Bab 4

4.4K 34 0
                                    

" Memangnya hutang orang tuaku berapa?" tanya Abel dengan suara bergetar.

"BANYAK !!" jawab tante Amel.

"AMELL ," bentak om .

Abel kembali terisak, tangis Abel semakin menjadi .  ia yang tak perna mendapat bentakan dari kedua orang tuanya, sontak membuatnya ketakutan.

"Abel . . Cup cup cup. Abel tenang ya, jangan nangis lagi ." bujuk tante jasmin.

"Abel dengerin paman , sebelum Ayah kamu kecelakaan perusahaan ayah kamu ada masalah, sehingga Ayah kamu harus pinjam uang sama orang. Tapi hutangnya belum lunas sampai sekarang, jadi rumah Abel ini harus di jual buat ngelunasin hutang Ayah Abel." ucap paman Dani memberi penjelasan kepada Abel agar ia mengeri .

"Rumah Abel jangan di jual paman, rumah ini banyak kenangan Abel sama ayah. . Bunda. . Hik hik hik."

"Hey bocah, denger ya . . Kalo rumah ini gak di jual hutang ayah kamu mau kamu bayar pakek apa ? Daun?." ucap bibi Isa dengan nada ketus.

"Kamu juga sebaiknya tinggal di panti asuhan , biar gak ngrepotin tau gak." tante Amel yang tak kala ketus.

Pria yang bernama kenan itu hanya menyimak apa yang mereka ributkan, ia menjadi tau pokok permasalhan saat ini .

Kenan merasa iba pada sepupunya itu, masih kecil sudah mendapatkan masalah sebesar ini.

"Kasihan, masih beruntungnya aku memiliki paman Thomas yang sayang padaku dengan tulus dan masi setia bersamaku sampai sekarang." ucap kenan dalam hatinya.

"Baiklah paman, Abel ikut keputusan kalian saja. Hik hik hik. .  " isak Abel

"Dari tadi kek, tinggal bilang iya apa susahnya sih ." ucap tante Amel dengan senyum devilnya.

"Terima kasi ya Abel kamu sudah mau mengeriti keadaan kita sekarang." ucap paman Dani sembari mengelus puncak kepala Abel.

"i - iya paman." jawab Abel sembari menundukan kepalanya.

"Bagus deh , kalo kamu suka rela buat tinggal di panti asuhan. Dengan begitu sesuai kesepakatan, ini rumah akan kita jual. Nah kalo ada sisanya bisa kamu gunakan buat biaya hidup kamu sendiri, biar gak nyusain kami dan jangan coba - coba minta uang sama kita - kita." ucap om Davit dengan sinis .

"Ba - baik , Abel mengerti. " jawab Abel dengan kepala masih setia merunduk.

"Sekarang kamu ke atas, beresin pakaian kamu yang mau di bawah ke panti aauhan." ucap tante jasmin.

"Ba - baik tante." Abel berdiri , berlalu meninggalkan ruang tamu itu .

Ingin sekali Abel teriak dan menangis sekencang - kencangnya , tapi siapa yang peduli . Tidak ada , semua sudah mencapakkan dirinya tak ada yang peduli dengan nya sejak kedua orang tuanya meninggalnya akibat kecelakaan itu.

Ya tuhan , apa sudah benar keputusan yang Abel ambil. Abel takut yah . . Bun , aku harus apa.  aku gak mau sendirian .

Kenan yang melihat itu semua merasa iba, ia tak tega dengan apa yang menimpah sepupunya itu.

"Abel , duduk ." tita Kenan.

"Abel tidak akan pernah tinggal di panti asuhan." tita Kenan , tegas dan dingin.

"Dia akan tinggal bersamaku, di mansion ku. Kalian tak perlu khawatir dengan.nya ,aku yang akan menanggung semua biaya hidup.nya. Dan untuk kalian jangan pernah mengusiknya lagi." ucap Kenan lagi.

Tak ada yang menjawab, semua orang bungkam ketika Kenan berbicara. Walupun saat ini usia Kenan 18 tahun , tapi ia nampak berwibawa dan tegas dalam berbicara. Sehingga mereka semua segan pada Kenan .

※ ※ ※ ※

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang