MWPA:09. Sungai Nil dan kerinduan

13.2K 499 0
                                    

Happy Reading
-
-
-

' Tidak peduli seburuk apapun sikap istriku, akan Aku Sholehahkan dia olehku '

_Zaidan Husain Al Zafir_

"Jangan menikah karena jatuh cinta, tapi menikahlah karena engkau yakin bahwa Syurga akan lebih dekat jika engkau bersamanya." Gus Al menasehati Aqmar.

"Oh iya jangan lupa sholat istikharah," ucap Gus Al.

"Ya udah kalau gitu gue pulang duluan, terima kasih atas pencerahan nya," ujar Aqmar lalu pergi dari sana.

***

35°C suhu panas di negara yang di kenal dengan Piramida salah satu keajaiban dunia. Negara yang mempunyai sejarah peradaban Islam. Siapa tidak tau Mesir, gurun pasir dan suhu panas melekat di kota Cairo Mesir.

Dari banyak nya ribuan mahasiswa Al Azhar tengah ramai keluar dari kampus. Lelaki bertubuh tinggi memakai jubah putih berjalan keluar dari kampus Al Azhar menuju sungai.

Sebuah sungai yang menjadi saksi hanyutnya Nabi Musa as. Sungai yang menjadi saksi kerinduan nya pada wanita yang telah dia nikahi.

Sampai pinggir sungai Gus Al berdiri memandangi keindahan sungai yang mengalir.

Dia beranjak duduk lalu mengambil buku dari tas nya, kemudian Gus Al menuliskan sepercik surat.

Semua yang ada dalam pikiran dan hatinya dia tuangkan dalam tulisan.
Tulisan yang menjadi selembar surat.

Cahaya matahari beriringan dengan hembusan angin, suara air mengalir terdengar dalam hanyutnya suasana sungai Nil.

Perasaan itu tak mampu di ungkapkan oleh kata-kata. Perasaan yang selalu hadir ketika tak ada pertemuan.

Sebuah kerinduan yang melekat dalam hati Gus Al.

"Syafa Mehrunissa, wanita yang memberi syafaat," lirihnya, tangannya menuliskan nama wanita yang beberapa bulan lalu dia nikahi.

Selama 15 menit Gus Al merenung di dekat sungai Nil, dia menatap langit tidak lama Gus Al beranjak pergi dari sana

Detik demi detik, hari demi hari berlalu cepat. Namun bagi mahasiswa Al Azhar 5 bulan bukanlah waktu yang singkat.

Hari ini, di mana hari yang di tunggu-tunggu. Sebelum kembali pulang ke Indonesia Gus Al menyempatkan pergi ke sungai Nil

Langit berwarna jingga di kala matahari mulai terbenam begitu indah mata memandang.

"Mau sampai kapan Gus Al memandangi senja?" Tiba-tiba Aqmar datang dari belakang.

Gus Al yang tengah berdiri, dia mendengar suara Aqmar.

"Sampai cinta ini tumbuh dengan indah seperti senja," ucap Gus Al tanpa menoleh pada Aqmar.

"Tapi senja pergi tenggelam, Gus." Aqmar mendekati Gus Al, dia berdiri sejajar.

"Meski akan pergi tenggelam tapi senja akan kembali lagi esok dan akan setia memberi keindahan pada alam," gumam Gus Al, bibirnya tersenyum.

Menikahi Wanita Pilihan Abi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang