Happy Reading, All!
Jangan lupa tinggalkan jejak, ya!!
Salam dari Yeyen"ASSALAMMUALAIKUM PENGHUNI RUMAH! KHEI YANG CANTIK CETAR MEMBAHANA PULANG!" teriak Kheira ketika memasuki pintu utama.
Seorang paruh baya yang baru saja menyeruput kopi yang dibawakan istrinya itu seketika tersedak mendengar teriakan Kheira.
Arkan Dirgendra dan Meisya Distyana menatap anak bungsu mereka dengan tatapan datar. Sementara yang di tatap hanya cengengesan tak jelas.
"Serasa punya anak monyet," gumam Arkan menatap anak bungsu kesayangannya tersebut.
"Hush! Papi nggak boleh ngomong gitu!" tegur Meisya memukul pelan lengan suaminya.
"Tumben papi yang ganteng mempesona di rumah jam segini," ucap Kheira mengalihkan pembicaraan.
"Jangan didengar, Pi. Kalau udah muji gitu pasti ada maunya," ucap Jayden anak pertama Arkan dan Meisya.
Sementara Rayden, kembaran Jayden hanya diam tak menghiraukan apa yang terjadi disekitarnya.
"Hehe, tau aja lo Jay." Kheira menatap malu-malu ke arah ayahnya.
"Mau apa?" tanya Arkan yang sudah tau maksud anaknya kesayangannya itu.
Kheira dengan senyum manisnya berjalan ke arah Arkan lalu duduk disamping papinya itu. "Papi mintain kunci motor aku sama bang Ray dong," bisik Kheira.
Rayden yang duduk tak jauh dari Kheira itu mendengar bisikan Kheira melirik namun cowok dingin dan berwajah datar itu kembali tidak menghiraukannya sama sekali.
"Emang kamu ngapain sampai kunci motor kamu di pegang sama Ray?" tanya Arkan kembali berbisik.
Kheira terdiam dengan wajah gugup, ia tak bisa menjawab pertanyaan itu. Membuat Jayden menatapnya remeh.
"Mampus, nggak bisa jawab, 'kan lo!" semprot Jayden menahan tawanya. "Apaan sih lo, Bang!" jawab Kheira tak kalah sewot.
"Jawab dulu, kenapa bisa kunci motor kamu sama Ray?" tanya Arkan lagi tanpa berbisik membuat Kheira ketar-ketir karena ketahuan ngadu apalagi melihat wajah tak bersahabat dari Rayden.
Kheira menatap Rayden dengan tatapan memelas. Memohon kepada Rayden agar tak memberitahu sesuatu. Meisya datang membawa brownies yang baru saja di potongnya menatap putri kesayangannya.
"Kenapa, Khei?" tanya Meisya. Kheira berdiri dan memegang lengan maminya. "Mi, kunci motor aku sama bang Ray. Karena itu tadi aku terlambat ke sekolah," adunya.
Meisya yang mendengarkan itu bukannya membela putrinya ia menatap tajam Kheira dengan sorot matanya.
"Nggak mungkin Abang kamu mengambil kalau bukan karena kesalahan kamu," ucap Meisya membuat Kheira terdiam.
"Dia balapan, Mi." Akhirnya Rayden membuka suara. "Jam 2 malam baru pulang." Sekali lagi ucapan itu bagaikan bumerang bagi Kheira.
Kheira memejamkan matanya saat melihat papi, mami dan Abang kembarnya menatapnya tajam.
"KHEI!" tekan mereka secara bersamaan. "Papi, Mami cuma sekali aja kok. Nggak sering," bela Kheira.
Meisya menarik telinga putri bungsunya itu. Wajahnya memerah menahan amarah. "Kamu anak gadis bukan bujangan. Bukannya bantu-bantu mami dirumah atau belajar malah kayak laki balapan liar sampai tengah malam!" marah Meisya.
"AW! SAKIT MAMI!" pekik Kheira. "Janji kok, Mi. Itu yang terakhir." Kheira menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Nggak ada tu, Mi. Kemaren bilangnya gitu juga, tapi kenyataannya di ulangi lagi!" ucap Jayden memanas-manasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI NAKAL PAK KETU
Teen FictionAuthor: Yeyen0801 "Lo tau nggak apa yang paling gue benci di dunia ini?" "Gue tau, Khei. Tapi gue nggak-" "Gue paling benci pengkhianat, Al! Gue paling benci sama yang namanya cinta. Kalau emang dari awal lo benci dan nggak setuju sama pernikahan i...