EPILOG

34 10 11
                                    

Kurang dari tiga jam mengudara di angkasa lepas, dengan menggunakan pesawat berjenis Citilink---pesawat yang identik dengan warna hijau putih itu akhirnya landing dari udara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang dari tiga jam mengudara di angkasa lepas, dengan menggunakan pesawat berjenis Citilink---pesawat yang identik dengan warna hijau putih itu akhirnya landing dari udara.

Tanpa berlama-lama lagi, keduanya mengambil koper kecil dari atas kabin dan menariknya keluar dari gate penerbangan. Berputar sejenak di teriminal bandara yang luas, dan akhirnya keluar dari pintu utama---di sambut oleh Barkah yang datang menggunakan taksi berwarna hitam.

"Berapa lama kamu menunggu?" tanya Merius pada rekan tentaranya. Memberi salam dan berjabat tangan.

"Saya baru saja tiba," jawab Barkah seraya meraih tangan itu. "Shad!" Kemudian melirik pemuda berusia dua puluh tiga tahun di samping Merius yang berdiri dengan pandangan lurus.

"Iya, Pak?" tanya Shad menempatkan kedua manik hitamnya pada pandangan Barkah.

"Jangan terlalu banyak pikiran! Kamu harus mengistirahatkan pemikiranmu terlebih dahulu. Bagaimana jika kita pergi mencari udara segar sore ini? Mungkin itu akan membantumu untuk menenangkan diri." Barkah menyarankan ketika pemuda itu tampak memiliki banyak pemikiran di kepalanya.

"Terima kasih, Pak Barkah. Tetapi, saya baik-baik saja. Bagaimana dengan upacara pemakaman Ayah? Apa semuanya berjalan lancar?" tanya Shad yang sudah jelas memikirkan hal itu semua.

"Semuanya berjalan dengan lancar."

Shad memejamkan mata sebagai isyarat rasa syukur atas kelancaran upacara pemakaman yang di adakan kemarin lusa. "Lalu, dimana saya dapat menemui kubur Ayah? Tolong antar saya ke sana!" Shad meminta.

Dengan embusan napas kecil, Barkah tak mungkin menolak permintaan itu. Dia tahu, Shad akan mengatakan hal ini. "Kita akan pergi ke sana. Ayo naik!"

"Iya, Pak." Lekas, mereka membuka pintu mobil dan pergi menjauh dari bandara--bergegas menuju kuburan di belakang markas besar Tentara Angkatan Darat. Tempat dimana para pahlawan yang telah gugur di kuburkan.

☔☔☔

Memasuki pemakaman yang terbentang seluas satu hektare, Shad dan Merius bersama Barkah menuju ke makam Kapten Yoda. Cuaca sore ini tampak mendung, se-mendung hati Shad yang perlahan merintih kan gerimis kecil tatkala kaki itu hampir tiba depan kubur.

"Kita sudah tiba, Shad! Kapten Yoda sudah tenang sekarang," kata Barkah ketika berhenti di depan kubur sang kapten.

Bibir Shad bergetar dengan kuat dan jari-jemarinya tak dapat dia rasakan saat melihat kubur yang masih baru bertabur bunga sejenis kembang kertas terhampar di hadapannya.

"Ayah...," sebut Shad dengan beberapa rintihan gerimis kecil pada mata seraya mendekat menyentuh kubur itu. "Apa yang terjadi, Ayah? Ayah berjanji pada Shad untuk pulang dengan selamat, dan sekarang apa? Ayah pergi meninggalkan Shad. Bahkan, ketika Shad tak bersama dengan Ayah." Tangan kanannya perlahan bergerak mengelus mesa bertuliskan Yoda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang