BAB 7: DIA SEBENARNYA BAIK

678 25 3
                                    


Apakah dia sebenarnya jahat atau memang tulus?”

Saat matanya terbuka Kheira mendapati tubuhnya sedang berbaring di atas kasur. Ia menatap langit-langit, ia sadar kini dirinya sedang berada di kamarnya dan Alvin. Kheira mencoba bangkit, namun kakinya terasa sakit bila digerakkan.

“AW!” Kheira meringis. Sakit di kaki kanannya sangatlah luar biasa. Ia tidak bisa menahan air matanya yang keluar karena sakit itu.

Pintu kamar mandi di sudut ruangan terbuka. Terlihat Alvin sedang mengacak-acak rambutnya yang basah. Dengan celana pendek santai dan kaos polos berwarna putih Alvin berjalan ke arah Kheira yang menatapnya.

“Udah bangun lo?” ucap Alvin ketus. Ia masih kesal dengan Kheira yang pergi walaupun tak ia beri izin tadi malam. Membuat dirinya mengikuti Kheira pergi dan membawanya pulang saat di evakuasi beberapa orang saat ditemukan terjatuh dari motor dengan motor besar itu yang menghimpit kaki kanannya.

“Nggak bisa liat? Buta mata lo?” ucap Kheira tak kalah ketus. Sementara Alvin yang sakit hati karena perbuatannya, Kheira malah sakit hati karena perkataan Alvin yang mengatakan kata sensitif baginya tadi malam.

“Santai, lo nggak ingat apa yang terjadi sama lo semalam?” tanya Alvin.

Kheira menggeleng. “Yang gue tau, gue tidur.”

Alvin mendelik. “Lo aja nggak tau kalau lo pulang tanpa bawa motor baru lo, 'kan?” tanya Alvin membuat Kheira spontan membulatkan matanya.

“Terus gue pulang gimana semalam?”

“Lo jatuh bego. Motor lo tinggal di jalanlah. Untung ada orang baik yang anterin lo pulang. Kalau enggak lo di sana semalaman,” ujar Alvin.

“Aduh! Anak kedua gue itu! Lo harus cari, Al! Gue nggak mau dia kenapa-napa!” panik Kheira mengingat motor yang ia bawa semalam adalah pemberian dari Papi Arkan atas tantangannya.

Alvin tertawa melihat wajah panik Kheira. “Gue udah nyuruh orang buat service. Lagi di bengkel sekarang. Makanya jadi orang jangan nakal. Mau gue aduin ke bang Ray?” ancam Alvin.

“Aduh! Motor itu alasan gue mau sama lo, kalau nggak ada motor itu mending kita cerai aja. Gue juga mau nikah sama lo karena motor itu! Aduh!”

Alvin yang tadinya tertawa kini mendatarkan wajahnya. “

Kheira mendengus sebal. “Awas aja kalau bang Ray sampai tau, lo gue semur pakai jengkol nanti.”

“Oh,” balas Alvin singkat.

“Lo nggak sekolah?” tanya Kheira. Gadis itu melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 lewat sedangkan Alvin belum juga siap-siap.

“Lo pikir gue tega ninggalin lo di rumah sendirian ketika kondisi lo kayak gini?” tanya Alvin. Perhatian namun terdengar ketus.

“Apaan, sih? Lebay banget, Cuma kaki kehimpit motor doang. Dulu gue juga pernah patah pinggang karena kehimpit motor biasa aja.” Suara Kheira terdengar meremehkan rasa sakitnya.

“Yakin?” Alvin membungkuk menekan pelan kaki kanan Kheira membuat gadis itu memekik keras.

Alvin tersenyum mengejek. “Katanya nggak sakit. Biasa aja.”

ISTRI NAKAL PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang