Bersama rinai yang merintik lembut,dia menenun huruf dari 26 abjad menjadi kalimat hingga berbaris rapi. Sedikit sayu,sisa insomnia semalam,menyipit namun terus dipaksa membelalak. 10 jari itu nampak lihai menari di atas papan ketik,penuh semangat namun sunyi. Pelan tapi pasti,mulai terliahat kata demi kata menjadi alinea yang panjang.
Tentang januari,semua harapan yang di susun lagi,semua keinginan yang di dikte lagi,semua impian yang di usahakan lagi,melebur,kembali ke titik awal. Saat ia melihat orang-orang saling berlomba menuju titik tertinggi,ia hanya hanya merenung "tak apa jika memang harus berada di tempat yang sama,tapi dengan isi kepala yang berbeda".
Dia hampir sudah terbiasa dengan semua tata letak yan terlewati sampai beberapa tahun ini,seolah sudah berada di tempat yang semestinya,namun dia tetap merasa ada yang salah.Tak seharusnya dia memaksakan diri untuk nyaman,harusnya dia berusaha untuk menjalani yang memang nyaman bukan memaksa untuk nyaman di tempat yang selalu membuatnya kesepian.
Iya,rasa takut,cemas,malu,canggung,bingung melingkar tanpa ujung. Dia masih kewalahan dengan sisa cerita yang ternyata belum usai. Dia ternyata harus melanjutkan perjalanan yang belum sampai ke tujuan.Lalu apa yang harus dimulai?
Semua ambisi-ambisi itu kadang tumbuh,berapi-api,meledak-ledak,membumbung tinggi kemudian luluh lantak,hancur lebur... Lagi...
Adakah kali ini akan menemukan titik tujuan? atau harus coba lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tentang Hari ini
RandomMari ceritakan tentang hari ini.Mari tersenyum hari ini,hari esok dan seterusnya.Sampai suatu saat waktu mengusaikan.