Kenan sebenarnya tidak suka akan hal itu, tapi dia tidak bisa melarang Abel saat ini. Karena dia juga harus menahan diri kalu tidak semua akan hancur karena kebodohannya sendiri.
"Pergilah... tapi ingat aturanya okee ?" kenan memperingatkan Abel.
"Siap komandan." hormat Abel pada Kenan. sontak membuat Kenan tersenyum olehnya.
Abel langsung mengambil tansnya dan pergi meninggalkan Kenan di dalam kamarnya sendiri.
" Aku sangat merindukanmu sayang . . . maafkan Kakak. aku tau , kamu tidak nyaman dengan Karin. tapi tidak ada cara lain lagi yang bisa aku lakukan selain ini Bel. Kakak sudah lama berjuang dengan segala kekacauan di hati ini , dan sekarang aku ingin Karin membantuku untuk bisa terlepas dari kegundahan hati kakak ini." gumam Kenan lirih.
Kenan tidak menyadari tindakan dia yang seperti sekarang ini akan mengakibatkan adanya jarak yang semakin jauh antara dirinya dan Abelia. Kenan memilih jalan yang salah ini hanya karena perasaanya yang ingin dia tekan dalam - dalam tapi tidak pernah mampu dia lakukan.
"Maafkan kakak sayang. . . aku sungguh tidak bisa melepaskan Karin saat ini sampai dia bisa mengubah perasaan kakak saat ini. Perasaan yang seharusnya tidak pernah ada dari dulu."
Larut dalam pikirannya yang kacau, Kenan tanpa sadar dia malah tertidur di kamar Abel. Kamar dengan aroma yang membuat dia tenang dan bisa tidur dengan nyaman. Tidur ternyaman yang ia rasakan setelah kepergiannya dulu ke Prancis kembali ia rasakan saat ini.
"Aku mencintaimu . . ." batin Kenan sebelum ia benar- benar tertidur ke alam mimpi.
________
Saat sedang berjalan - jalan dengan ketiga temannya Abel terlihat murung, dan itu membuat mereka bertanya - tanya ada apa dengan temanya ini. Biasanya Abel selalu ceria dan banyak bicara saat mereka bersama, tapi kali ini berbeda.
Mereka tau ada hal yang membuat Abel tak nyaman , tak biasanya Abel bersikap seperti ini .
"Bel, kamu kenapa? mau cerita dengan kita?" tanya Veera.
Abel hanya tersenyum menjawab pertanyaan Veera, Mereka mengerti arti dari senyuman Abel itu . Mereka memutusan untuk mencari sebuah caffe agar mereka lebih nyaman saat bercerita.
Sesampainya mereka di sebuah caffe yang lumayan ramai , mereka menyempatkan untuk memesan makanan dan minuman sebelum melanjutkan kegiatan mereka.
"Jadi Bel, sebenernya kamu kenapa ? kamu bisa ceritakan ada masalah apa sama kita ?" kali ini Agnes yang bertanya.
"Kak Kenan ngajak seseorang wanita datang ke rumah, dan memperkenalkan sebagai pacarnya dia." ucap Abel dengan menundukan kepalanya.
"Wahh . . bagus dong, lu bakalan punyak kakak ipar ." ucap Dea.
"Pasti seru , punyak kakak cewek . Bisa di ajak shoping, nyalon, jalan - jalan ." ucap Vera dengan kepala mendongak ke atas berangan - angan dengan fikiranya sendiri.
"Lanjut dulu Bel !! kalian berdua jangan main nyela omongan orang aja." kesal Agnes.
Dengan menghela nafas berat Abel melanjutkan bercerita ke pada tiga sahabatnya ini.
"Tante itu kelihatanya gak suka sama gue, dia juga terlihat sombong dan angkuh. Aku ingin bilang hal ini dengan Kak Kenan, tapi aku takut. Aku gak mau di anggap kurang ajar, Apalagi aku hanya numpang hidup di rumah itu. kak Kenan berhak bahagia dengan orang yang dia cintai."
"jadi kamu mau melakukan apa?" tanya Agnes.
"Aku hanya bisa menerima ini semua. suka gak suka, aku harus bisa terima. Syukur aku masih bisa bersama mereka saat ini. dan di beri kasih sayang layaknya keluarga sendiri." ucap Abel dengan mata yang sudah berkaca - kaca.
Terlihat jelas raut wajah Abel yang sedih saat mengatakan itu , dia sangat berat menerima ini semua. dia terlihat seperti menahan beban di hatinya.
"Apa kamu tidak bahagia dengan kehidupan kamu sekarang Bel?' tanya Vera.
"Gimana bisa aku gak bahagia, aku sangat bahagis saat ini. Sampai - sampai aku harus sering kali mengingatkan diri aku sendiri agar tidak terlalu terlena dengan segala hal yang aku punya saat ini," tutut abel dengan senyum simpul menghiasi bibirnya.
"Kenapa kamu berfikir seperti itu? kamu bukanya sudah di kasi berbagai fasilita itu?" tanya Dea.
"Aku merasa tidak pantas saja, Kak Kenan terlalu baik kepada ku ."
Banyak hal yang mereka ceritakan dalam pertemuan kali ini , bukan hanya masalah abel saja tpi juga curahan hati ketiga sahabatnya yang lain. Abel walaupun dekat dengan mereka bertiga , Abel belum siap untuk cerit hal yang lebih pribadi lagi kepda mereka.
Abelia selalu menyimpanya sendiri , apapun yang dia rasakan dan yang ia alami. Sering kali dia tersenyum hanya untuk formalitas saja. Biar orang di sekitarnya tidak menghawatirkan dirinya.
Setelah bertukar cerita dan bersenda gurau , mereka berempat memutuskan untuk segera pulang karena hari sudah mulai sore.
Sesampainya Abelia di rumah, dia melihat karin sedang duduk di ruang tamu. Dia seperti sedang menunggu seseorang.
Abel melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah , ia berniat ingin langsung ke kamarnya untuk merebahkan diri . saat Abel berjalan di ruang tamu , langkahnya terhenti karna ada suara yang memanggilnya.
"kemari kamu. ., duduk sini." ya . . orang itu adalah Karin, ia sengaja menunggu kepulangan Abel.
Abel melangkahkan kakinya gontai menghampiri Karin , rasanya ia sangat ingin menarik mulutnya yang tak sopan itu. memanggil orang tapi tidak menyebutkan nama orangnya , Abel hanya bisa mengepalkan tangannya dan menggerutu di dalam hati.
"Ada apa ya kak?" tanya Abel sembari mendaratkan bokongnya di sofa yang ada di ruang tamu itu.
"Kamu enak ya, sudah di besarkan di rumah ini dengan gratis sekarang bertingkah seperti tuan putri. Pergi tanpa beban, apa kamu tidak malu? Sudah untung kamu dulu di rawat oleh Kenan saat semu saudaramu tak mau merawatmu. Sekarang malah seenah hati dan banyak tingkah." cerca Karin dengan bersedekap dada.
"Kak Karin tau semua itu dari mana?" tanya abel dengan wajah menegang.
Sambil menahan perih di hatinya , Abel berusaha menggontrol emosinya . ia penasaran Karin tau dari mana semua ini , karena selama ini Kenan tak perna membahas ini dan tak ada yang boleh membahas hal itu lagi . Kenan sudah mengganggap Abel seperti adik kandungnya sendiri, keluarga satu - satunya yang ia punya.
"Dari calon suami saya lah. . dari siapa lagi memangnya!! dia menceritakan segalanya , dan kamu tak tau balas budi sudah di tampung di keluarga ini masih saja merepotkan." jawab karin dengan nada sinis.
Abel terperanjak kaget dengan apa yang di katakan Karin padanya, dia tak menyangka kalau Kenan sendiri yang sudah mengatakan hal ini. Tapi dia berusaha mati - matian untuk tidak percaya dengan semua omongan Karin barusan . karena bisa saja karin hanya ingin membuat jarak dan hubungannya dengan Kenan hancur.
* * * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak sepupu pelindungku
Teen FictionWarning !!! banyak mengandung adegan 21+++ Abellia putri ( 10 ) memiliki nasib yang begitu malang , kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan . Abel tumbuh besar bersama kakak sepupunya Kenan Aditama (18) karna tak ada satu kerabatpun yang ing...