Bab 24

2.2K 19 0
                                    

Abel berkutat pada laptopnya sekita 1 jam dan berhasil membuat CV  beserta sejumlah data diri yang di perlukan, menurutnya sudah sangat bagus dan lengkap. Begitu CV selesai ia  buat , Abel langsung mencari beberapa perusahaan atau cafe yang membutuhkan tenaga part time . Sebanyak 3 perusahaan dan 4 cafe  yang Abel kirim CV dan beberapa data melalui e-mail , dengan harapan salah satunya akan menerima lamaran kerjanya.

Setelah selesai mengirim lamaran pekerjaan, Abel langsung memejamkan matanya untuk berdoa agar segera di terima kerja.

"Baiklah , karena aku sudah selesai dengan urusan mencari pekerjaan . Sekarang saatnya untuk belajar memasak bersama bik Nanik, aku akan meminta tolong padanya untuk mengajariku memasak." ucap Abel sembari meregangkan otot - otot nya yang kaku .

Abel membiarkan laptopnya tetap menyala, karena ia berniat untuk belajar memasak sebentar . Dan akan kembali ke kamarnya untuk mengeceknya nanti.

Sesampainnya di dapur , Abel mengembangkan senyumnya. Kebetulan sekali di dapur para maid sedang sibuk memasak untuk makan malam, ini kesempatan bagus untuk ia belajar memasak.

"Bik, aku bisa minta tolong gak ?" seru Abel pada Bik Nanik.

"Minta tolong apa non? bibik pasti bantu kok."

"Ajari aku masak, aku ingin belajar masak bik. Biar nanti aku bisa masak, setidaknya layak di makan aja deh. . . "

Bibik Nanik sudah bisa tau nonanya suka mempelajari banyak hal. jadi, dia tidak curiga sama sekali , dia malah dengan senang hati mengajari nonanya.

"Baiklah . . sini non, kita mulai belajar buat sop dulu ya . . ." Ucap BIk Nanik, Abel hanya mengangguk patuh.

Bibik Nanik dengan perlahan mengajari Abelia, dan Abel yang memang pintar dan cekatan menangkap semua yang di ajari bibik nanik. Selama ini, Abel tidak pernah di berikan ijin masak di dapur oleh Kenan. Dengan alasan bisa terluka.

Tapi sekarang , Abel malah belajar agar dia bisa sedikit demi sedikit lebih mandiri. Setelah selesia belajar memasak ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya sambil menunggu jam makan malam tiba.

Saat sudah sampai di dalam kamarnya , abel langsung menuju pada laptopnya untuk mengecek e-mail nya.

Abel tengah duduk menatap layar laptop untuk menunggu e-mail balasan dari salah satu perusahaan atau cafe yang sudah ia kirimkan surat lamaran kerjanya. sedari tadi belum ada satupun e-mail balasan yang masuk.

"aduh! lama banget. Nyari kerja lumayan susah juga ya !" gumam Abel, ia berulang kali menguap sambil mengecek e-mail masuk yang hasilnya masih kosong.

Saat tengah meletakkan kepalanya di atas meja , tiba - tiba ada bunyi notifikasi dari laptopnya yang menandakan adanya e-mail masuk. Abel langsung menoleh dan mengecek 2 e-mail yang masuk. Keduanya berisi jika dirinya di terima dan di suruh interview besok pagi jam 8.

"Yes ! Akhirnya aku dapat pekerjaan. semoga interview besok pagi lancar . Eh tunggu, aku harus pilih yang mana keduanya interviewnya sama - sama jam 8 ? ahh aku pilih yang jaraknya dekat dengan rumah aja , hemat ongkos ." kekeh Abel.

"Bailkah, aku akan mendatangi cafe itu saja ." ucap Abel .

Ya, Abel mendapatkan panggilan interview di 2 tempat berbeda . yang satu di sebuah caffe bintang lima , dan yang satunya lagi di sebuah perusahaan nomor satu di negara ini yaitu SKY group yang di mana pemiliknya adalah Kenan kakak sepupu Abel sendiri.

Untung saja Abel tidak jadi pergi interview di perusahaan itu, kalu tidak rencananya akan terbongkar dengan begitu cepat.

______

Keesokan paginya , Abel keluar kamar pukul 07.00 pagi dan rumah tampak masih begitu sepi. ia berniat hari ini untuk bolos kuliah terlebih dahulu untuk menghadiri interview kerja , Abel tetap berpakaian santai seperti saat ia akan berangkat kuliah . Sedangkan baju untuk interviewnya ia taruh di dalam tasnya.

Abel sarapan seperti biasa tanpa ada yang curiga ke padanya., setelah selesai sarapan ia mencari Joni sopir yang biasa mengantar jemput Abel.

Abel hanya mengedarkan pandangannya mencari Joni yang ternyata sudah menunggunya di sepelah mobil yang biasa Abel gunakan untuk berpergian.

"Selamat pagi Nona Abelia ." Joni menyapa Abel dengan suara baritonya.

"Pagi juga paman Joni." Abel membalas sapaan Joni dengan sedikit senyum di bibirnya.

"Mari, Nona. Mobil sudah siap ." Joni mempersilahkan Abel untuk jalan terlebih dahulu.

Abel hanya mengangguk dan langsung masuk mendudukan diri , begitu Abel masuk dan duduk dengan benar. Pintu kembali tertutup.

"Boleh langsung berangkat saja , pak?"

Pak Joni hanya mengangguk dan langsung menyalahkan mesin mobilnya. Mobil itu mulai melaju dengan kecepatan sedang menuju kampus Abelia.

Tak berselang lama, mobil tiba di depan kampus Abel . Abel segera turun dari mobil.

"Terimakasi paman Joni ." ucap Abel.

"Sama - sama non , ini sudah tanggung jawab saya ." Abel hanya tersenyum.

"Permisi non, saya mohon undur diri." pamit pak Joni.

Abel hanyak mengagguk dan tersenyum . Setelah memastikan mobil pak Joni sudah tak terlihat lagi , Abel berlari ke kamar mandi yang ada di kampusnya untuk mengganti pakaianya . Setelah selesai berganti pakaian dan sedikit merapikan penampilanya abel langsung mencari ojek yang ada di sekitar kampusnya itu.

Setelah mendapatkan ojek , Abel bergegas ke tempat ia akan melakukan interview.

"Pak ,ke alamat ini ya . ." seru Abel dengan menunjukkan alamat pada tukang ojek yang ia tumpangi.

"Siap neng . . "

dalam waktu 15 menit Abel sudah berada di halaman caffe bintang lima itu. Abel turun dari atas motor dan memberikan uang ongkos ke tukang ojek itu.

"Ini pak uangnya." ucap Abel sembari menyodorkan uangnya ke tukang ojek tadi.

"Terima kasi neng ." ucap tukang ojek itu dan berlalu pergi meninggalkan Abel sendiri.

Abel bergegas masuk ke dalam caffe itu, ia berjalan menghampiri meja resepsionis dan menanyakan dimana ruang interview kerja.

Para pegawai bagian reseptionis menyambut Abel dengan sangat rama. Terlebih, Abel tidak terlihat seperti orang yang akan melamar pekerjaan.

Atasa putih, dengan rok di bawah lutut yang Abel pakai merupakan produk dari brand ternama. Tentunya Abel terlihat berkelas , bahkan kulitnya yang putih bersih dengan rambut hitam kecoklatan yang ia kuncir kuda sudah mencerminkan jika dirinya memang kalangan berada. Sepatu dan ransel mininya juga keluaran terbaru dari salah satu brand ternama. hanya saja, Abel tidak menyadari hal - hal seperti itu . Ia hanya tau memakai tanpa ingin tau harga dan sebagainya.

Begitu mendapat petunjuk di mana letak ruang interviewnya, Abel langsung berjalan cepat tidak mau sampai tertinggal.

sesampainya di sana , ternyata sudah ada banyak sekali calon pelamar kerja baik pria maupun wanita.

"Selamat pagi , semuanya. . . ," sapa Abel.

Sebagian ada yang menjawab ucapan Abel, ada juga yang menatap Abel dengan tatapan yang sulit di artikan.

* * * *

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang