BAB 10: Pendirian Kheira

516 18 0
                                    

Saya punya pendirian. Saya ada ketika dibutuhkan dan saya pergi ketika dicampakkan. Saya nggak butuh penghargaan dari orang sok tau tentang hidup saya.

~Elista Kheirana

Happy Reading!

BRAK!

"Itu karena lo masih ngerusuh ke hidup gue, Adrian!" Kheira menggebrak meja dengan keras. Tangan gadis itu terkepal sempurna, menatap Adrian yang berada di sampingnya.

Pak Joko selaku guru BK terkejut ketika meja yang berada di depannya digebrak oleh Kheira. Dan amarah Kheira cukup membuat paruh baya tersebut khawatir.

"Kheira! Yang sopan kamu disini. Bapak masih ada disini, tidak usah pakai emosi," tegur Pak Joko dengan tegas. Pria paruh baya itu membenarkan kaca matanya. Menatap kedua murid yang baru saja membuat kegaduhan di lapangan sekolah.

"Gimana orang nggak emosi, Pak. Liat mukanya aja saya muak," ucap Kheira menunjuk wajah Adrian.

"El, nggak boleh gitu sama pacar." Adrian menyingkirkan tangan Kheira di depan wajahnya. Raut wajah Adrian tampak serius kali ini.

"Gue bukan pacar lo, ya!" ucap Kheira.
"Sudah, Khei! Sudah! Kamu jangan menambah pusing bapak saja. Lebih baik sekarang kalian berbaikan, atau kalian ingin di selesaikan ke wali kelas?" ucap Pak Joko memijat pangkal hidungnya.

Ia lelah. Setiap ia berbicara pasti Kheira menjawabnya dengan ketus dan penuh emosian. Bisa-bisa Kheira akan mengamuk disini.

"Bapak nyuruh saya baikan sama dia, Pak? Saya nggak mau, Pak. Kalau perlu dia dikeluarin aja dari sekolah ini!" ucap Kheira dengan nada tinggi.
"Tapi kamu yang bermasalah di sini, Kheira. Baiklah, kalau itu yang kamu mau Kheira. Sekarang kalian balik ke dalam kelas. Bu Romlah sudah menunggu dikelas."

Kheira berdiri dari duduknya. "Bapak emang nggak seharusnya ikut campur. Ya udah, kalau begitu. Assalammualaikum!"

Kheira berbalik arah. Kaki kanannya terasa nyeri. Namun, ia masih sempat melirik Adrian yang masih terduduk. Kaki kirinya berayun untuk menendang tulang kering Adrian.

Adrian memekik, tangannya spontan memegang tulang keringnya. Sementara sang pelaku sudah keluar dengan raut wajah tanpa dosa.

"Kamu kenapa, Adrian?" tanya Pak Joko keheranan.

"Hehehe ... Nggak papa, Pak. Cuma ketendang sama banteng yang mengamuk. Kalau begitu saya permisi juga, Pak. Assalammualaikum." Adrian keluar dengan jalan pincang. Wajah tampannya terdapat memar dengan kaki yang ditendang beberapa kali.

"Waalaikumsalam ...." Pak Joko menatap cara jalan Adrian dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Bapak beruban itu tau, siapa banteng mengamuk yang dimaksud oleh Adrian.

Kheira mengedarkan pandangannya ketika berjalan di koridor sekolah. Beberapa mata tertuju kepadanya. Namun seorang pun tak ada yang berani berkomentar.

Langkah Kheira berhenti ketika melewati sebuah kelas. Pandangannya menuju satu titik. Dimana seorang gadis dengan rambut dikepang satu terlihat dari jendela kaca. Gadis berkepang itu tampak membaca sebuah buku.

ISTRI NAKAL PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang