Bab 29

2.2K 19 0
                                    

"Apa aku harus telepon asisten Thomas ya? Semoga dia bisa bantu."

Bibik Nanik langsung menelpon Asisten thomas yang sedang sibuk dengan berbagai macam pekerjaan di ruanganya.

"Halo . .. "

"Halo tuan Thomas. . . saya bibik Nanik , ingin bicara sesuatu."

Thomas yang tak pernah di telfon oleh pembantu rumah tangga Kenan sontak membuat Thomas langsung menegakkan badan dan merapalkan doa di dalam hatinya semoga semua baik - baik saja.

"Tuan. . . Nona muda menghilang dari sekolahnya, kami sudah mencarinya kemana - mana. Tapi tidak menemukannya sama sekali. .. Toling bantu kami menemukan nona muda tuan . .. sebelum tuan Kenan datang dan mengamuk." ucap bik Nanik dengan suara gemetar karna takut.

Thomas di dalam ruangannya sedang diam mematung tidak bisa bicara, nyawanya seperti di cabut paksa setelah mendengar berita ini. Sebelumnya ia sudah terkejud dengan fakta Abelia membayar uang sekolahnya sendiri, sekarang di tambah Abelia menghilang. Ingin sekali Thomas menenggelamkan dirinya sendiri di danau untuk menghindari kemarahan Kenan. karena itu lebih baik dari pada dia harus di mutilasi dengan kejam oleh Kenan nantinya.

Sedangkan yang sedang di khawatirkan mala sedang bersama menikmati waktu berdua.

Thomas asisten sekaligus orang kepercayaan dari Kenan. Dia masih muda dan sangat pekerja keras, dulu dia di tolong oleh Kenan saat dia di bulli di sekolahan yang sama dengan Kenan . Dia merasa banyak berhutang budi dengan Kenan , jadi Thomas memutuskan mengabdikan hidupnya kepada Kenan.

Sebelumnya semua berjalan dengan sangat lancar dan aman saat dia bekerja dengan Kenan. Tapi, semua berubah saat munculnya Abelia di kehidupan Kenan. Perubahan baik dari Kenan memang Thomas sukai, Kenan menjadi lebih bisa memanusiakan manusia lainnya. Tetapi, buruknya adalah tempramen Kenan akan selalu terpancing apabila menyangkut Abelia.

Sudah berkali kali Thomas hampir mati karena sifat posesif dan protektif Kenan kepada Abelia. Saat Abelia terjatuh dan sakit yang mengharuskan Abelia di rawat di rumah sakit, itu adalah salah satu contoh dari sifat posesif dan protektifnya Kenan.

Kali ini, mungkin memang akan menjadi akhir untuk hidup thomas. Abelia hilang di sekolahnya saat Kenan tidak ada di kantor .

Anak remaja hilang , dan belum ada yang menemukanya. Thomas sangat  frustasi dengan hal ini.

"Kemana aku harus mencari Abelia sekarang? Ayo lah nona muda, tolong jangan menyulitkan aku lagi. Apa anda tidak tau bagaimana kucing manis anda itu akan menjadi singa buas saat terjadi sesuatu kepada anda? Kenapa anda sangat sering membuat saya jantungan. Sepertinya aku harus memeriksakan diri ke dokter, mungkin saja tekanan dara ku sedang tinggi sekarang dan aku juga sakit jantung akibat ulah nona muda." gumam Thomas.

Sambil terus menelusuri jalan, Thomas terus mengomel sendiri sepanjang jalan. Dia berencana ingin menikmati pekerjaan dengan tenang dan menyusun masa depan dengan baik. Tapi yang ada sekarang, mungkin dia bisa mati muda bila mengalami hal macam seperti ini setiap hari.

Hari sudah larut malam, dan sudah berulang kali juga orang rumah Kenan menanyakan bagaimanan hasil pencariannya terhadap Abelia. Tapi sampai sekarang dia belum menemukannya, jadi terpaksa thomas harus memberi kabar kepada Kenan soal Abelia yang menghilang.

Tetapi, dia harus bicara langsung dengan Kenan agar bisa meredam sedikit emosi dari Kenan, dan mengurangi resiko kecelakaan. kalau seandainya Kenan pulang ke rumahnya dengan mengendarai mobil secara ugal ugalan.

"Ha - Hallo tuan, Tuan. . .  a - ada di mana?" tanya Thomas dengan nada gugup.

Saat telfon terhubung , Thomas mendadak menjadi sulit bicara. Dia bingung harus bagaimana caranya menyampaikan hal ini kepada Kenan, sepertinya dia sedang di hadapkan dengan pilihan hidup dan mati.

"Kenapa suara mu begitu thom? Ada masalah?"

Pertanyaan yang terdengar sederhana dan perhatian itu, bila di dengar dalam keadaan tenang dia akan senang. Tapi saat ini pertanyaan itu seolah sebuah pisau yang sudah menempel di lehernya. Jadi salah bicara sedikit saja, hidupnya dalam masalah.

"Emm . . tuan ada di mana saat ini?"

"Aku di villa pribadi ku di luar kota, ada apa? Bicara saja."

"Sebaiknya saya kesana saja tuan, saya akan menyampaikannya secara langsung kepada anda."

Setelah Thomas bicara begitu, dia langsung tancap gas untuk menemui Kenan. Dia tidak mau menunda lebih lama lagi hal ini, karena bisa saja nona mudahnya dalam masalah saat ini. Dan itu bisa membuat dia dalam masalah besar nanti.

Thomas juga sudah mengabari orang rumah Kenan, dan mereka semua berjaga malam ini dan sudah bersiap akan menerima amarah dari Kenan. Sedangkan Karin, dia malah sedang asyik berkencan dengan pacarnya di apartemen milik pacarnya.

Dalam perjalanan Thomas sudah berulang kali menyebut nama tuhan untuk menenangkan dirinya. Selain itu, dia juga berdoa agar Kenan tidak marah dengan dia.

Sesampainya di villa, Thomas langsung di sambut oleh Kenan. Karena saat itu, Abelia sedang mencuci piring di dapur.

"Ada perlu apa malam - malam begini Thomas?"

Dengan susah payah Thomas menelan ludahnya karena tiba - tiba dia tidak bisa bicar lagi, padahal tadi di jalan dia sudah berlatih bicara kepada Kenan.

"Begini tuan, Nona muda. .  tadi saat pulang sekolah sudah tidak ada di sekolahannya. Sopir yang menjemput nona sudah bingung mencari nona mudah kemana - mana, tapi sampai sekarang tidak menemukannya. Saya juga sudah mencari di berbagai tempat tapi tidak ada menemukan nona muda." ucap Thomas gugup.

Kenan tidak menjawab apapun dia sadar, dia sudah membuat kesalahan dengan tidak mengabari siapapun soal Abelia sedang bersama dirinya. Dia merasa bersalah sudah membuat banyak orang repot dengan perbuatan dia. Tetapi, saat dia mau berbicara tiba - tiba Thomas berteriak.

"Haaaaaaa no  no - nona , nona mu - muda? Nona muda . . . Nona anda ada di sini?" tanya Thomas dengan terbata dan kaget tak menyangka nona mudahnya berada di sini, orang yang dari tadi ia cari.

Refleks Thomas langsung menyentuh bahu Abelia untuk memastikan kalau yang di depannya memang benar Abelia, nona mudahnya. Thomas berfikir dia sudah selamat dari lubang maut saat melihat Abelia.

Tapi Thomas belum sadar ,kalau  sekarang ada sepasang mata yang menatap dia dengan tajam dari belakangnya.

Abelia sendiri bingung denga sikap Thomas, jadi dia hanya diam saat Thomas memeriksa dirinya.

Setelah Thomas merasa puas memeriksa keadaan Abelia, dia baru merasakan hawa dingin di leher belakangnya. Seketika itu dia menelan ludahnya dan menoleh kebelakang.

"Sekarang ternyata memang benar akhir hidup ku."

Thomas berkata dalam hatinya seperti itu saat melihat tatapan tajam Kenan pada dirinya, karena Thomas tadi sempat menyentuh pundak Abelia.

"Tuan . . . Emmmm Anu , itu sa - saya . ..  tida --------."

* * * *

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang