"Entahlah, namun masa lalu cukup membuatku takut dan trauma."
~Elista Kheirana
Kheira menggeliat dari tidurnya. Ia membuka perlahan kedua matanya. Betapa terkejutnya ia saat yang pertama kali yang dilihatnya adalah wajah Alvin tepat di hadapannya.
Tangan kekar Alvin melingkar di perutnya. 'What? Al meluk gue?' Kheira memekik dalam hati.
Kheira ingin menyingkirkan tangan Alvin, namun bukan pelukannya yang terlepas malah jadi semakin erat. Kheira meringis dalam hati kala tangan Alvin yang tadinya di perut sampai memeluk seluruh tubuhnya.
"Al." Kheira menepuk pelan lengan Alvin, sungguh nafasnya sesak sekarang dan juga jantungnya berdetak tak karuan.
Alvin sadar, cowok itu perlahan membuka matanya. Tangannya terangkat untuk mengusap wajah sehingga pelukannya terlepas. Kheira memperhatikan wajah tampan itu. Kenapa ia baru menyadari bahwa Alvin setampan ini? Eh?
"Khei," panggil Alvin membuat Kheira tersadar dari lamunannya. "Kenapa lo tatap gue kayak gitu? Gue tau kok kalau gue ganteng." Alvin berucap penuh percaya diri.
Kheira mendatarkan wajahnya. "Nyebelin lo memang alami, ya? Baru bangun, udah nyebelin!" ketus Kheira.
Alvin menggeliat, cowok itu mengarahkan tubuhnya ke arah Kheira. Lalu menatap Kheira sambil tersenyum.
"Apa sih lo? Natap gue kayak gitu?" ucap Kheira. Mengertilah, Al, Kheira salting sekarang.
Pipi Kheira memerah. "Kok merah gitu pipi lo, Khei? Terpesona sana kegantengan gue lo?" Alvin menaik-turunkan alisnya.
Kheira diam. "Udahlah, siap-siap lo sekarang. Kita mau ke tempat bunda hari ini."
"Hah?" Kheira melongo. "Ngapain?"
"Gue mau cari bini baru," jawab Alvin dengan entengnya.
Plak!
"Coba aja kalau berani!" Kheira turun dari kasur lalu berjalan ke kamar mandi dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
Alvin mengelus pipinya yang terkena tamparan maut dari Kheira. "Sadis banget istri gue. Gue cuma bercanda, njir."
***
"BUNDA ...."
Teriakan Kheira berhenti ketika mendapati seseorang duduk di sofa ruang tamu rumah orang tua Alvin.
"Aduh, Khei! Nggak usah teriak juga, kamu sama Alvin nggak ada bedanya bikin pusing aja." Bunda Syifa menghampiri Kheira dan memeluk menantunya itu.
Sementara gadis yang duduk di sofa menatap Kheira tak suka. Bunda Syifa membawa Kheira duduk di sofa lainnya.
"Lo anak baru itu, 'kan?" tanya Kheira kepada gadis yang bernama Dyana tersebut.
"Kamu Kheira, 'kan? Kok bisa kesini? Kenal, ya sama keluarga Alvin?" tanya Dyana.
"Tunggu sebentar, ya, Khei. Bunda panggilin Erlan dulu. Oh, iya. Al mana?" tanya Bunda Syifa.
"Al diluar, Bun. Lagi ngobrol sama Pak Sapri." Pak Sapri adalah satpam rumah orang tua Alvin.
Setelah kepergian Bunda Syifa, senyum Dyana yang tadinya manis berubah menjadi sinis ke Kheira. Gadis itu melipat tangannya di dada dan menyenderkan tubuhnya ke punggung sofa. "Kamu kok disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI NAKAL PAK KETU
Teen FictionAuthor: Yeyen0801 "Lo tau nggak apa yang paling gue benci di dunia ini?" "Gue tau, Khei. Tapi gue nggak-" "Gue paling benci pengkhianat, Al! Gue paling benci sama yang namanya cinta. Kalau emang dari awal lo benci dan nggak setuju sama pernikahan i...