Pagi ini, Kapten Giskara dan beberapa pasukannya hendak bergerak menuju perkampungan di bawah gunung, sembari menggotong kantong mayat berisi anggota ke sepuluh Elang Merah yang telah gugur dalam bertugas, Roy.
Sebelum mereka berangkat, Kapten Giskara menitipkan satu pesan kepada Kapten Yoda untuk menjaga kedua teroris yang duduk terikat pada batang pohon.
"Kapten Yoda, selagi saya dan pasukan pergi mengantarkan mayat Roy, tolong jaga tawanan kita dengan baik! Saya memiliki banyak urusan dengan mereka," kata Kapten Giskara terlihat menyimpan dendam yang begitu besar.
"Saya akan menjaga mereka! Hati-hati diperjalanan! Dan maaf, karena saya dan Pasukan Serigala belum bisa menyertai kalian," sahut Kapten Yoda.
"Tidak masalah! Kalian harus tetap berada di sini untuk mempertahankan kamp! Jika begitu, kami akan pergi!" Pimpinan Elang Merah itu siap untuk berangkat dengan membawa ransel besar pada punggung dan senapan pada tangan. Sedang tubuhnya terbalut oleh pakaian tempur.
"Ayo kita pergi!" serunya memimpin jalan.
"Siap, Kapten!" jawab pasukan sembari menggotong mayat Roy. Sementara beberapa diantaranya bersiap untuk segala kemungkinan yang terjadi.
Dari sisi depan tenda induk, sekitar lima meter dari titik tengah kamp, kedua teroris baru saja membuka kedua matanya sejak semalam tertidur dalam keadaan tak sadarkan diri.
"Ekhh," gumam salah seorang teroris saat merasakan tubuhnya terikat oleh tali, Sakha.
"Dimana kita sekarang?" lanjutnya ketika melihat ke sekitar kamp pertahanan pasukan lawan.
"Sepertinya, kita berada di kamp tentara!" jawab rekannya setelah melihat beberapa tentara berjalan disekitar sana.
"Akhhh, sial! Kita benar-benar tertangkap!"
Melihat kesadaran kedua teroris di sebelah sana, Kapten Yoda dan Akrawala mendekat dengan membawa sebuah pistol di tangan. Ini waktu yang sempurna untuk mendapatkan semua informasi tentang organisasi bernama PITA.
"Kalian sudah sadar?" tanya Akrawala ketika mendekat ke arah mereka.
"Apa urusan kalian?!" tanya balik Sakha dengan sedikit meninggikan suara.
"Sikkk. Perhatikan dimana kalian berada saat ini!" ujar Akrawala tak suka dengan tanggapan itu.
Ceuhh. Sakha meludah dan mengenai sepatu boot Akrawala. Dia tak takut sedikitpun jika harus berhadapan dengan mereka, bahkan jika harus kehilangan nyawa sekalipun.
"Apa yang kau---" Hampir saja, sepatu berhias ludah berbusa itu mendarat di kepala Sakha.
"Tahan, Wala!" kata Kapten Yoda menghentikan pergerakannya.
"Ashhh!" Tunggu saja kau!" ancam tentara berusia dua puluh delapan tahun itu. Jika bukan karena sang kapten, dia sudah memberikan balasan yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]
Mystery / Thriller[SUDAH TERBIT] Lagi dan lagi, hujan turun menerpa bumi. Menangis ketakutan tatkala mendengar amarah semesta, dan merengek meradang seperti anak kecil yang kehilangan kasih sayang. Tanpa sadar, bumi yang tenang kembali mencekam, bergemuruh memburu me...