Bab 28

2.2K 23 0
                                    

Puas dengan tangisanya, Abel membasuh wajahnya dan bercermin untuk memastikan mata dia tidak bengkak karena menangis, dia tidak mau membuat Kenan cemas dengan keadaanya lagi.

Setelah memastikan semua beres dan tak ada yang mencurigakan, Abel keluar dari toilet dan langsung mencari Kenan. Ternyata Kenan sedang menata makanan di meja makan untuk dirinya dan Abelia.

Segera Abel mendekati dan ingin mengambil alih pekerjaan Kenan.

"Kak, sini biar aku saja yang siapin semuanya, kakak tunggu saja."

"kamu duduk saja Bel, biar kakak uang melakukannya sendiri. kakak bisa kok."

Abelia duduk dengan tidak tenang saat melihat kakaknya malah sibuk sendiri.

Selesai menata semua makanan, Kenan langsung duduk di sebelah Abel. Dia mengambilkan makanan untuk di makan Abel juga. Perlakuan manis seperti ini menyesakkan dada Abelia.

"Bel . . Setelah makan, ada yang ingin kakak bicarakan."

Perkataan Kenan tadi , seketika membuat napsu makan Abel hilang. Rasa lapar sebelumnya lenyap begitu saja entah kemana, mereka menikmati makanan dalam diam. suasana canggung itu masih terus ada di sekitar mereka.

Sampai Kenan dan Abel selesai makan, dan Abel bersikeras akan membereskan semua piring kotor di meja makan dan meminta Kenan menunggu saja, Kenan dengan terpaksa mengikuti semua ke inginan Abel.

Abelia sebenarnya hanya ingin menunda pembicaraan dia dengan Kenan, maka dari itu dia mencari kesibukan untuk dirinya dulu. Sekesai dengan kegiatanya, Abel menghampiri Kenan . Abel melangkah dengan mantap , ia sudah menyiapkan diri untuk segala hal yang akan terjadi nantinya.

"Kak , apa yang ingin kakak bicarakan dengan aku?"

"bagaimana kalau kita menikmati liburan di villa ini? Kita menginap di sini. Besok kamu libur kan Bel . . . besok kan sabtu, jadi kita bisa menginap dan minggu pagi kita pulang ke rumah . Gimana?" tanya Kenan.

Ajakan itu keluar setelah cukup lama Kenan diam dan menatap Abelia, dia merasa perlu waktu bersama dengan Abel dan mengembalikan kedekatan mereka seperti sebelumnya.

sedangkan Abelia dengan pikiran buruknya dia sudah membayangkan setelah dari villa ini, Kenan akan menika dengan kak Karin dan mengusir dia dari mansion itu.

"Baik kak . . . aku mau menginap. Tapi baju ganti aku tidak ada. Aku tidak nyaman dengan pakaian yang sekang aku pakai. Apa di dekat sini ada yang jual baju kak? aku akan keluar dulu untuk membelinya, sekalian untuk kakak juga."

Lagi dan lagi, Abelia membuat Kenan merasa Abel sedang mebuat jarak dengan dirinya. Sebelumnya bila Abel menginginkan sesuatu dia akan merengek dan meminta kepada Kenan. Tapi sekarang Kenan mendengar kalau Abel ingin mencari apa yang di butukan dirinya sendiri tanpa meminta Kenan membantunya.

Kenan merasa sangat sakit mendapati kenyataan ini, dia tidak mengira kalau jarak dia dan Abel sudah sejauh ini. Dia mengutuki kebodohanya dulu yang sudah mengabaikan dan menjaga jarak serta interaksi dengan Abel. Ini membuat jarak mereka semakin besar, dan tidak tau apa lagi yang harus dia lakukan untuk mengurangi jarak di antara dia dan Abel.

"Egois" Kenan memang egois. Dia sebelumnya ingin menghilangkan rasanya kepada Abel dengan cara menghindar dan menjauh dari Abelia. Bahkan sampai menghadirkan Karin di kehidupannya, tapi sekarang saat tau jarak dia dan Abel sudajh sangaat jauh, dia malah ingin mengikis jarak itu dan kembali dekat denagn Abelia lagi.

Karena tidak ada jawaban dari Kenan, Abel ingin mencoba mencari sendiri tempat penjual baju di dekat villa tesebut.

"Kak, aku keluar sebentar ya. . ."

Perkataan Abel menyadarkan Kenan dari lamunannya, dia langsung menahan tangan Abel saat akan pergi menjau dari dirinya.

"Disini ada baju perempuan kok . .  ayo kakak kasi liat kamu."

Perkataan Kenan, membuat Abel berpikir mungkin baju itu milik kak Karin. Atau baju itu milik kekasih Kenan yang terdahulu , Karena villa ini jarang di kunjungi oleh Kenan.

Yang sebenarnya adalah, Kenan memang menaru baju - baju itu untuk Abelia. Dia sering datang ke villa ini untuk menenangkan diri dan berhayal Abelia akan di ajak datang kemari dan memakai semua baju yang dia sediakan. Dan sekarang semua terwujud menurut Kenan, tapi Abel merasa tidak senang sama sekali.

Sesampainya di kamar, Kenan menunjukan beberapa pakaian untuk Abelia yang ada di dalam lemari.

"Apa baju ini milik kak Karin kak? " tanya Abel penasaran.

Pertanyaan Abel membuat Kenan agak kaget dengan pemikiran adiknya, padahal Kenan tidak pernah mengajak siapapun ke villa ini . Abelia adalah orang pertama yang sangat ingin ia ajak ke villa ini , dan hari ini semua itu sudah terwujud. Tapi keadaan hubungan mereka malas seperti ini, seperti orang asing yang tak mengenal satu sama lain.

Kenan sibuk dengan fikiranya sendiri, sampai Abel mengira kalau dia seharusnya tidak mananyakan hal itu. Dia lagi - lagi mengutuki dirinya yang selalu membuat kesalahan dengan bertanya hal seperti ini kepada Kenan. Dia seharusnya menerima saja baju siapapun yang di berikan padanya saat ini , dia tidak ada hak untuk memilih lagi seperti dulu.

Jadi Abel langsung mengambil baju untuk dia pakai tanpa bicara dan meninggalkan Kenan ke toilet untuk ganti baju.

Kenan akhirnya sadar dari lamunanya saat mendengar suara pintu toilet tertutup.

"Bodoh. . . Abel pasti berpikir aku sengaja memberikan dia baju bekas orang lain kepadanya. Seharusnya tadi aku langsung menjelaskan bukan malah melamun hal yang tidak penting sama sekali." gumam Kenan.

Sambil menggerutu, Kenan mengambil pakaian dan mulai berganti baju di toilet luar dekat dengan dapur.

Sedangkan saat ini di rumah Kenan, sedang terjadi kehebohan karena Abeli tidak pulang ke rumah saat hari sudah menjelang malam. Sopir yang menjemput abelia juga sudah mengabarkan kalau Abelia tidak ada di sekolahnya.

Biasanya kalau Abel sedang Part time , Abel akan beralasan ada kelas tambahan , mengerjakan tugas dengan tema , dan masih banyak lagi . Abel selalu kasih kabar ke orang rumah , tapi kali ini tak ada kabar apa pun dari Abel.

Semua pekerja sedang kelimpungan karena hal ini, mereka tidak mau terkena amuk singa yang sudah lam tidur.Mereka tidak bisa membayangkan apa yang akan mereka hadapi kalau sampai jam pulang kantor tuan mereka tidak menemukan abelia di rumah.

"Aduhhh non. . . Diman nona saat ini? Kenapa tidak ketemu juga. . Dimana lagi bibik harus mencari nona. .  Tuan pasti akan menghukum bibik dan yang lainnya kalau sampai nona tidak ada dii rumah."

Bibik Nanik sangat dekat dengan Abelia sampai dia mempunyai panggilan khusus untuk abelia. Abelia sendiri sudah di anggap anak oleh Bik Nanik, maka dari itu dia tau kalau Abelia sedang menyimpan banyak masalah sendiri.

* * * *

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang