Peperangan di sekitar markas PITA masih saja terjadi, melontarkan setiap amunisi dari laras senapan kepada lawan. Bahkan, menembus rompi dan helm mereka saat peluru mendarat pada sasaran yang tepat.
Sementara mengamankan satu pasukannya yang mati tertembak---Barriy---Kapten Yoda tetap melakukan penyerangan saat beberapa tembakan masih setia di arahkan kepadanya. Dia masih sanggup untuk berperang seraya melindungi apa yang telah hilang, bahkan tak akan pernah kembali lagi.
Sedang Kapten Giskara dan pasukan mendapati masalah yang lebih serius saat beberapa anggota PITA menyerbu mereka. Niat menjadi pasukan bertahan justru tidak sesuai dengan rencana awal. Ini semua karena mereka masuk ke dalam jebakan yang telah dipersiapkan oleh Argos dalam semalaman.
Sebaik apapun tentara merencanakan strategi mereka, tetapi teroris berada satu langkah lebih unggul. Mereka tak menduga ini akan terjadi, terlebih saat mereka melihat pergerakan musuh di awal pengintaian yang terlihat cukup lemah, tetapi ternyata itu semua hanyalah ilusi semata.
Argos rela kehilangan beberapa anggotanya demi menjebak para teroris masuk ke dalam perangkap. Setidaknya, mereka memainkan peran yang seimbang karena korban tak hanya mengambil satu belah pihak, melainkan keduanya.
Berperang hingga malam menyapa, menjadi suasana terbaik bagi Pasukan Serigala untuk menghancurkan lawan. Mereka menjadi lebih gesit dan mematikan seperti layaknya seekor serigala lapar yang hendak berburu mangsa.
Juga, Mata Merah mulai memainkan peran yang sesungguhnya, bahkan mengejar beberapa teroris yang berlari menuruni gunung seraya menembak secara beruntun. Mereka bermain kejar-kejaran, tetapi bukan untuk mendapatkan kesenangan seperti anak-anak sekarang, melainkan mengejar pihak lawan untuk membinasakan.
Meski malam terlihat gelap, tetapi mata tajam mereka mampu melihat di dalam kegelapan dan menembus gulita tanpa cahaya chandra.
"Jangan biarkan mereka lolos!" perintah Angkara sembari berlari bersama tentara lainnya.
"Baik!" jawab mereka dengan tegas.
Bidang yang miring sedikit mempersulit langkah para tentara untuk bergerak maju, ditambah tembakan dari peluru mematikan berulang kali diarahkan kepadanya. Dan satu petaka besar terjadi, saat salah satu anggota Mata Merah tak sengaja menginjak jebakan berisi bambu runcing dalam lubang mematikan, tanpa mengucap salam perpisahan dia mati begitu saja.
"Arghhh!" teriaknya saat tubuh itu ditembus oleh puluhan bambu runcing dan binasa, hingga membuat tentara lainnya berhenti untuk mengejar.
Angkara berbalik ke arah suara itu dan sangat terkejut, hingga senjata yang dia genggam terjatuh begitu saja saat jari-jemarinya menjadi lemas dan tak mampu menahannya. "Apa yang..."
Bergerak perlahan, dia mendekat ke arah lubang itu dan menyaksikan tubuh rekannya tertembus bambu dan dibanjiri oleh darah. Meski menggunakan rompi pelindung, tetapi kedalaman dan kuatnya bambu itu mampu untuk mengakhiri hidupnya dalam satu kejadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]
Mystery / Thriller[SUDAH TERBIT] Lagi dan lagi, hujan turun menerpa bumi. Menangis ketakutan tatkala mendengar amarah semesta, dan merengek meradang seperti anak kecil yang kehilangan kasih sayang. Tanpa sadar, bumi yang tenang kembali mencekam, bergemuruh memburu me...