00. Prologue

2.7K 208 6
                                    

..........

"Aku bilang, tinggalkan pelacur itu!" Teriak seorang wanita dengan deraian air mata menodongkan sebilah pisau tajam pada seorang pria yang diyakini adalah suaminya sendiri.

Rumah mewah yang harusnya menjadi tempat ternyaman untuk pulang, berubah menjadi tempat menyeramkan untuk anggota keluarga yang tinggal didalam nya.

"Turunkan benda itu sekarang juga, yeobo. Kita bisa bicarakan ini baik-baik." Lee Dong Wook berusaha meraih lengan sang istri agar menjatuhkan benda tajam tersebut. Dia hanya tidak ingin istrinya melakukan hal bodoh pada bayi yang berada dalam kandungan nya.

Melihat wajah sang suami yang tampak tidak merasa bersalah setelah dirinya memergoki sang suami tengah bermesraan bersama wanita lain, Yoo In Na semakin ingin menghunuskan pisau tersebut tepat diwajah suaminya.

"Kau tahu?betapa lelahnya aku mengurus putri kita dan bayi dalam kandungan ini. Apa kau tidak bisa menghargai ku sedikit saja?"

Suara lirih Yoo In Na begitu menggema didalam sebuah mansion yang sudah sangat berantakan terlebih di area dapur.

"Mengapa kau tega bermain gila bersama wanita lain, sedang aku kesusahan membawa bayi ini sendirian!"

Benar saja, pisau tersebut hampir menghunus perut buncitnya itu jika Lee Dong Wook tidak segera menahan lengan sang istri. "Jangan melakukan hal gila pada putriku."

"Lepas! kau bahkan tidak peduli padaku, untuk apa aku mempertahankan bayi ini." Akhirnya Lee Dong Wook berhasil menjatuhkan pisau tajam tersebut dan langsung memeluk sang istri walau yang dia dapat hanya pukulan.

"Aku... akan segera meninggalkan wanita itu, aku janji. Jangan kau sakiti bayi kita,eoh." Pelukan Lee Dong Wook nyatanya mampu menenangkan amarah Yoo In Na yang membara.

Wanita mana yang baik-baik saja ketika tahu bahwa kekasih hatinya bermain gila bersama wanita lain. Hati seorang wanita mana yang bisa menerima hal tersebut.

Namun dengan tiba-tiba hujan badai semakin kencang menerjang wilayah mansion tersebut.

Angin yang berhembus mampu menerbangkan kain gorden didalam mansion tersebut, lampu yang sejak tadi menerangi perdebatan mereka seketika padam menyisakan suasana gelap didalamnya.

Pintu mansion terbuka lebar, suara langkah kaki terdengar jelas oleh pendengaran mereka. Dalam keadaan basah kuyup terlihat seorang wanita yang berjalan tertatih mendekat pada mereka.

"Tolong... jangan tinggalkan aku." Ucapnya lirih terduduk bersimpuh di hadapan kedua pasangan suami istri yang baru saja bertengkar itu.

"Kim... Seo Yeon?" Lee Dong Wook menahan napasnya kala wanita yang selalu menemaninya akhir-akhir ini datang dalam keadaan berantakan. Yoo In Na semakin mengeraskan rahangnya melihat wanita tak tahu malu itu.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku, aku membutuhkan mu. A-Aku tengah mengandung anakmu." Kilatan petir dan suara gemuruhnya membersamai ucapan Kim Seo Yeon.

Mendengar hal itu Yoo In Na memijit kepalanya dan berusaha bertumpu pada meja bar. "Shibal."

"Katakan padaku sekali lagi,kau...mengandung anak ku?" Lee Dong Wook mendekat pada Kim Seo Yeon dan mengangkat tubuh ringan itu agar berdiri dengan baik.

"Tolong, jangan tinggalkan aku. Kau harus bertanggung jawab atas bayi ini, setelah apa yang telah kita lakukan apa kau tega membiarkan bayi ini kehilangan seorang ayah?" Kim Seo Yeon membawa tangan kekar itu menuju perut nya yang masih rata.

"Wanita tak tahu diri!" Yoo In Na berjalan dan menyerang Kim Soe Yeon. Lee Dong Wook sempat kewalahan memisahkan keduanya karena mereka masih diliputi amarah.

Tak disadari oleh mereka, jika putri sulung Lee Dong Wook dan Yoo In Na yang masih berusia sepuluh tahun itu menatap perkelahian orang dewasa dari atas tangga. Rasanya menakutkan melihat sang ibu yang diperlakukan kasar oleh wanita asing itu.

"Eomma, jangan sakiti adik bayi." Ucapnya ketakutan melihat sang ibu yang saling memukul dengan wanita asing dibawah sana.

Akhirnya Lee Dong Wook memaksa keduanya untuk menghentikan perkelahian itu dengan sedikit tenaga nya. Kim Seo Yeon terhuyung menabrak meja hingga membuatnya tersungkur.

Sedangkan Yoo In Na terjatuh dengan posisi perutnya membentur salah satu anak tangga. Keduanya sama-sama meringis kesakitan, Lee Dong Wook mengepalkan tangannya merasa bersalah pada kedua wanita itu.

Rasa bersalah itu semakin mendalam saat dirinya melihat cairan berwarna merah pekat yang mengalir memenuhi kaki putih sang istri. Yoo In Na meringis memegangi perutnya yang terasa sangat sakit.

"Y-Yeobo... putriku. Bertahanlah, aku akan segera membawamu." Lee Dong Wook langsung membopong Yoo In Na keluar dari mansion menuju rumah sakit meski hujan badai tengah menerjang kota Seoul.

Meninggalkan Kim Soe Yeon yang tak sadarkan diri dilantai yang dingin itu. Gadis yang sejak tadi memperhatikan kejadian memilukan itu, dengan perlahan menuruni tangga dan berjalan mendekati Kim Seo Yeon.

"Ahjumma membuat adik bayi terluka. Kau sudah membuat Eomma kesakitan." Dia memukul perut Kim Seo Yeon sedikit kencang dan meninggalkan tanda dengan menggigit lengannya sekuat tenaga hingga menimbulkan luka.

"Andwae! Jangan dekati dia. Tidak seharusnya kau melihat semua kejadian ini, nak." Akhirnya, salah satu pengasuhnya membawa dirinya pergi menjauh dan kembali menidurkan putri sulung yang dewasa ini.

-Prologue-

Rubyfaj, 20 April 2024

Note.

Annyeong Yeorobun.....

Selamat datang di lapak baru, semoga cerita ini dapat menemani waktu kosong kalian semuanya ya. Terimakasih kesayangan.... ❤️

Last Paper PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang