Beatrix Smith berdiri kebingungan di depan salah satu unit griya tawang pada bangunan utama De Luca Suite Hotel & Casino. Beatrix tahu jika unit ini dihuni oleh River De Luca, pemilik De Luca Suite Hotel & Casino tempat dirinya bekerja sejak lulus kuliah satu tahun lalu.
Beatrix tidak mengerti alasan dirinya tiba-tiba saja dipindahtugaskan ke bagian housekeeping, padahal selama ini dia bekerja di front office. Pemindahannya begitu mendadak dan dia langsung mendapat tanggung jawab yang sangat besar.
Pengawal yang berjaga di depan unit River segera membukakan pintu untuk Beatrix. "Masuklah, Tuan River sudah menunggu sejak tadi."
Dalam hati Beatrix bertanya-tanya, apakah dia harus membersihkan tempat ini saat pemiliknya ada di dalam juga? Ragu-ragu Beatrix melangkah masuk sembari mendorong troli berisi peralatan kebersihan.
Begitu berada di dalam, Beatrix tercengang. Dia tahu jika unit griya tawang pasti berukuran besar dan mewah, tetapi Beatrix belum pernah melihatnya secara langsung.
Tanpa sadar Beatrix bergumam, "Dari mana aku harus mulai bekerja?"
Tiba-tiba saja Beatrix merasakan seseorang mendekat, lalu berhenti tepat di belakangnya. Sepasang tangan kekar melingkari pinggangnya, lalu memutar tubuh Beatrix hingga kini mereka berhadapan.
"Tuan River?" bisik Beatrix terkejut. Dia bisa langsung mengenali wajah River karena mereka sudah pernah bertemu sebelumnya.
"Kamu bisa mulai dengan menemaniku menikmati segelas anggur," ujar River seraya menatap Beatrix dengan pandangan menghanyutkan.
Untuk beberapa saat Beatrix seolah-olah terhipnotis oleh River. Sosoknya terkesan misterius, meski harus diakui wajahnya tampan. Segala sesuatu di diri River memberi kesan maskulin. Rambut hitam pekat dengan warna mata yang persis sama, juga rahang dan garis hidung yang tegas. Tubuhnya yang tinggi tegap dihiasi kulit kecokelatan. Tidak heran banyak wanita bersedia menjadi kekasih dari pria berusia 32 tahun itu.
"Tapi aku ditugaskan untuk membersihkan tempat ini."
"Bukan itu yang aku butuhkan darimu." River menarik tubuh Beatrix lebih rapat, lalu berbisik di telinga gadis itu, "Yang aku inginkan adalah tubuhmu."
Rasa takut membuat Beatrix mendorong tubuh River kuat-kuat, lalu melangkah mundur. "Aku tidak bisa melakukan pekerjaan seperti itu."
River tersenyum sinis. "Tidak ada orang yang tidak bisa melakukan pekerjaan mudah dan menyenangkan seperti itu."
"Aku tidak bisa."
River menilik gadis di hadapannya dari kepala hingga ujung kaki, lalu memberikan tatapan merendahkan. "Aku akan memberikan bayaran yang tinggi untukmu."
"Aku bukan perempuan murahan!" sentak Beatrix. Dia tidak peduli jika setelah ini dirinya akan dipecat karena berani menentang keinginan penguasa tertinggi di sini.
"Jangan berlagak naif dan sok suci, Beatrix! Aku tahu kamu tidak berbeda jauh dengan kakakmu."
"Jangan menjelek-jelekkan kakakku!" balas Beatrix berani.
"Dasar naif!" cibir River geli. "Aku akan membuat kamu sadar seperti apa kakakmu sebenarnya."
Ucapan River membuat Beatrix bergidik. Apa yang pria ini ketahui mengenai kakaknya? Bagaimana bisa Amadea berurusan dengan anggota keluarga De Luca yang terkenal berkuasa di San Diego, bahkan seluruh California?
Di saat Beatrix sibuk dengan pikirannya tentang Amadea, River menarik tangan gadis itu dan menyeretnya.
"Apa yang Tuan inginkan?" Beatrix berusaha melepaskan tangannya dari cekalan River.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Symphony of Revenge
RomanceBeatrix Smith memiliki kehidupan sederhana yang menyenangkan. Manis, berwarna, dan tanpa riak. Namun, suatu hari Beatrix mendapati dunianya seakan-akan berada di sisi kebalikan. Dalam semalam, Beatrix menjadi milik River De Luca, seorang CEO muda d...