Bab 31:

209 10 2
                                    

Jesi menoleh saat seseorang mencolek bahunya. Ia menatap malas ke orang yang ternyata adalah Rissa, sahabatnya. "Apaan?"

"Lo gimana, sih? Masa orang berantem dibiarin aja. Lihat noh, si Khei turun tangan," tunjuk Rissa kepada Kheira yang sudah berada di tengah lapangan sana.

Jesi berdecak kesal. "Tau ah! Capek gue. Biarin aja."

"Cuaca dah panas. Ini malah adu jotos. Dasar cowok!" ujar Jesi menggeleng-gelengkan kepalanya.

Rissa manggut-manggut. "Ya udah, biarin juga lah, ya? Mending gue duduk sini," ujar Rissa.

Kheira menghampiri Alvin dan Adrian yang masih beradu argumen. Samar terdengar oleh gadis itu bahwa kedua cowok itu menyebut-nyebut namanya.

"Mau lo apa sih, Yan? Kenapa lo balik lagi ke sini? Sana lo pergi sama papa lo yang sama brengsek kayak lo itu! Kenapa harus balik lagi?" ujar Alvin.

"Nggak usah si brengsek itu sebagai papa gue. Dia nggak ada hubungannya sama gue di sini. Gue kesini untuk mencapai kebahagiaan gue. Bukan cuma lo yang boleh bahagia di sini. Gue juga berhak, Vin!" ujar Adrian tak mau kalah.

"Lo ke sini malah ngerusak kebahagiaan gue, Yan. Gue udah tau, lo nemuin bunda kemaren, 'kan?" ujar Alvin yang masih belum menyadari kehadiran Kheira di tengah-tengah mereka.

"Gue ketemu sama bunda gue kenapa lo yang ribet? Jangan mentang-mentang kita udah lama nggak ketemu lo nggak ngakuin gue lagi sebagai abang lo. Gue abang lo, Vino!"

Degh

Kheira yang masih menyaksikan pertengkaran itu terkejut dengan pernyataan Adrian. Bunda gue? Abang? Fakta apalagi ini?

Sementara Janson yang mengenal Alvin lebih lama sama terkejutnya dengan Kheira. Ia tidak menyangka sama sekali. 7 tahun ia mengenal Alvin, tak pernah sekalipun Alvin membicarakan tentang saudaranya. Yang ia tau Alvin memang punya saudara dan itu juga Erlangga.

"Lo bukan abang gue, sampai kapanpun gue nggak sudi anggap lo sebagai abang gue. Gue pernah bertanya sama hati gue, kenapa gue harus punya abang dan kembaran kayak lo! Yang lebih milih bersama papa dan ninggalin gue sama bunda! Gue benci lo dan papa lo yang brengsek itu, Adrian!"

Bugh ...
Bugh ...

"HEI! HELLO! APAAN INI?!" teriak Rissa dari kejauhan. Gadis itu terlihat tengah berusaha menarik tangan Jesi agar ikut bersamanya.

"Gue nggak jadi kau nonton, mending kita ngelerai juga. Ayok, Jesi!" Rissa berusaha menyeret Jesi yang tak ingin beranjak dari tempatnya.

Jesi memutar bola matanya malas. "Iya, Cerewet!" Jesi berdiri dan mengikuti langkah Rissa yang menariknya.

Janson tersenyum saat menyadari kedatangan mantan terindahnya. Mantan terindah nggak tuh. Sedangkan Jesi membalasnya dengan mengacungkan jari tengahnya.

Alvin dan Adrian baru sadar. Ternyata Kheira ada di sana menyaksikan dan mendengarkan pertengkaran mereka. Mereka sama-sama menelan ludah kasar, apakah Kheira benar-benar mendengar semuanya?

"Apa kalian lihat-lihat gue!" sentak Kheira dengan berkacak pinggang di depan Alvin dan Adrian.

Alvin dan Adrian saling menatap, sedikit mengikis jarak di antara mereka sehingga mereka terlihat dekat. Namun, tidak dengan Adrian, cowok itu berusaha menjauhkan diri saat Alvin menariknya mendekat.

"Diem dulu. Lo belum tau gimana marahnya Kheira," bisik Alvin. Adrian mengangguk-anggukan kepalanya dan berusaha mengikuti permainan Alvin.

Mereka yang berada di sana menatap si kembar yang baru saja diketahui tersebut dengan heran. Bukankah tadi mereka bertengkar? Lalu mengapa sekarang- ah! Sudahlah!

ISTRI NAKAL PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang