02. LastPaperPlane : Desire

1.7K 223 13
                                    


Didalam sebuah kamar mewah dengan dinding cat berwarna putih, terlihat seorang gadis tengah berkutat pada kertas-kertas yang tersebar diatas karpet bulu nya.

Suara musik dari piring hitam yang berputar memenuhi ruangan tersebut membuat nya terdengar damai dan tenang, mengeluarkan nada yang indah menjadi sesuatu hal yang sangat Lisa sukai.

Lalisa Lee, seorang gadis cantik dan berponi yang baru saja menginjakkan usia 15 tahun. Menyukai hal estetika, juga memiliki sifat ambisius dan tak ada takutnya. Kecuali, pada saudaranya.

Kamar luas, cantik dan terawat itu adalah tempat ternyaman bagi Lisa selama lima belas tahun ini,tanpa mengenal kehidupan selain didalam mansion nya sendiri.

Terkurung didalam rumah mewah selama belasan tahun membuat Lisa sudah terbiasa dengan segala aktivitas yang ada didalam nya tanpa tahu bagaimana keadaan dunia luar yang menyenangkan untuk usia nya.

Meski keluarga nya menfasilitasi apa yang dia butuhkan,Lisa tidak pernah merasa puas. Hanya bertegur sapa dengan para manusia didalam mansion, membuat Lisa mulai merasa bahwa hidupnya sangat membosankan.

Satu persatu kertas yang berserakan tadi Lisa sulap menjadi sebuah pesawat kertas. "Aku ingin melihat dunia." Seperti itulah coretan-coretan pada kertas yang Lisa tulis.

Setidaknya ada sepuluh pesawat kertas yang Lisa buat. Membawa sebuah kotak dan memasukan pesawat kertas tersebut satu persatu.

Siang ini langit begitu indah menampakkan warna biru yang membentang. Lisa berjalan menuju balkon kamarnya, yang memiliki view sebuah hutan dan danau dengan dua angsa putih sebagai penghias nya.

Mulai menerbangkan satu persatu pesawat kertas tersebut yang pasti akan berakhir disekitar danau tersebut. Setelah nya para maid akan senantiasa membersihkan sekitaran danau itu dari pesawat kertas yang bungsu Lee terbangkan.

"Jalanan itu akan menembus kemana,ya?" Ucap Lisa yang melihat jalanan tanpa batas depan matanya itu.

Mansion mereka berada sedikit jauh dari pusat kota Seoul dan jauh dari hingar bingar manusia. Hanya lapang hijau yang luas membentang adalah pemandangan yang hanya mampu Lisa rasakan sehari-hari nya.

Tidak pernah ada manusia lain yang berinteraksi dengannya selain keluarga, maid dan guru pribadi kesayangan nya.

Merasa bosan, Lisa kembali masuk kedalam kamarnya dan menyiapkan peralatan lukis yang sangat dia sukai. Mengikat rambut coklat nya dan siap bertempur dengan cat juga kuas.

Selama Lisa hidup didalam mansion, keluarga dan juga guru pribadi nya itu mulai mengetahui dengan mudah apa kegemaran dan bakat Lisa.

Salah satunya adalah melukis, meski masih terlihat berantakan namun seiring berjalannya waktu, Lisa mampu meningkatkan kemampuan nya.

Piring hitam disudut ruangan belum juga menyelesaikan tugasnya, terdengar alunan musik klasik membuat kamar Lisa terasa lebih hidup.

Jari lentik itu mulai menyatukan warna pada sebuah kanvas. Kuas lah yang menjadi perantara sebuah perasaan dan juga keelokan sebuah karya.

"Apa yang kau gambar--"

"Kamchagiya!" Suara dan usapan lembut pada bahunya membuat Lisa terkejut hingga tak sengaja menjatuhkan kuas ditangan nya.

Seorang wanita tersenyum lebar pada Lisa, dengan senyuman manis nya hingga membuat matanya berbentuk seperti bulan sabit.

"Astaga... kau membuatku terkejut, Eomma." Lisa menggerutu saat ibunya memeluk lehernya dari belakang dengan gemas.

"Aigo, mianhe sayangku... ingin makan siang bersamaku?" Yoo In Na memutar tubuh Lisa dan sedikit membungkuk membenarkan beberapa helaian rambut yang menutupi mata cantik putrinya itu.

Last Paper PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang