.....
Makan malam akan kembali dilakukan oleh keluarga Lee. Chaeyoung, Jennie dan Lee Dong Wook sudah pulang dari aktivitas nya dan siap melakukan acara makan malam ini.
Namun ada satu kursi yang masih terlihat kosong juga tidak ada tanda-tanda bahwa pemilik bangku tersebut akan ikut bergabung bersama mereka.
"Dimana Lisa, apa kalian tidak memanggil nya?" Tanya Lee Dong Wook pada ketiga putrinya yang tak menyadari jika adiknya belum bergabung.
Jisoo yang juga baru menyadari langsung teringat dengan perdebatan mereka sebelumnya. Lisa pasti masih kecewa dengan nya hingga tak ingin ikut bergabung makan malam bersama keluarga nya.
"Biar aku yang memanggil nya." Suara decitan kursi terdengar saat Jisoo berdiri dan berjalan menuju lift guna memanggil adiknya turun dan makan malam bersama.
Entah mengapa Jisoo ikut merasa bersalah jika adiknya tidak ingin bergabung dengan alasan karena perdebatan sebelumnya. Jisoo menatap sejenak kamar adiknya.
"Lisa-ya."
Panggilan pertama Lisa tak menyahuti nya. Lalu Jisoo mengetuk pintu itu sedikit keras agar adik kecilnya segera membuka pintu. "Lisa buka pintu nya, Appa menunggu mu makan malam."
Tak ada jawaban dari dalam membuat Jisoo sedikit khawatir. "Lisa buka pintunya,aku--"
Jisoo tak melanjutkan ucapannya saat Lisa sudah membuka pintu dan kini didepan nya terpampang wajah Lisa yang memerah juga cemberut.
Lisa berlalu begitu saja, meninggalkan Jisoo yang sedang menggigit bibir bawahnya karena dirinya benci melihat adiknya yang murung terlebih karena dirinya sendiri.
Lisa turun menggunakan tangga, sedangkan Jisoo turun menggunakan lift menuju lantai satu dimana ruang makan berada.
"Dimana Lisa?" Tanya Lee Dong Wook pada Jisoo yang duluan turun.
Jisoo tak menjawabnya, juga Lee Dong Wook yang tak meminta jawaban karena kini Lisa sudah berada dimeja makan, mereka menatap wajah Lisa yang murung.
"Kau menangis,hm?ada apa?" Jennie memegang wajah Lisa dan memperhatikan lingkar mata Lisa yang memerah.
Lisa menepis pelan tangan Jennie dan mulai menduduk kan dirinya bersama mereka. Jennie yang melihat Lisa dalam keadaan tidak baik itu melirik pada ayah dan ibunya.
Mereka hanya mengangguk lalu menyuruh Jennie untuk duduk dan melakukan makan malam seperti biasanya. Mereka terus menatap bungsu Lee yang hanya terdiam tanpa ingin mengeluarkan sepatah kata pun.
Padahal mereka sangat ingin mendengarkan cerita Lisa saat berada di mansion hari ini. Lee Dong Wook mulai memimpin do'a seperti biasanya,dan kini Lisa ikut berdoa dengan baik tidak seperti kemarin.
Setelah do'a selesai mereka mulai menyantap makanan dengan tenang. Lisa tidak menyadari jika kini dirinya menjadi pusat perhatian karena dia hanya terdiam menatap alas piring nya.
Mereka yakin jika Lisa mengalami hal yang tak menyenangkan hari ini. Karena Lisa adalah gadis yang ceria dan melihat wajah merah Lisa mereka semakin yakin jika ada hal yang membuat Lisa tidak nyaman.
"Lisa-ya~"
Lisa hanya menoleh pada Lee Dong Wook yang memanggil nya lembut. Merasa jika ayahnya tidak berkata apa-apa lagi, Lisa memutuskan kontak mata dengan ayahnya.
"Apa kau tidak suka dengan makanan malam ini?" Sejak tadi, Lee Dong Wook melihat putrinya hanya memainkan alas piring nya.
Mendengar pertanyaan untuk Lisa, chef yang berada di dapur pun mendengar nya dan merasa bersalah karena membuat bungsu Lee tak nyaman dengan makanan yang dia suguhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Paper Plane
RandomAngin selalu berbicara lewat pesawat kertas yang aku terbangkan. Semakin besar angin yang berhembus,semakin tinggi lah aku akan terbang membawa harapan dan impian. -L -Third story.