"Ini tuan ." jawab Thomas sembari menyodorkan beberapa berkas yang ia bawa tadi dari rumahnya.
Kenan memeriksanya satu persatu dengan sangat teliti. selesai ia priksa satu persatu dan tidak ada kesalah Kenan langsung menandatangani berkas tersebut.
"Sudah, Ada lagi Thomas?" tanya Kenan memastikan.
"Sudah Tuan, sementa hanya itu saja ." ucap Thomas.
"Hem . . "
"Baikalah ! kalau begitu saya pamit undur diri tuan."
"Hem. .. " Lagi - lagi Kenan hanya berdehem saja.
Setelah itu Kenan juga ikut keluar dari ruang kerjanya , ia hendak berangkat ke kampus . Sebelum ia berangkat Kenan menyempatkan untuk berpamitan dengan Abel. Kenan menghampiri Abel yang sedang menonton tv di ruang keluarga .
"Bel , Kakak berangkat kuliah dulu ya . nanti kamu jangan nungguin kakak lagi kamu tidur saja , sepertinya nanti pulang malam lagi . Sehabis dari kampus kakak langsung ke kantor." jelas Kenan pada Abel.
"Emm . . . baiklah kak , hati - hati di jalan ." ucap Abel.
"Hmm . . Jangan nakal , selama kakak gak ada di rumah." ucap Kenan.
"Siapp . . . " jawab Abel dengan senyum lebarnya. Sedangkan Kenan mengusap pelan kepala Abel .
"Nanti kamu ke ruang kerjaku , seragam dan bukumu ada di sana. tadi Thomas membawakannya untukmu , tapi aku lupa membawanya ke sini." ucap Kenan.
"Baiklah . .!!" Ucap Abel sembari mengangguk - anggukan kepalanya pelan.
Setelah kepergian Kenan, Abel memutuskan untuk berkeliling mansion yang besar ini karna ia sangat bosan tidak bisa melakukan apa - apa selain menonton tv.
Abel berkeliling rumah hingga merasa lelah, akan tetapi ia tidak menemukan di mana ruang kerja Kenan. setiap pintu rasanya suda Abel buka satu per satu, hanya saja tidak ada yang namanya ruang kerja yang Abel temukan. Abel memilih duduk di tangga paling atas sambil bersangga dagu.
"huh !" Abel menghela nafasnya berat. " Aku sudah sperti keliling mall, sebenarnya kak Kenan itu memiliki ruang kerja atau tidak?" Abel bangun dari duduknya dan berniat mencari bik Nanik ingin bertanya di mana ruang kerja kak Kenan.
Kesalahan Abel sendiri dengan percaya diri mencari ruang kerja Kenan tanpa bertanya terlebih dahulu. sudah jelas dia tau, jika dirinya baru datang dirumah yang besar itu. yang di dalamnya begitu banyak ruang kosong, Abel hanya menemukan sebuah perpustakaan kecil dengan beberapa buku yang tersimpan di rak. selebihnya hanya ruangan kosong.
"Bik Nanik . . . bik Nanik . . bibik di mana?" seru Abel yang berjalan ke taman belakang.
"Iya, non Abel. ada apa? maaf, bik Nanik lagi siram tanaman hias tuan Kenan di sana jadi bibik tidah mendengar kalau non Abel memanggil - manggil bibik." tunjuk Nanik ke arah beberapa tanaman hias yang harganya fantastik. Nanik datang dengan terburu - buru masih dengan semprot tanaman di tanggannya.
Abel melirik semprot tanaman yang ada di tangan bik Nanik. lalu tersenyum karna merasa sudah mengganggu pekerjaan bik Nanik.
"Emm . . . begini, bik Nanik. maafkan aku yang sudah mengganggu pekerjaanmu. hanya saja, aku tadi sudah berusaha sendiri dan hasilnya nihil. kali ini aku sugguh butuh bantuanmu. tolong tunjukkan di mana ruang kerja kak Kenan padaku. Apakah bisa?" Abel berkata dengan raut wajah bersalah.
"Eh . . . apa itu , non. Tentu saja tidak mengganggu, tugas bik Nanik memang melayani Nona Abel dengan baik. mari bibik tunjukkan diman letak ruang kerja tuan Kenan." bik Nanik berjalan terlebih dahulu memimpin langkah Abel . dengan semprot air yang masih di tangannya.
* * * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak sepupu pelindungku
Roman pour AdolescentsWarning !!! banyak mengandung adegan 21+++ Abellia putri ( 10 ) memiliki nasib yang begitu malang , kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan . Abel tumbuh besar bersama kakak sepupunya Kenan Aditama (18) karna tak ada satu kerabatpun yang ing...