<<o0o>>
Yisa POV end.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Yisa tiba. Hari dimana ia bisa melihat luasnya lautan dibawah langit biru. Ingin merasakan rasanya tertiup angin pantai yang bebas. Hamparan pasir sudah siap menyambutnya menjemput luka
Mobil-mobil itu sudah terparkir rapi. Semua penumpang turun, berlarian dengan senyum merekah dihamparan pasir. Angin juga ombak menyambut mereka yang datang penuh suka cita.
Yisa, gadis itu terdiam kala menatap birunya langit siang menuju sore ini. Langit selalu indah, tapi diwaktu yang bersamaan, ia seolah memintanya untuk memutar waktu. Mencari sesuatu yang hilang.
Tangannya menggenggam kotak berisi makanan. Mereka semua merencanakan untuk memasak daging dan beberapa makanan lainnya selama di pantai hari ini.
Netranya tak henti menatap seluruh teman-temannya, menyimpan memori indah yang mungkin tak akan bisa terulang. Sesekali memperhatikan Haris yang ikut tersenyum sembari merangkul dau sahabat lelakinya.
Yisa selalu merasa asing bila sudah melamun seperti ini.
"Ngapain? Bengong lo? Ntar kerasukan." Riki menyikut lengan Yisa, hampir saja Yisa menjatuhkan kotak berisi daging itu. Yisa memutar bola mata malas, mendengus sebal.
"Enggak. Riki tau gak?"
"Enggak."
"Yisa belum selesai, Riki.." Gadis itu melanjutkan langkahnya, diikuti Riki dibelakang. "Kalau dipikir-pikir, laut sama langit itu menarik, ya? Mereka punya rahasianya sendiri, punya misterinya sendiri."
"Dari mananya menarik? Gaje lo." Riki mengetukkepala Yisa pelan, membuat sang empu justru kesal.
"Riki mah gak paham! Gak asik!"
Riki berjalan lebih cepat, tak peduli bila gadis itu tengah mengoceh panjang lebar.
"Oy! Lu pada cepetan sih, kalo jalan! Ini kita mau mulai bakar-bakarannya!" Pekik Sultan yang sudah berkacak pinggang di dekat gubuk yang biasanya tersedia dipinggir pantai.
Yisa dan Riki mempercepat langkahnya, tersenyum tanpa dosa.
"Udah kan, ini? Yisa mau jalan-jalan, cari kerang yang bagus." Yisa menunjuk sisi pantai yang sepi, rasanya lebih asik kalau ia pergi ke sana, melihat tak akan banyak orang yang akan mengganggunya.
Sebenarnya tugas Yisa juga Riki sudah tak ada, mereka hanya bertugas untuk membawa barang-barang seperti tikar dan makanan saja, sisanya tugas yang lain. Riki sudah pergi entah kemana, tersisa Yisa yang duduk melamun menatap yang lain bekerja.
Semua sibuk menyiapkan alat-alat untuk membakar daging, Khanza dan Juan memotong sosis, Haris, Sultan juga Jordan sibuk memasang pembakaran, Hanni juga Marsha menyiapkan daging yang akan di bakar.
Deon? Anak itu sedang menuju lokasi titik temu, berangkat seorang diri. Pemuda itu izin terlambat sejak kemarin, bahkan kalau saja Sultan tak menggeser hari, mungkin pemuda itu juga tak akan bisa ikut berlibur hari ini.
Semua sibuk dengan tugasnya masing-masing, Yisa hanya menatap mereka satu-persatu, tak ada niatan untuk membuat keributan.
"Abang, Yisa mau ke sana, ya? Boleh, kan?" Tanyanya sembari menepuk bahu sang Kakak yang sibuk memasang alat pembakaran bersama Jordan.
"Kemarin lu nolak gue jagain. Yaudah pergi aja." Haris masih fokus pada alat pemangang. Yisa tak ambil pusing soal ucapan sang Kakak, sudah sering ia menghadapi manusia satu itu, sudah kebal.
"Yaudah ya, Yisa pergi." Gadis itu menuntun langkah ringan, senyuman indah ia kembangkan dibawah langit biru.
Duduk dibawah hamparan pasir, ditemani pemandangan laut yang tenang. Kalau orang lain bisa menikmati, tidak dengan Yisa, pemandangain dan suasana tenang membuat hatinya kembali memberontak akal sehat.
![](https://img.wattpad.com/cover/359413645-288-k910401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Luka
Fanfiction"Surat-surat itu tak pernah sampai pada penerimanya." Season II of Karang & Hujan. Start : 8 January 2024 Finish : 6 April 2024