"Bukan omong kosong, cinta memang tumbuh seiring berjalannya waktu."
~Alvino"Ya ampun, Khei. Kok lo biarin anak baru itu geser jabatan lo, sih? Akh! Kesel gue!" Jesi kesal sendiri mengingat kejadian di kelas tadi.
Kheira dan kedua sahabatnya memutuskan untuk singgah dulu di sebuah cafe. Rissa susah menyumbat telinganya dengan headset, sedangkan Kheira mengaduk-aduk jus yang ia pesan sambil melamun.
"Khei!" Jesi melentikkan jarinya di depan wajah Kheira sehingga Kheira tersadar. "Lo dengerin gue nggak, sih? Kok melamun, sih?" tanya Jesi kesal.
"Sorry, Jes." Kheira menghela nafas, gadis itu tidak menyesali keputusannya untuk mengundurkan diri, namun gadis itu kini tengah memikirkan seseorang yang ia lihat tadi. Gadis berkepang satu yang hampir membuatnya tak bisa bernafas.
"Jangan bilang lo nyesel sekarang? Lo mikirin apa?" tanya Jesi menatap Kheira.
"Gue kayak ngeliat Anni tadi."
Jesi yang sedang meminum jus menyemburkan jus itu tepat di wajah Rissa yang tengah menatap layar ponselnya. Rissa mengusap wajahnya, melepaskan headset yang berada di telinganya.
Rissa menatap Jesi kesal. "Lo apaan, sih, Jes?"
"Lo dengarin, Khei. Pasti lo sama kagetnya sama gue," ucap Jesi membela diri.
Rissa menghela nafas kasar, meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap Kheira. "Apa, Khei?"
"Gue kayak ngeliat Anni tadi." Kheira mengulang ucapannya tapi kini lebih pelan.
"WHAT?" pekik Rissa. "Lo nggak lagi bercanda, 'kan, Khei?" tanyanya terkejut.
Kheira mengangguk. "Tapi dia beda banget. Antara yakin dan nggak yakin, gue ragu kalau itu dia."
Rissa menggeleng. "Kayaknya lo salah orang. Karena Adrian datang lagi ke hidup lo bukan berarti Anni juga."
"Wait, jadi Adrian anak baru di kelas kita itu, mantan yang pernah lo ceritain, Khei?" tanya Jesi. Pasalnya, Jesi tidak pernah bertemu Adrian sebelumnya, hanya Rissa yang pernah bertemu. Dan Annisa, Annisa adalah salah satu sahabat mereka dulunya.
Kheira mengangguk. "Nggak nyangka, sih, gue. Pantesan lo ngamuk di lapangan tadi. Ternyata mantan lo ganteng juga, ya," ucap Jesi senyum-senyum sendiri.
Rissa menempeleng kepala Jesi. "Lo gimana sih, Jes? Udah jelas gara-gara cowok brengsek itu, kita jadi pisah sama Anni."
"Dia cowo berbahaya, Jes. Bukannya gimana, gue nggak mau lo bernasib kayak gue dan Anni," ucap Kheira menjelaskan.
"Gue bercanda, Khei." Jesi tersenyum.
"Terus gimana sama orang yang mirip banget sama Anni itu?" tanya Rissa.
"Gue sempat tatapan sama dia. Dan dia senyum ke arah gue. Gue ... Gue takut kalau itu beneran Anni." Kheira menunduk dalam. Ada ketakutan besar dalam dirinya.
Jesi dan Rissa menatap sahabatnya itu iba. "Khei, kalaupun ia, kita disini kok buat lo," ucap Rissa.
"Nggak usah takut, Khei. Itu cuma masa lalu, kita nggak bisa merubah itu. Tapi kita bisa menghindari itu dimasa depan," ucap Jesi.
"Kita ada dipihak lo. Gue dan Jesi akan nemenin lo. Selalu ...."
"Mereka datang lagi di hidup gue. Mereka datang lagi. Gue nggak mau. Nggak suka. Mereka datang ngerusak hidup gue lagi." Kheira melipat tangannya di atas meja dan menyembunyikan wajahnya.
Jesi dan Rissa bertatapan. Mereka tau semuanya. Walaupun Jesi sebelumnya tak pernah bertemu dengan Adrian namun gadis itu tau semua ceritanya.
Luka Kheira di masa lalu telah kembali. Mereka tak membiarkan Kheira tenang lebih lama lagi. Baru dua tahun Kheira terbebas dari semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI NAKAL PAK KETU
Teen FictionAuthor: Yeyen0801 "Lo tau nggak apa yang paling gue benci di dunia ini?" "Gue tau, Khei. Tapi gue nggak-" "Gue paling benci pengkhianat, Al! Gue paling benci sama yang namanya cinta. Kalau emang dari awal lo benci dan nggak setuju sama pernikahan i...