Di kamar hotel bernuansa putih itu, kedua pria di sana tampak memejamkan kedua mata. Tidur seperti anak kecil yang terlihat sangat kelelahan, bahkan selimut dibawah kasur tak menutupi tubuh mereka karena mata hitam yang terasa sangat berat.
Cahaya oranye dari lampu di atas nakas terpantul pada plafon putih di atas sana, memberi penerangan seadanya saat lampu utama dimatikan---membiarkan kedua pria lajang itu tertidur dengan rasa yang nyaman. Tak ada gangguan selain suara dari rintik gerimis kecil di luar sana yang menjadi instrumen pengantar tidur---menambah lelapnya mimpi dalam khayalan bawah sadar.
Ketika mata itu terpejam hampir di sepertiga malam, lagi, tubuh pemuda berusia dua puluh tiga tahun itu bercucuran keringat tatkala mimpi dalam tidur berhasil membawanya ke ingatan masa lalu. Seperti mimpi berkelanjutan dari mimpi-mimpi sebelumnya.
Lembaran kisah di masa lampau kembali terbuka, saat Shad dan kedua orang tuanya berada di taman tua yang menjadi tempat terbaik mereka untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Keluarga kecil yang jauh dari kata cemara, kini kembali bermain di atas ayunan tua. Dimana Shad duduk pada pangkuan sang ibu, dan ayahnya mendorong ayunan dari belakang secara perlahan, hanya sekadar menggerakkannya maju dan mundur.
"Shad, apa kamu senang hari ini?" tanya ibunya sembari mendekap dalam pelukan, memastikan sang anak tak lepas dari dirinya.
"Sangat senang! Shad sangat senang, karena Shad bisa bermain bersama Ibu, juga Ayah. Terima kasih untuk hari ini," jawab Shad yang sama sekali tak tahu dari maksud pertanyaan itu, bahwa ini adalah hari terbaik sekaligus hari terakhir kebersamaan mereka.
"Kalau begitu, kita akan habiskan hari ini untuk bersenang-senang. Disini, ditempat ini dan bermain bersama Ayah dan ibu," sahut wanita paruh baya itu menciptakan detik-detik terakhir terbaiknya untuk sang anak.
"Apa Ibu yakin?" tanya Shad sembari mendongak. Agar kedua netra itu dapat bertemu dengan netra ibunya.
"Iya, Shad," jawabnya meyakinkan.
"Kalau begitu, ayo kita bermain petak umpet, Bu! Shad akan berjaga. Ayah juga ikut! Shad akan menghitung sampai lima" timpal anak laki-laki itu sembari turun dari ayunan dan menutup matanya tepat di depan tiang ayunan, berjaga sementara kedua orang tuanya mencari tempat untuk bersembunyi.
"Satu, dua, tiga...." Dan mulai menghitung. "Empat, lima ... Shad akan mencari sekarang!" lanjutnya berbalik, melihat ke sekeliling taman.
"Hmm, kira-kira dimana Ayah dan Ibu bersembunyi? Apa dibelakang pohon itu?" Shad bertanya pada dirinya sendiri dan mengarah ke sana. Benar saja, ayahnya berada di balik pohon itu. "Hah, Shad menemukan Ayah! Yeay!" ucapnya melompat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]
Misteri / Thriller[SUDAH TERBIT] Lagi dan lagi, hujan turun menerpa bumi. Menangis ketakutan tatkala mendengar amarah semesta, dan merengek meradang seperti anak kecil yang kehilangan kasih sayang. Tanpa sadar, bumi yang tenang kembali mencekam, bergemuruh memburu me...