Bab 32. Pulang Membawa Kekecewaan

23 13 8
                                    

Gadis itu---Arina tengah duduk seorang diri di kursi restoran terminal penumpang selagi menunggu kehadiran kedua pemuda itu untuk bergabung dengan dirinya seraya memesan makan dan minum pada pelayan restoran yang tampak masih muda---seorang wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu---Arina tengah duduk seorang diri di kursi restoran terminal penumpang selagi menunggu kehadiran kedua pemuda itu untuk bergabung dengan dirinya seraya memesan makan dan minum pada pelayan restoran yang tampak masih muda---seorang wanita

"Nasi ayam geprek tiga, sup tiga, dan es jeruk juga tiga, ee yang dingin ya, Kak," ucapnya memesan melihat menu makanan.

"Ada lagi, Kak?" tanya pelayan itu dengan ramah seraya mencatat semua pesanan Arina di atas buku pesanan.

"Hanya itu, tolong yang cepat, ya!" pesan Arina.

"Oke, Kak. Tunggu sebentar, ya!" Sembari pergi dan mempersiapkan pesanan gadis berusia dua puluh tahun itu dan dibalas senyuman oleh Arina.

Sesaat setelah memesan, Shad dan Merius tiba di pintu restoran---melihat ke sekeliling diantara ratusan pengunjung yang sedang mengisi perut kosong. Tampak diujung sana, Shad menemukan gadis yang dia cari.

"Pak Merius, itu Arina," ucap Shad menunjuk ke arah sana.

"Ah iya, ayo kita ke sana!" ujar Merius padanya.

"Iya, Pak!" Dan pergi menghampiri Arina.

Melihat kedatangan kedua pemuda itu, manik Arina tertuju pada luka di wajah Shad---lekas berdiri dan menyentuh lukanya secara perlahan menggunakan tangan.

"Kenapa dengan wajahmu, Kak?" tanya Arina bersimpati.

"Bukan apa-apa, hanya sedikit luka kecil. Terima kasih sudah bertanya," jawab Shad mencoba menutupi.

"Iya, Kak sama-sama. Tapi, luka itu tidak menyakitkan 'kan?"

"Tidak sama sekali."

"Syukur kalau begitu." Kemudian kembali duduk pada kursinya, hingga pelayan sebelumnya datang dengan membawa beberapa makanan dan minuman di atas baki---menyiapkannya di atas meja.

Makanan berat seperti nasi ber-lauk ayam geprek lengkap dengan lalapan hijau dan sambal, sup hangat bercampur brokoli, wortel juga kentang memainkan warna menarik dalam rendaman air panas kekuningan penuh lemak. Serta tiga gelas es jeruk dingin sebagai minumannya.

"Silahkan, Kak!" kata pelayan itu dengan ramah---memberi senyum terbaik pada konsumen yang sedang dia layani.

"Terima kasih," ucap Arina dengan senyum tak kalah menawan.

"Ayo, Kak Shad, Pak Merius, dimakan!" ujar Arina yang sudah mempersiapkan makanan itu untuk mereka---menyodorkan piring berisi nasi dan sup itu ke arah kedua pemuda dihadapannya.

"Ah Arina, kamu repot-repot memesan makanan ini untuk kami," kata Merius merasa tak enak jika harus merepotkan Arina yang sebelumnya sudah mereka repot 'kan. Apalagi, dia seorang gadis.

"Jangan pikirkan itu, Pak Merius! Saya senang bisa membantu," sanggahnya dengan ikhlas.

"...."

"Ee, Kak Shad, bagaimana dengan pencarian Kakak di area kapal lambat?" tambah Arina bertanya.

BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang