Bik Nanik berhenti di sebuah pintu yang mana tadi Abel sudah cek bolah balik sebanyak 3 kali dan isinya hanya sebuah perpustakaan kecil dengan banyak buku - buku tersusun rapi di tempatnya.
"Disini , Bik Nanik? Tapi --- " Abel langsung mengatupkan bibirnya dan tidak jadi berbicara.
"Benar disini, Nona. mari Bik Nanik tunjukan." Bik Nanik membuka pintunya dan di nyalakan semua lampu.
"Bik NAnik , aku suda datang kemari sebanyak 3 kali . dan ini haya sebuah perpustakkan kecil." Abel menjelaskan pada bik Nanik.
Bibik Nanik hanya tersenyum mendengar perkataan Abel. Lalu, ia meletakkan semprotan air di tangannya ke atas meja kecil. Bik Nanik berjalan mendekati rak buku dan menekan tombol disana. Ternyata rak bukunya bisa bergeser dan menampilkan sebuah ruangan yang di penuhi alat elektronik kantor. seperti komputer , laptop, printer , dan masih banyak lagi.
"Nah, disini nona. Silahkan . . .,"
Abel hanya menganga takjub. isinya sangat lengkap, dan terlihat sangat nyaman dan luas. Ruangannya juga harum dan sangat bersih.
"Wah , baru tau aku bik. kalau ada ruangan lagi di balik rak buku ini. Pantas saja aku berkeliling dari jam 8 sampai jam setengah dua belas siang tidak menemukan apa -apa. Ternyata di sembunyikan di sini." Abel berkata sambil melangkah memasuki ruang kerja Kenan.
"Biasanya di buka, tapi kali ini di tutup. Mungkin tuan Kenan yang menutupnya tadi." Nanik iku masuk menemani Abel.
"Bibik , terima kasih sudah membantuku. maaf sudah merepotkanmu." Abel berjalan mendekati meja yang ada satu komputer di atas meja itu.
Abel berjalan mendekti meja yang ternyata di sana sudah ada buku dan seragam sekolanya yang di katakan Kenan tadi.
"Ahh. . . ketemu." gumam Abel.
"Nona, mau mencari apa . biar bibik bantu !" tawar bik Nanik berjalan mendekati Able.
"Nggak usah bik, udah ketemu juga.' jawab Abel dengan menunjukan buku dan seragam yang ada di tangganya sekarang.
" Ayok kita keluar bik . . " ajak Abel pada bik Nanik.
"Mari nona , " jawab bik Nanik , tak lupa bik Nanik membawa kembali semprot tanaman yang ia bawa tadi.
Mereka berdua berjalan keluar dari ruang kerja Kenan. dan bik Nanik tak lupa menutup kembali pintu ruang kerja itu lagi.
"Bik Nanik , bibik boleh kembali melanjutkan pekerjaan. Aku mau kembali ke kamar dulu ." pinta Abel.
" Baik , Nona. jangan lupa sebentar lagi waktunya makan siang, biar bibik siapkan makan siangnya. Nona mau makan apa?" tanya bik Nanik senbelum pergi.
"Tidak perlu yang ribet. Apapun yang bibik masak, maka aku akan memakannya." Abel tersenyum setelah berkata demikian, karena ia bukan tipe orang yang memilih makanan.
"Baiklah kalau begitu. Saya permisi ya, non." Bik Nanik berlalu pergi meninggalkan Abel , dan Abel juga berlalu pergi menuju kamarnya sendiri.
Abel berjalan meju kamarnya dengan kedua tangannya menenteng dua paper bag yang berisikan seragam dan buku sekolahnya. Setelah sampai di depan pintu kamarnya, Abel membuka pintu itu dan masuk kedalam kamar.
Abel duduk di sofa yang ada di kamarnya itu, Abel mulai membuka isi dari masing - masing paper bag tadi. di lihatnya satu persatu buku pelajaran itu ia bolak balik , tak lupa ia juga mencoba seragam sekolahnya yang akan ia pakai besok untuk sekolah.
Abel berlari menuju walk in closet untuk mencoba seragam sekolahnya , ia memutar - mutar tubuhnya di depan cermin yang ada di sana.
※※※※
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak sepupu pelindungku
Ficção AdolescenteWarning !!! banyak mengandung adegan 21+++ Abellia putri ( 10 ) memiliki nasib yang begitu malang , kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan . Abel tumbuh besar bersama kakak sepupunya Kenan Aditama (18) karna tak ada satu kerabatpun yang ing...