Hari sudah berganti malam, Namun Kenan belum juga tiba di rumah. Abel suda bolak balik dari kamar ke ruang tamu untuk menunggu sang kakak sepupu yang hingga kini belum terlihat batang hidungnya.
"gini kemarin katanya mau ajak aku keluar , tapi apa sampai sekarang yang punnya janji belu pulang - pulang juga. grutu Abel kesal sambil melipat kedua tanggannya di depan dada.
Abel yang awalnya duduk dan rebahan di sofa, dia sampai merosot kebawah lesehan di atas karpet ruang tamu itu . ia sungguh bosan menunggu seperti ini, tak ada yang bisa ia lakukan.
Mata Abel terus menatap ke arah jam dinding yang besar itu. jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 malam , dan Kenan juga belum pulang juga.
"Astag . . . sudah jam 9 . dan kak Kenan belum pulang juga? dia kuliah atau apa jam segini belum pilang juga? huhh . . . sebaiknya aku akan menunggu sebentar lagi."
Semakin lama menunggu , mata Abel semakin berat karna kantuk . tanpa sadar, Abel sudah tertidur sambil terduduk di atas karpet dan tangganya berada di atas meja sebagai tumpuan kepalanya.
* * *
jarum jam menunjukan pukul 11.30 malam. kenan baru saja pulang dari kantor , karna tadi sehabis pulang kuliah ia terus ke kantor ayahnya karna ada beberapa kepentingan yang harus ia selesaikan sekarang juga.
"Huhhh !!! rasanya melelahkan sekali. Sebaiknya aku langsung isturahat saja , besok ada jam kuliah pagi lagi." Kenan bergumam sambil berjalan dan satu tangannya menenteng jaketnya.
Kenan berjalan hingga tiba di ruang tengah, lampu masih menyaala terang.
"Apa para maid lupa mematikan lampunya sebelum mereka beristirahat?" tanya Kenan pada dirinya sendiri.
Tanpa sengaja pandangan Kenan mengara ke sofa , dan ternyata ada Abel yang menelungkup wajahnya di meja. dan ia langsung mengerutkan dahinya.
"Ngapain coba tuh anak tidur di sana? sudah begitu terduduk di bawa lagi. untung saja ada karpetnya, coba saja kalau tidak ada karpetnya pasti suda masuk angin tuh anak. Apa kasur di kamarnya kurang nyaman sehingga ia pindah tidur di sini? " Kenan berkata sambil berjalan menghampiri Abel yang tidur sambil terduduk.
"Dasar bocah tengil !" Kenan Mengelus rambut Abel pelan, dan sang empu sama sekali tidak bergerak. Tidur Abel sangat pulas hingga di tidak menyadari sama sekali adanya pergerakan dari sekitarnya.
Dengan pelan Kenan mulai menggendong Abel ala bridal style dan membawanya menuju kamar.
Begitu tiba di depan kamar Abel, ia kesulitan membuka pintu kamar. tanpa kehabisan akal Kenan membuka pintu kamar itu menggunakan siku tangannya. begitu pintunya terbuka , Kenan berjalan pelan masuk dan menuju ranjan Abel berada. di baringkanya Abel dengan sangat hari - hati.
Kenan juga menyelimuti Abel hingga batas perutnya , mengurangi suhun AC , merapatkan tirai dan memadamkan lampunya.
"Tidur yang nyenyak , ya Bel ." kenan merapikan anak rambut Abel yang berantakan dan memandangi wajah damai Abel saat tidur.
"Anak yang manis ." gumam Kenan dengan tersenyum simpul.
Setelah semuanya selesai , Kenan segera keluar dari kamar Abel. setelah menutup pintu Kenan berjalan menuju ke kamarnya sendiri yang berada di samping kamar Abel. sesampainya di kamar kenan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berniat akan langsung tidur. karna ia sungguh sangat kelelahan hari ini.
Sebelum ia terlelap tidur , ia masih sempat tersenyum mengingat tingkah laku Abel.
※※※※
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak sepupu pelindungku
Teen FictionWarning !!! banyak mengandung adegan 21+++ Abellia putri ( 10 ) memiliki nasib yang begitu malang , kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan . Abel tumbuh besar bersama kakak sepupunya Kenan Aditama (18) karna tak ada satu kerabatpun yang ing...