Sesak

33 1 0
                                    

Dan mungkin ini memang tercampakan.Semua yang diberikan seutuhnya,terbalas sekedarnya.Waktu yang sekuat tenaga diberikan sepenuhnya di balas sebisanya,itupun kalau mau.Seringnya hanya abai,semua perbincangan yang di impikan memang hanya jadi sebuah mimpi.Ada yang terasa sangat sesak,disini..."Tapi kenapa harus sedih ? Bukankah kamu yang minta ? " Aku mengangguk meng"iya"kan.Pikirku,kamu mengerti.Aku memberi kamu peluang untuk lebih fokus pada yang sedang kamu jalani.Bukan mencari orang baru untuk mengisi kekosongan selepas kepergianku.Atau memang seperti itu aslimu? Oh iya....Aku baru ingat...Bukankah aku juga dulu hanya pelampiasan ? Pengisi kekosongan ruang di dirimu setelah dia memilih berubah haluan,menggenggam tangan lain,bersandar di bahu yang lain.Bukankah aku hanya kau gunakan sebagai obat untuk lukamu yang begitu menyesakkan itu ? Ketika kamu memberi sepenuhnya,mengorbankan segalanya dan kamu bilang ternyata dia lebih bahagia dengan yang selalu bersamanya.

Jika kamu pernah merasakan semua sesak itu,kenapa kamu lakukan hal yang memuakkan itu padaku ? Bukankah kamu sudah tau rasanya seperti apa ? Apakah hatimu telah mati rasa karenanya ? Dia yang kamu bilang menyakiti tapi tetap kamu pedulikan kesedihannya,kamu khawatirkan tak ada yang menghapus air matanya ketika batinnya terluka.Sedang aku,menelan semua tetes yang jatuh.Menjahit sendiri luka yang tetiba menganga.Menunggu dengan cemas balasan pesan yang ku kirim,yang dengan santainya kamu balas sehari kemudian dengan nada yang biasa saja seolah tak terjadi apa-apa.Sungguh aku membuang-buang waktu.Tapi sialnya hati dan pikiranku telah buta.Aku menyamankan diri dalam dimensi pesakitan.Dengan ribuan keyakinan suatu saat kamu akan mengerti dan melihat ke arahku.Mari melanjutkan perjalanan,jangan liat lagi masa yang lampau.Tolong yakinkan raguku.Aku takut..

Selasa(4Des'18)

_Ismii Ana

Cerita Tentang Hari iniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang