Bab 27. Amarah Pasukan Gabungan

19 10 6
                                    

Sinar bagaskara mulai meredup, tatkala raja siang hampir lengser dari singgasananya dan tergantikan oleh kejayaan baru sang ratu malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar bagaskara mulai meredup, tatkala raja siang hampir lengser dari singgasananya dan tergantikan oleh kejayaan baru sang ratu malam. Awan putih berubah gelap, bercampur warna keemasan dari pantulan sinar mentari di bibir cakrawala senja.

Keindahan pion-pion payoda seakan berpindah dari satu sisi ke ke sisi lainnya, bergerak diantara luasnya nabastala semesta. Mentari telah tertutup awan, bersembunyi hingga batas waktu dan tergantikan---dari balik pepohonan besar berlatar hutan belantara---rimba raya Poso---berbidang juramnya lereng gunung dan gelapnya suasana hutan.

Bermodalkan kompas kecil dan penunjuk arah dari perhitungan pergerakan bagaskara, Kapten Giskara dan pasukannya telah tiba di kamp pertahanan setelah sebelumnya pergi mengantarkan mayat Roy ke desa, untuk membawanya pulang ke markas utama---dia telah menunaikan tugas terakhirnya sebagai seorang tentara.

"Kalian sudah tiba," ucap Kapten Yoda ketika mereka mendekat ke arahnya.

"Iya, Kapten. Bagaimana dengan situasi hari ini?" tanya Kapten Giskara pada rivalnya, turut memberi hormat.

"Semuanya baik-baik saja! Lalu, bagaimana dengan Roy?" balasnya bertanya balik.

"Cukup baik. Dia sudah dipulangkan ke markas utama dengan bantuan masyarakat desa," jawab Kapten Giskara dengan kain hitam yang menutupi wajahnya.

"Sangat disayangkan! Kami turut berduka cita atas Roy, sekaligus memohon maaf karena gagal membantu kalian. Kalian telah meminta kami untuk menyertai pasukan dan bersama melawan para teroris, tetapi kami---" ujar Kapten Yoda merasa bersalah.

"Apa yang Kapten katakan? Jangan pernah merasa bersalah tentang semua ini! Ini semua sudah direncanakan oleh-Nya! Yang terpenting sekarang ini adalah bagaimana kita bisa menghancurkan para teroris," celetuk Kapten Giskara memotong ucapannya.

"Baik, Kapten!" Tangan kanan itu terkepal dengan kuat, memercikkan bara api dalam dada untuk melakukan seragam balasan.

"Bagus! Jika begitu, kami akan membersihkan diri terlebih dahulu," kata pimpinan Elang Merah itu yang sengaja menempatkan pandangannya ke arah teroris yang sebelumnya tertawan. "Tunggu sebentar. Kapten Yoda, kemana tawanan kita?" sambungnya penasaran.

Kapten Yoda ikut mengalihkan pandangan ke arah sana, "Saya telah membunuhnya!" jawabnya dengan singkat.

"Apa yang telah terjadi?"

Dengan jawaban tegas, "Para teroris tidak bisa dipercaya. Mereka mencoba bermain-main dengan saya!"

Tentara senior dari pihak Elang Merah itu terdiam untuk sejenak, mencoba memahami maksud perkataan Kapten Yoda---dan mengangguk paham.

"Jangan khawatir, kami sudah mendapatkan semua informasi yang diperlukan untuk menyerbu para teroris, termasuk markas PITA! Setelah kalian membersihkan diri, kita akan melanjutkan pembicaraan ini!" tambah Kapten Yoda.

BLACK UMBRELLA 2 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang