Bab 38. Mengepung Markas PITA

17 10 13
                                    

Di ketinggian kurang dari tiga meter, Elang Merah dan Serigala I melakukan pengintaian ke arah markas baru PITA yang terletak di bawah sana, sedikit tertutup oleh pepohonan lebat dan rerumputan yang tumbuh setinggi seratus dua puluh sampai seratus...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ketinggian kurang dari tiga meter, Elang Merah dan Serigala I melakukan pengintaian ke arah markas baru PITA yang terletak di bawah sana, sedikit tertutup oleh pepohonan lebat dan rerumputan yang tumbuh setinggi seratus dua puluh sampai seratus enam puluh meter.

Dengan menggunakan teropong sebagai alat pengintaian jarak jauh, Barkah dan Kapten Giskara memantau setiap gerak-gerik teroris di depan sana, mencari tahu berapa banyak jumlah mereka, dan strategi apa yang harus mereka gunakan.

Ketika teropong itu di arahkan sedikit ke sisi kanan, Barkah melihat Akrawala dan kedua rekannya berdiri di antara kayu besar yang menjadi tiang penopang bagi tubuh mereka, terikat dan tersiksa dengan keadaan yang lemah.

Sedang, Argos dan dua teroris lainnya berdiri di dekat mereka dengan memegang cambuk juga pistol, jika sewaktu-waktu ketiga tentara itu memberontak. Tak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Wala?!" sebut Barkah dalam lisan, terdengar pelan dan memastikan. "Iya, itu Wala!" Tentara itu bertambah yakin saat melihat bentuk tubuh Akrawala.

"Kapten, pukul 1! Teroris telah menawan Akrawala dan yang lainnya. Kita harus menyelamatkan mereka," ucap Barkah memberi laporan pada Kapten Giskara.

Segera, pimpinan Pasukan Elang Merah mengarahkan teropongnya ke arah pukul 1 tepat pada informasi yang diberikan oleh Barkah. Benar saja, tiga tentara sedang tertawan dan nyaris kehilangan napas.

"Saya melihat mereka," sahut Kapten Giskara yang berada tak jauh dari Barkah.

"Apa yang harus kita lakukan, Kapten?"

"Sesuai dengan katamu, kita harus menyelamatkan mereka."

"Tapi bagaimana? Ada banyak musuh di depan sana," tanya Barkah dengan penuh ke hati-hatian, agar tidak menciptakan kebisingan yang dapat menimbulkan masalah.

"Saya dan Elang Merah akan mengalihkan pandangan mereka. Dan saat itu, kalian pergi menyelamatkan mereka," jawab Kapten Giskara mengatur strategi."

"Dimengerti!" Barkah mengangguk.

"Jika begitu, segera bergerak!" Kapten Giskara memberi perintah.

"Baik, Kapten!" ujar seluruh pasukannya dan segera menjalankan perintah.

Dengan pergerakan pasti, Serigala I melompat ke bawah dan segera bersembunyi pada apapun yang dapat menghilangkan mereka dari pandangan musuh, mengendap-ngendap secara perlahan untuk mendekat ke arah tawanan.

Sementara Elang Merah mengambil tempat dan bersembunyi di balik pohon secara terpisah, tetapi saling melindungi satu sama lain. Ketika semuanya siap, Kapten Giskara melemparkan satu granat dengan kuat ke arah markas teroris dan meledak. Boomm.

Sesuai dugaan, teroris berpindah dari posisi mereka dan memeriksa keadaan sekitar. Mengangkat mereka sebagai bentuk pertahanan.

Suara keras itu mengejutkan Argos. "Suara apa itu?" tanyanya sembari berbalik kepada kedua anggota.

BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang