“Akhirnya selesai!” desah Chase senang begitu rangkaian acara di De Luca Suite Hotel cabang Manhattan Beach resmi ditutup.
“Rasanya lega semua berjalan lancar,” timpal Beatrix.
“Kerja bagus, Bea!” puji Chase tulus.
“Terima kasih banyak untuk semuanya, Chase.”
“Untuk apa berterima kasih?” balas Chase heran.
“Kamu sudah banyak membantu aku selama di sini. Kamu juga mau menceritakan banyak hal kepadaku.” Selama sepekan terlibat dalam acara yang sama, keduanya telah menjadi kian akrab dan dekat. Apalagi Beatrix memang tidak memiliki teman sama sekali. Semua rekan satu tim membencinya. Melihat Beatrix akrab dengan Chase pun membuat kedongkolan mereka makin menumpuk, tetapi wanita itu sudah tidak peduli lagi. “Senang rasanya bisa memiliki teman sebaik kamu meski hanya untuk satu minggu.”
“Bukan hanya satu minggu, aku bersedia menjadi temanmu untuk seterusnya,” sahut Chase riang.
Jika boleh jujur, Beatrix pun menginginkan hal yang sama. Hanya saja dia pesimis. “Aku tidak yakin River akan mengizinkan.”
Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali Beatrix memiliki seorang teman dan Chase ini benar-benar baik juga menyenangkan. Chase adalah sosok yang ramah, bersahabat, penuh perhatian, riang, dan murah hati. Beatrix jadi merasa mereka telah saling mengenal sangat lama setiap kali bersama Chase.
“Kenapa tidak diizinkan?”
“Entah.” Beatrix menggeleng pasrah. “Hanya saja aku rasa dia akan selalu melarangku melakukan apa pun.”
Alih-alih ikut cemas, Chase malah tersenyum lebar. “Kamu lupa kalau aku adiknya?”
Beatrix menatap Chase dengan bimbang.
“Dia tidak akan melarangku dekat-dekat denganmu,” ujar Chase menenangkan.
Perlahan Beatrix mengembuskan napas. “Aku harap begitu.”
“Kamu mau ikut berpesta bersama yang lain?”
Tanpa perlu berpikir, Beatrix langsung menolak dengan yakin. “Aku ingin tidur saja.”
Chase mengangguk penuh pengertian dan sama sekali tidak berusaha membujuk Beatrix untuk ikut. “Kalau begitu, sampai bertemu besok.”
“Besok aku akan kembali ke San Diego,” sahut Beatrix cepat.
“Kita kembali bersama,” ujar Chase santai. “Sekarang istirahatlah!”
Beatrix segera berlalu menuju kamar tempatnya menginap selama berada di Manhattan Beach. Jujur saja, sejak dirinya terjebak bersama River, satu minggu terakhir adalah waktu paling membahagiakan dalam hidup Beatrix. Rasanya dia bisa bernapas lega tanpa pria itu.
"Kamu senang selama di sini?"
Beatrix tersentak mendengar suara River dalam gelap ketika dia baru saja melangkah masuk ke kamar. Sedetik kemudian, Beatrix merasakan tangan kekar River melingkari pinggangnya, lalu tiba-tiba saja lampu kamar dinyalakan.
“Apa yang kamu lakukan di sini?” Beatrix menatap gentar sosok River yang berdiri tegap didepannya.
“Menghadiri gala dinner.”
Beatrix mengerjap bingung. Sesibuk itukah dirinya sampai tidak sadar jika River turut menghadiri acara puncak tadi?
“Kamu akan tidur di sini?” tanya Beatrix takut-takut. Apakah kelegaannya tanpa kehadiran River akan berakhir sekarang juga.
“Tidak, aku hanya berniat singgah sebentar untuk melihat keadaanmu.” Sebenarnya, River bisa saja langsung kembali ke San Diego tanpa perlu menemui Beatrix. Hanya saja, dia tidak tahan menunggu sampai besok. Meski hanya sebentar, River ingin melihat Beatrix. “Malam ini juga aku kembali ke San Diego.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Symphony of Revenge
RomanceBeatrix Smith memiliki kehidupan sederhana yang menyenangkan. Manis, berwarna, dan tanpa riak. Namun, suatu hari Beatrix mendapati dunianya seakan-akan berada di sisi kebalikan. Dalam semalam, Beatrix menjadi milik River De Luca, seorang CEO muda d...