wajah datar.

"Bagaimana dengan sesuatu tentang mereka? Seperti nama, ciri-ciri, tinggi, atau mungkin hal yang mereka suka," tanggap Arina.

Shad kembali menggeleng. "Aku tidak ingat sama sekali."

"Itu sayang sekali. Padahal, kita bisa mendapatkan informasi yang lebih luas dengan semua informasi itu jika ada ... e, sepertinya ini akan sulit, Kak," kata Arina memiringkan bibirnya ke atas.

"Tapi, di hari itu, saat Ayah dan Ibuku pergi menggunakan kapal, mereka mengatakan untuk pergi mencari uang. Hanya itu yang aku ingat," ucap Shad mencoba mengingat semua yang telah terjadi, bahkan hal sekecil apapun akan menjadi informasi yang penting.

BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang