13. Kehadiran yang Tidak Diharapkan

565 39 7
                                    

"Kenapa akhir-akhir ini kamu terlihat lesu?" tanya Chase heran ketika melihat Beatrix yang sudah kepayahan di 20 menit pertama mereka, padahal biasanya wanita itu tahan berlatih satu sampai dua jam setiap kali mereka bertemu di pusat kebugaran.

Sejak perkenalan mereka di Manhattan Beach, keduanya kini benar-benar menjadi akrab. Chase menepati janjinya untuk berteman dengan Beatrix, tentu atas seizin dan sepengetahuan River. Kegiatan yang paling sering mereka lakukan adalah berolahraga bersama setiap dua kali dalam sepekan. 

"Entahlah." Beatrix duduk merosot ke lantai dekat dengan alat olahraga yang baru saja dia tinggalkan. Beatrix bahkan terlalu lelah hanya untuk sekadar berjalan ke tempat duduk di ruang istirahat. Kepalanya disandarkan ke dinding sambil memejamkan mata. Dia begitu kepayahan untuk mengatur napas, ditambah rasa pening yang menyerang, membuat Beatrix makin lemas.

"Minumlah dulu!" Chase menyodorkan botol air ke arah Beatrix.

Beatrix membuka mata dan mengambil botol dari tangan Chase dengan malas-malasan. Chase menunggui dengan sabar sambil mengamati napas Beatrix yang terdengar kacau.

"Sudah merasa lebih baik?” tanya Chase setelah beberapa menit berlalu. 

“Sayangnya tidak.” Beatrix menggeleng lesu. 

“Masih mau dilanjutkan atau kita sudahi saja dahulu untuk hari ini?” tanya Chase sabar.

"Rasanya aku sudah tidak sanggup,” ujar Beatrix lemas.

“Kalau begitu kita kembali saja ke griya tawang River.” Chase mengulurkan tangan untuk membantu Beatrix berdiri. “Ayo, biar aku antar!”

Beatrix menerima tawaran Chase karena dia tidak yakin bisa berjalan sendiri dan kembali ke griya tawang dengan aman. Setiap langkah yang dipijak saja rasanya limbung. 

Begitu tiba di griya tawang River, Beatrix langsung menuju kamarnya, lalu segera merebahkan tubuh di tempat tidur. Dia hanya ingin tidur saat ini. Tidak ada lagi tenaga untuk sekadar bicara dengan Chase, menyapa Belinda, apalagi berganti pakaian.

Melihat Beatrix menghilang begitu saja, Chase segera mengejar ke kamar wanita itu. Dia mengernyit bingung mendapati wanita itu sudah berbaring tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu. Sepanjang dua bulan mengenal Beatrix, setahu Chase wanita ini bukanlah sosok yang jorok atau pemalas. 

Keanehan itu membuat Chase khawatir dan dia segera menemui Belinda untuk mencari tahu. Ternyata, Belinda juga melihat keanehan pada sikap Beatrix akhir-akhir ini. 

Cukup lama Chase membiarkan Beatrix sebelum kembali memeriksa keadaan wanita itu. Baru saja Chase hendak membangunkan Beatrix, wanita itu tiba-tiba bangkit dari tempat tidur, lalu berjalan tergesa-gesa ke arah kamar mandi. 

Chase segera menyusul dan menyaksikan Beatrix memuntahkan isi perutnya. Iba dan heran melihat Beatrix yang tampak kepayahan, Chase berinisiatif membantu. Dia menepuk-nepuk punggung Beatrix dan memberikan pijatan ringan di tengkuknya seraya bergumam, "Kamu terlihat seperti perempuan yang sedang hamil."

Ucapan Chase sukses membuat Beatrix tersedak dan batuk-batuk parah.

Komentar yang awalnya diucapkan dengan asal, kini mulai mengganggu pikiran Chase. Tanpa basa-basi Chase langsung bertanya, "Jangan-jangan kamu memang hamil?"

"Jangan bercanda, Chase!” Beatrix menatap Chase lewat cermin sambil mendelik gusar. “Aku tidak mungkin hamil.”

"Apa yang tidak mungkin, Bea?” balas Chase yakin. “Kami semua tahu bagaimana hubunganmu dengan River."

"Aku selalu rutin menerima suntikan setiap tiga bulan sekali, Chase. Aku tidak pernah terlambat …." Tiba-tiba sebuah kesadaran menghantam Beatrix. "Astaga!"

The Symphony of RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang