........
Malam ini Lisa berjalan menuruni anak tangga menuju kamar kakak sulungnya yang akhir-akhir ini tidak bisa menemuinya.
Karena banyaknya pekerjaan yang membuatnya sibuk, mengharuskan Jisoo pulang sangat larut dan tidak bisa menemui ketiga adiknya.
Terlebih karena Jisoo sedang mempersiapkan acara Paris fashion week yang dia handle sendiri.
Ini adalah hari kelima setelah tiga hari yang lalu, Lisa diperbolehkan pulang oleh Dokter.
Demam yang menyerangnya dengan cepat turun dan tubuh Lisa kembali sehat dan kuat dengan cepat karena obat yang bagus tidak akan membohongi kualitas pada tubuh seseorang yang meminumnya.
Setelah keputusan yang Lee Dong Wook buat dengan mengizinkan Lisa bersekolah, ayah dan ibunya ikut sibuk mempersiapkan segala kebutuhan dan persyaratan masuk sekolah.
Dan bahkan, secara diam-diam Lisa telah menghubungi Ji-won bahwasanya sang ayah akan segera menyekolahkan nya.
Ibunya sendiri yang menyuruh Lisa untuk menghubungi Ji-won tanpa sepengetahuan Lee Dong Wook. Karena merasa berjasa atas kegigihan Ji-won membuat Lisa bebas dari kekangan.
"Unnie, apa kau didalam? bolehkah aku masuk?" Panggil Lisa didepan pintu kamar Jisoo yang tertutup rapat itu.
Dengan balutan baju piyama berwarna biru dan boneka bebek dipelukannya, Lisa masih menunggu jawaban dari dalam.
"Apakah dia belum pulang? tapi Yeon ahjumma bilang, Jisoonie ada didalam kamar?" Menggigit bibir bawahnya, Lisa memilih untuk membuka pintu itu dan langsung masuk kedalam, tak lupa menutupnya kembali.
Lisa mengedarkannya pandangan mencari keberadaan kakaknya itu. "Aroma parfum Jisoonie sangat tercium, artinya dia memang sudah pulang."
Setelah Lisa mengendus-endus seperti kucing, dia memilih berjalan menuju ranjang hendak tertidur dan ingin memberikan kejutan dengan keberadaannya dikamar kakaknya itu.
Tepat sebelum kaki itu menaiki ranjang, pandangan Lisa teralihkan saat dirinya melihat lembaran kertas seperti dokumen dan satu tiket pesawat tergeletak diatasnya.
Lisa membacanya dengan serius, matanya membulat saat dia tahu apa maksud isi dari dokumen tersebut juga alasan ada tiket pesawat di situ.
"Daebak... Jisoonie akan pergi ke Paris besok. Tapi mengapa dia tidak memberitahu ku?"
Sambil menatap ke sekeliling arah, Lisa kembali membuka lembaran kertas itu dengan cepat. Sebuah ide tiba-tiba muncul dari kepala Lisa.
"Jika aku meminta izin pada Eomma untuk ikut bersama Jisoonie, apakah mereka setuju?"
Baru dua langkah kaki itu menjauh dari ranjang, Lisa kembali mematung dengan tangan yang meremas boneka dipelukan nya.
"Chakkaman. Ini sama saja dengan bunuh diri, Eomma pasti akan melarangku. Apalagi jika Appa tahu, pasti dia akan membatalkan sekolahku."
Lisa merinding memikirkan hal itu, seperti tahu akan konsekuensi yang dia perbuat. Sedang fokus dengan pikirannya, tiba-tiba sentuhan dibagian perutnya membuat Lisa terkejut.
"Sedang apa?kau tahu, Unnie sangat merindukanmu." Masih dengan balutan bathrob ditubuhnya, Jisoo memeluk Lisa dari belakang dan melingkarkan tangannya pada perut rata adiknya.
Lisa melirik dari arah samping, tetesan air dari rambut basah Jisoo membasahi sebagian leher Lisa yang terikat cepol itu.
Ternyata Jisoo baru saja membersihkan dirinya di kamar mandi, membuat Lisa tidak dapat menemukan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Paper Plane
RandomAngin selalu berbicara lewat pesawat kertas yang aku terbangkan. Semakin besar angin yang berhembus,semakin tinggi lah aku akan terbang membawa harapan dan impian. -L -Third story.