BAB 14: FLASHBACK TRAUMA

455 18 0
                                    

"Mami, papi mana?" tanya seorang gadis kecil yang berada di pangkuan sang mami. Gadis berusia 5 tahun itu menatap kedua abangnya yang terdiam.

Gadis kecil itu adalah Elista Kheirana Mahendrana. Sementara Mami Meisya mengelus rambut putri kecilnya itu. Hatinya perih melihat putrinya yang terus menanyakan dimana ayahnya.

"Sabar, El. Sebentar lagi papi El pulang, Nak. El tidur, ya? Udah malam ini," bujuk Meisya dengan lembut.

Rayden dan Jayden hanya diam. Si kembar yang berusia 10 tahun itu mengerti apa yang terjadi sekarang, dan mereka tak bisa melakukan apapun.

Jayden berdiri dan menghampiri adiknya. "El, bobo, yuk sama bang Ajay," ucap Jayden menggapai tangan adik kecilnya.

Elista kecil menggeleng. "El mau nungguin papi pulang. Bang Ajay bobo duluan aja."

Tanpa sepatah kata pun Rayden pergi ke kamarnya. Anak itu memang sudah pendiam dari kecil. Sementara Jayden yang melihat saudaranya masuk kamar mengikuti Rayden.

"Bang Ajay bobo, ya?"

Elista mengangguk. "Selamat bobo, Abang." Elista tersenyum menampakkan deretan giginya yang rapi. Gadis kecil itu melambaikan tangannya menatap punggung Jayden yang telah hilang dibalik pintu kamar.

"El beneran mau nungguin papi?" tanya Meisya menatap putrinya. Elista tersenyum dan mengangguk.

"Mami temenin El, ya?"

Meisya mengangguk saat Elista menoleh ke arahnya. Saat gadis itu kembali menatap ke depan dan menyender ke tubuhnya lagi dan lagi Meisya tersenyum miris.

Wanita itu mengambil ponsel yang berada didekatnya. Mengirim pesan kepada seseorang yang ditunggu-tunggu kehadirannya.

Mas Arkan

Mas, pulang. El nungguin kamu

Saya sedang bersama Anna
Sebentar lagi saya pulang
Saya akan mengantar Anna pulang dahulu

Meisya mematikan ponselnya. Meremas pelan ponsel itu untuk menahan gejolak perih dan air mata yang akan merembes keluar dari pelupuk matanya.

Ia menatap putri kecilnya yang telah tidur di pangkuannya. Elista Kheirana, gadis kecil yang sangat bergantung kepada cinta pertamanya. Putri kecil yang sangat mencintai sang ayah.

Meisya menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah anaknya. "Kalau bukan karena kamu, mami nggak akan bertahan disini, El," ucapnya lirih.

"HARUSNYA KAMU NGERTI, MAS! NGGAK PAPA KAMU NGGAK LIMPAHIN KASIH SAYANG BUAT AKU, NGGAK PAPA KAMU NGGAK CINTA SAMA AKU, EL BUTUHIN KAMU DISINI. SETIDAKNYA KAMU MEMIKIRKAN ITU!"

"MEI! KAMU APA-APAAN, SIH! SAYA BARU PULANG, CAPEK, BARU TIBA DI RUMAH. KAYAK GINI SAMBUTAN KAMU?"

Gadis kecil yang tidur di sofa itu terbangun mendengar suara ribut. Ia menoleh ke pintu kamar yang biasa di tempati orang tuanya.

"OKE! KALAU ITU YANG KAMU MAU, SAYA AKAN PERGI DARI RUMAH INI! SAYA MUAK, LEBIH BAIK SAYA HIDUP BERSAMA ANNA!"

Gadis kecil itu terdiam. "Papi?"

"PERGI, MAS! AKU NGGAK BUTUH LAKI-LAKI YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB SEPERTI KAMU! PERGI KAMU DARI HIDUP ANAK-ANAKKU. ANGGAP SAJA AKU DAN ANAK-ANAK TELAH MATI, BEGITU PUN SEBALIKNYA, AKU AKAN MENGANGGAP ANAK-ANAKKU TIDAK PUNYA AYAH PENGKHIANAT SEPERTI KAMU!"

ISTRI NAKAL PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang