Bab 27

2.9K 31 0
                                    

Sesampainya di sekolah Abel, Kenan melihat Abelia keluar dari halaman sekolahnya dan menunggu di depan. Sehingga Kenan langsung keluar untuk memanggil Abel.

Tapi sebelum keluar dari dalam mobil Kenan melihat  ada laki - laki yang mendekati Abel dan sepertinya mengobrol dengannya, mereka terlihat sangat akrab. Namun laki - laki itu langsung pergi, jadi Kenan langsung memanggil Abelia dari samping mobilnya.

Abel yang tadinya sudah memesan ojek onlin langsung membatalkanya setelah melihat Kenan dari kejauhan. Dan dia buru - buru mengirim pesan ke manager caffe tempat ia kerja untuk memberitau bahwa dia tidak bisa masuk kerja hari ini. Abel beralasan tak enak badan kepada managernya itu.

Abel yang melihat Kenan menjemputnya kaget dan badannya kaku seketika . dia diam dan berjalan dengan ragu menuju mobil Kenan.

"Kakak. . ."

Kenan tanpa mengeluarkan sepatah katapun , ia langsung masuk ke dalam mobil dan di ikuti oleh Abel.

Abelia dan Kenan sama - sama diam di dalam mobil, tidak ada pembicaraan selama dalam perjalanan menuju mansion. Mereka sama - sama sibuk dengan pikirannya masing - masing.

"Kenapa kakak tiba - tiba jemput aku? apa kakak akan memberi kabar kalau dia akan secepatnya menikahi kak Karin? Aku merasa sangat canggung untuk saat ini berada di dekat kak Kenan lagi. Sudah sangat lama sejak kami tidak bisa bersama seperti ini lagi, aku harap aku tidak mendengar kabar buruk. Atau mungkin sudah saatnya aku harus keluar dari rumah itu, dan memulai hidup sendiri. Padahal aku berharap agar bisa menunda beberapa bulan lagi , agar aku bisa melihat kak Kenan lebih lama lagi dan menghabiskan waktu sebelum aku keluar dari rumah itu. Setelah keluar dari rumah itu nanti aku tak tau bisa ketemu kak Kenan lagi atau tidak." bati Abel.

Abel sibuk dengan pikiran buruknya yang selalu dia pikirkan setelah kejadian 6 bulan lalu. Kenan juga tidak jauh berbeda, dia merasa canggung untuk saat ini di dekat Abelia dan dia juga sedang menekan rasa cemburunya kepada laki - laki mudah tadi.

" Kenapa jadi begini, aku merasa sangat canggung dengan keadaan kami sekarang. Apa aku terlalu jauh dengan Abel saat ini? Aku tidak ingin suasana begini terus terjadi kepada ku dan Abel kedepannya. Aku tidak mau kalau nanti ada yang bisa dekat dengan Able melebihi dekatnya dia dengan aku, laki - laki tadi sepertinya tertarik pada Abel. Aku akan menjauhkan dia dari Abel secepatnya, tidak boleh ada yang mendekati Abelia. Dan jangan sampai Abel tertarik dengan mereka nanti." batin Kenan.

Abelia melihat ke luar jendela mobil dan menyadari mereka tidak sedang dalam perjalanan pulang ke mansion.

"Kak maaf, kita mau kemana? Ini bukan jalan pulang bukan?" tanya Abel .

cara bicara Abel kepada Kenan menyadarkan Kenan, kalau ada yang salah saat ini. Abelia seperti segan dengan dia dan terkesan menjaga jarak dengannya, dalam waktu 6 bulan banyak hal ternyata yang berubah . bahkan Kenan tidak  menyadarinyan karna sibuk dengan pemikirannya sendiri.

'Bel. . . kenapa cara bicara kamu jadi gini dengan kakak bel?"

Tersentak kaget Abelia mendengar pertanyaan kakaknya, dia memang tidak pernah berkomunikasi lagi  dengan kakaknya secara intens seja 6 bulan yang lalu. hanya sebatas sapaan saja yang sering dia lakukan kepada Kenan, karena Kenan terkesan menjauh dari dirinya dan menjaga jarak.

Menekan rasa sesak di dadanya, Abelia berusaha telihat baik - baik saja dan tersenyum kepada Kenan.

"Perasaan kakak saja mungking, aku tidak ada berubak kok ka?"

Kenan sesekali melihat  kearah Abelia untuk memastikannya, dia ingin tau kenapa jarak antara mereka menjadi semakin jauh begini.

"Kita akan jalan - jalan berdua bel . .  kakak ingin menghabiskan waktu bersama kamu."

"Apa kakak tidak sibuk? Atau kakak perlu tempat dan waktu untuk bicara berdua dengan aku? Bicara saja di sini kak . .. aku tidak bisa kalau harus jalan - jalan saat ini. Banyak tugas yang harus segera aku selsaikan."

"Apa kamu tidak mau jalan - jalan dengan kakak bel?"

Kenan tidak tau saja , saat ini abelia berusaha sangat keras untuk menahan tangisnya. Sudah lama sejak dia bisa pergi bersama dengan Kenan, dia ingin. Sangat ingin malahan untuk jalan berdua dengan Kenan. Tapi itu bisa membuat dia semakin sulit nantinya untuk hidup sendiri, dia tidak mau lemah saat dia harus keluar dari rumah Kenan.

"Maaf kak , bukan begitu. Ya sudah ayo kita pergi kemana saja yang kakak mau."

Lagi - lagi perkataan Abel membuat Kenan tidak nyaman, jadi Kenan memutuskan untuk diam dan melanjutkan perjalanan ke bukit. Ke Villa pribadi milik Kenan, dan villa itu tidak ada yang tau kecuali dirinya.

Mereka berdua sama - sama diam dan sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Abelia tetap berusaha agar kalau saat berbicara suaranya tidak  bergetar sama sekali. Dia tidak mau ketauan oleh Kenan kalau dia sedang menangis.

dia tidak ingin merepotkan Kenan lagi dengan tingkah lakunya yang manja.

Sesampainya di villa, disana suasananya sangat bagus sejuk dan segar. Abelia sebelum keluar mobil, beberapa kali mengatur napasnya agar bisa lebih tenang.

Sedangkan Kenan sudah keluar lebih duluh untuk membukakan pintu untuk Abelia.

Perlakuan manis kenan semakin membuat Abelia takut, dia takut dengan berbagai hal dan dia rasa dia sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi. Dia ingin menangis sebentar untuk menghilangkan sesak di dadanya.

"Terima kasih kak. kak, apa ada toilet? aku ingin ke toilet sebentar."

"Ada di dalam ayo."

kenan mengulurkan tangannya kepada Abelia untuk di pegangnya, tapi Abel pura - pura sibuk dengan barang bawaanya. Tas dan buku pelajaran dia , seharusnya di bisa tinggalkan di dalam mobil saja. Tapi demi menjaga suasana agar tidak canggung jadi dia bawa semua kedalam villa.

Uluran tangan Kenan tidak di ambil oleh Abel, dan hal itu semakin membuat dirinya bertanya - tanya kenapa dengan Abelia sebenarnya.

sesampainya di dalam villa, Abel langsung ke toilet untuk meluapkan segala emosinya yang sudah ia tahan sejak tadi. Dia menghidup kan air  agar di dalam toilet berisik dan bisa meredam suara tangisannya, Abel menangis sejadi - jadinya di dalam sana. Sedangkan Kenan menunggu di ruang tamu sambil memesan makanan untuk mereka berdua, karena di tempat ini tidak tersedia bahan makanan apapun.

"Aku mohon, jangan begini lagi. Bila memang kakak ingin menyampaikan akan menikah dengan kak Karin, jangan di tempat begini dan suasana seperti ini. Aku tidak berharap mendengar kabar itu dalam suasana begini. Perlakuan kakak pada ku juga, aku merasa tidak sanggup untuk menghadapinya. Aku gak bisa begini lagi, aku harus kuat. Jangan menangis dan merepotkan lagi . .  . Aku harus kuat. Tidak boleh merepotkan lebih banyak lagi, harus sadar dengan posisi dirimu. Kamu harus bersyukur masih bisa di ajak pergi kesini dengan kakak saat dia sibuk. jangan egois, tersenyum saja dan semua akan baik - baik saja. Hidup sendiri tidak terlalu buruk, semua kenangan mereka sudah aku simpan di dalam hati ini. Jadi tidak ada alasan lagi kalau memang harus pergi, cepat atau lambat ini pasti terjadi." batin Abel di sela - sela tangisannya.

* * * *

Kakak sepupu pelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang