Awalan

209 10 18
                                    

<<o0o>>

Manusia itu terikat, entah dengan manusia, dirinya, atau yang lain.

Semuanya terikat. Masa lalu, sekarang, dan masa depan. Mau kau lupa ataupun tidak, semuanya terikat dan akan menemukan jalannya sendiri untuk kembali padamu.

Kalau kau bertanya mengapa? Aku juga tak bisa menjawab bijak. Di dunia ini banyak skenario-skenario aneh dan tak masuk akal, sudah seperti film-film dilayar TV.

Allah punya jalan tersendiri untuk membawakanmu sebuah bahagia. Mungkin dengan membawakanmu sebuah hujan yang datang bersamaan dengan gemuruh juga petir. Allah tau kamu tak menyukainya, tapi itu semua punya rencana.

Sengaja. Agar kau bisa menerimanya.

Semua bisa berubah, meski sudah terikat, terkadang tali itu terputus lalu kembali terikat, meski akhirnya cacat. Dunia ini selalu seperti itu, mempermainkan perasaan, dipenuhi perasaan, ada yang menyenangkan, ada juga yang tidak.

Sebelumnya, aku tak bisa menerimamu. Aku membencimu. Aku bahkan berpikir bahwa sepanjang hidupku, aku tak akan pernah bisa menerimamu.

Ternyata aku salah.

Hatiku bahkan mencarimu bertahun-tahun, bohong kalau aku tidak penasaran denganmu. Bagaimana wajahmu? Seperti apa aku dimatamu? Bagaimana kau bisa bertahan selama ini? Apa kau mengenaliku?

Sialnya, aku baru mencarimu setelah belasan tahun lamanya aku diam. Aku baru mencarimu setelah sadar.

Kematian itu bukan salahmu.

***

Laut selalu memintamu untuk memeluk luka.

Langit terus membuatmu mengingat penyebab luka.

Tapi, kenyataan terus mempermainkan perasaanmu agar terus terluka.

Terus terikat, kumohon. Meski kita pernah terputus dan kamu melupakan semuanya.

Ayo terikat lagi, meski akhirnya akan cacat.

Kali ini bukan laut, tapi ikatan itu yang melukaimu.

Aku tau, pada akhirnya aku yang akan terluka. Karena, harapan juga perasaan yang diistimewakan. Tapi tak apa, aku menyukai sensasi saat aku terluka karenamu

Aku terus menolak kenyataan setelah kepulanganmu. Sudah cukup, kepulanganmu saja yang aku percaya dengan susah payah.

Kenyataan lain?

Biarkan aku berpura-pura.

***

Bukankah tepian pantai adalah tempat favoritmu memandang langit? Lalu mengapa kau menjauhinya? Kenapa mulutmu selalu berbohong soal hatimu?

Entah menakuti apa, hatiku memang mengatakan aku merindukan sesuatu di sana. Tapi, diriku yang lain menakutinya.

Bibirku kelu, mengatakan aku menyukainya itu sulit.

Setidaknya kehidupan ini sempurna, aku tak terluka, aku tak perlu mencemaskan apapun. Meski aku merindukan sesuatu yang seperti fatamorgana.

Lalu, mengapa suara hatimu kau tulis? Mengapa surat-surat itu tak pernah sampai pada menerimanya?

Hatiku diluar kendali. Terus memintaku mengungkapkan isinya, tapi aku kebingungan, untuk siapa perasaan ini?

Mungkin suatu hari nanti, semuanya tiba-tiba berakhir, dan tak akan sempat menjelaskan isi hati dengan lisan ini. Biarkan surat-surat itu tak sampai. Biarkan, sampai ada seseorang yang membacanya sendiri.

Kalau dia tak datang?

Dia terlambat menemuiku. Semuanya diluar kendaliku bukan? Setidaknya aku berusaha mengingat.

Semuanya terikat, meski berjarak ribuan kelometer, ia pasti datang. Meski aku menunggu hingga senja berikutnya, meski berkali-kali aku mengulangi siklus yang sama, aku yakin ia pasti datang.

Meski terlambat.

Aku mohon, kita terikat bukan?






















































Haiii Ini Book baruu aku di tahun 2024!! Aku harap yang ini juga selesai, endingnya belum jelas. Jadi aku gak bisa memastikan apa endingnya happy atau sad.

Aku up cerita inii karena kesel dan kecewa berat sama pinklyplacewr

Sebelumnya, dibuku ini aku bakalan lebih banyak pakai karakter punya Kakakkuu.. pinklyplacewr Dan ini gak ada sangkut pautnya sama dunia aslinya, aku cuman mau pakai eksistensinya disini.

Maaf juga kalau nanti aura karakternya beda, karena aku bukan yang menciptakan karakter Juan, khanza, Haris, Deon, Sultan, Riki, dan Hanni.

Vote kamu sangat berarti untuk kami

Memeluk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang