..........
Jennie berjalan menuju tangga darurat yang berada di ujung koridor. Rumah sakit di kota Paris dan di Seoul sangat berbeda. Di rumah sakit ini, mereka tidak bisa sembarang memutuskan sesuatu tanpa persetujuan pihak rumah sakit.Jennie terduduk di salah satu anak tangga, sedikit jauh dari keberadaan ibunya yang asik menatap putrinya dari luar ruangan. Jennie kembali mencoba untuk menghubungi Chaeyoung dan juga Lisa.
"Aku merindukan mu." Ungkap Jennie yang melihat wallpaper ponselnya berupa wajah ceria Lisa.
Jennie menggigit bibir bawahnya saat panggilan video darinya tak kunjung Chaeyoung jawab, entah apa yang sedang dia lakukan.
Pip.
"Ouh? Unnie!"
Suara melengking di tambah dengan wajah yang Jennie rindukan di seberang sana mampu menghangatkan suasana hatinya saat ini.
Suara yang terdengar ceria itu membuat sudut bibir Jennie terangkat begitu saja, akhirnya Jennie mampu menyapa Lisa yang seharian ini tidak terlihat keberadaannya.
"Unnie Annyeong... Bagaimana keadaanmu disana? Eomma, Appa eodisseo?"
Layar ponsel Jennie penuh dengan wajah Lisa yang dia rindukan. Mata Lisa bergulir memperhatikan dengan baik keadaan Jennie dari layar itu.
"Aigoo... Kami baik-baik saja, Lisa-ya. Bagaimana keadaan disana? Mengapa anak sekolahan ini belum tertidur, hm?"
Jennie mendengar dan melihat jika Lisa tertawa salah tingkah dengan ucapan yang dia lontarkan untuk Lisa. Jennie ikut tertawa gemas mendengar Lisa yang memanggil Chaeyoung untuk berada di sampingnya."Unnie, bagaimana keadaan Jisoonie? Dia baik-baik saja bukan?"
Pertanyaan Lisa itulah yang tak ingin Jennie dengar. Jennie hanya bingung harus menjawab apalagi agar Lisa tidak khawatir dan tidak terlalu memikirkan keadaan Jisoo.
"Jisoonie baik-baik saja, dia masih tertidur karena obat yang dokter berikan."
"Jinjja? Syukurlah. Katakan pada Jisoonie bahwa aku merindukannya. Kalian harus cepat pulang dan melihatku pergi sekolah."Lisa beranjak dari tidurnya dan menyimpan ponsel sang Chaeyoung diatas meja belajar dengan mencari posisi yang pas.
Lisa mulai bercerita kembali tentang apa yang telah dia lewati seharian ini. Pelajaran apa yang dia dapatkan dan juga pengalaman-pengalaman yang belum pernah Lisa alami dia ceritakan pada Jennie.
"Sepertinya, dunia memang harus tahu jika hari pertama sekolahnya itu sangat menyenangkan. Dia benar-benar bercerita pada semua orang, Unnie."
Chaeyoung mendekat pada ponsel dan berbicara pada Jennie yang tertawa mendengarnya.
Jennie menatap lekat-lekat wajah Lisa di layar ponsel itu. Entah mengapa dadanya terasa sesak mendengar suara Lisa yang masih bercerita juga berceloteh disana.
"Apakah Lisa sudah memiliki teman?"
"Belum Unnie. Aku bahkan tidak mengerti, apakah memang hal wajar jika ada seorang teman baru yang memarahiku hanya karena aku melakukan kesalahan kecil di dalam kelas?"Jennie mengerutkan keningnya, tidak paham dengan apa yang Lisa maksud. Bahkan Chaeyoung ikut membalas ucapan Lisa disana.
"Seseorang memarahi mu? Ya! mengapa kau baru memberitahuku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Paper Plane
De TodoAngin selalu berbicara lewat pesawat kertas yang aku terbangkan. Semakin besar angin yang berhembus,semakin tinggi lah aku akan terbang membawa harapan dan impian. -L -Third story.