BAB 15: FLASHBACK PART 2

429 17 0
                                    

"Bunda?" Elista melonggarkan pelukannya. Arkan mengangguk.

"Papi pergi sama dia?" tunjuk Elista ke arah Anna.

"Papi mau bawa aku pergi buat ikut sama dia?" tanya Elista lagi.

"Papi mau tinggalin mami sama abang-abang disini karena dia?"

Arkan terdiam. Pertanyaan terakhir yang dikeluarkan putrinya sangat sulit untuk ia jawab.

Elista beralih menatap Anna. Tatapannya yang tadi sendu menatap tajam ke arah wanita itu. Tatapannya seperti tatapan Rayden kepada Arkan tadi. Tatapan yang seharusnya tidak dimiliki anak kecil.

Jangan bilang karena anak kecil itu polos dan tak tau apa-apa mereka tidak punya dendam. Ingatlah, dendam anak kecil itu lebih besar dan diingat sampai ia besar.

Tiba-tiba Elista menjambak kuat rambut Anna membuat wanita itu memekik. "KAMU JAHAT! KAMU BAWA PAPI AKU PERGI! AKU BENCI SAMA KAMU!"

"Aw, sakit ...." Arkan berusaha menarik tangan Elista yang menarik rambut Anna.

"El, lepas, Nak. Nanti Bunda kamu kesakitan," ucap Arkan dengan lembut.

"Enggak! El nggak mau manggil dia bunda, dia bukan bunda El. Papi jahat, gara-gara dia mami nangis, papi berubah!"

Sebelumnya Arkan berpikir putrinya akan menerima kehadiran Anna sebagai ibu sambungnya. Karena ia pikir putrinya tidak akan tau apa-apa dan senang hati menerima kehadiran Anna.

Namun, ternyata benar. Tidak bicara hujan berarti tidak tau. Walaupun tidak ada yang berbicara apapun tentang Anna. Anak kecil punya firasat tentang kehancuran keluarganya dan Elista telah membuktikannya.

"DASAR TANTE JAHAT, NGGAK TAU DIRI. TANTE UDAH AMBIL PAPI DARI AKU, PAPI PUNYA AKU BUKAN PUNYA TANTE!"

Meisya terkejut mendengar penuturan Elista. Namun, ia tidak berniat untuk memisahkan putrinya. Ia hanya ingin lihat sampai mana putrinya bisa memberi pelajaran kepada pelakor itu.

"Mei, tolongin saya dong!" ucap Arkan yang kesusahan memisahkan anak kecil itu dari Anna.

"Kamu yang memulai, Mas. Jadi tanggung jawab kamu sendiri aja. Aku nggak urus," ucap Meisya.

Arkan telah mencoba untuk melepas jemari Elista dari rambut panjang milik Anna. Namun bukannya terlepas Elista malah semakin menarik kuat rambut itu dari akarnya.

"El, lepas kata Papi."

Elista tidak menggubris ucapan papinya. Gadis kecil itu semakin menarik rambut Anna hingga wanita itu menangis menahan rasa sakit dan perih di kepalanya.

"LEPAS PAPI BILANG, ELISTA KHEIRANA!"

Mendengar bentakan papinya Elista reflek melepas rambut Anna. Ia menatap papinya yang membantu Anna berkaca-kaca. Ia tidak menyangka papinya membela wanita perusak dengan sebegitunya.

Gadis kecil itu berlari ke arah Rayden. Memeluk abang pertamanya itu. Menangis dalam pelukan abangnya. Rayden membalas pelukan adiknya itu.

"Papi jahat," lirih Elista yang hanya terdengar oleh Rayden.

Sekarang giliran Jayden yang maju. Anak lelaki itu sepertinya juga akan menampakkan kebenciannya terhadap wanita yang telah membuat keluarganya hancur.

"Tante," panggil Jayden kepada Anna yang sedang berada di samping Arkan.

"Aku yakin Tante punya anak, 'kan?" ucap Jayden.

ISTRI NAKAL PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang