23. Lapangan basket

11 1 0
                                    

Agatha hanya sebentar disana, lagi pula gurunya sedang tidak ada. Bebas lah Agatha untuk pergi kemana saja, asal di area sekolah.

" Mana?" Tanya Revan yang tersulut emosi.

" Gatha ngambek, tadi nangis" Ujar Sania.

" Lo apain Van?!" Ujar Gichel.

" Dia takut David, tapi gue becanda tadi" Ujar Revan.

" Lo parah Van! Gimana kalau Gatha kenapa napa?" Ujar Sania.

" Gatha ninggalin tas nya" Ujar Gichel.

Sania pusing karena baru saja ia bertemu dengan sahabat nya namun, sahabatnya sudah marah.

Disisi lain, Agatha hanya melihat pertandingan basket. Saat Agatha pergi dari area basket, ada sebuah bola voli yang datangnya dari arah lapangan voli. Dan kebetulan, lapangan basket dan Voli dekat.

" Akh!" Pekik Agatha sambil memegangi kepalanya yang berdenyut dengan sangat cepat dengan kedua tangannya.

Tidak butuh 5 detik saja Agatha sudah tidak sadarkan diri. Pandangan Agatha yang semua jelas, samar, dan hilang.

Semua orang menuju arah Agatha pingsan, untung saja ada Garen disana. Ia membawa Agatha dari kerumunan siswa dan siswi.

" Biar gue aja" Ujar Cakra.

" Ga lah, gue dulu. Lo main aja sana, sepuas lo" Ujar Garen sambil membawa tubuh Agatha ke UKS.

Saat Revan sedang sibuk mencari keberadaan Agatha, Garen sedang mengobati Agatha yang darah nya keluar dari hidung Agatha.

Cantik.

Garen menatap Agatha kagum. Bagaimana bisa ia tidak suka dengan Agatha? Agatha pintar, cantik, kesayangan guru dan banyak lagi.

Bagaimana ia melawan David, Revan, lalu Cakra?

Presetan dengan mereka, cepat atau lambat..Agatha akan menjadi miliknya. Selamanya.

Disaat Agatha sudah sadar, ia melihat ada lelaki bertubuh kekar yang tidak lain ialah Garen.

" Eh ganggu ya kak?" Tanya Agatha ketika melihat Garen sudah bangun.

" Ga sama sekali" Jawab Garen dengan senyuman manis.

" Makasih" Ujar Agatha yang membuat lelaki yang berada di samping nya mengangkat alis sebelah kanan nya.

" Udah nolongin sama ngobatin" Ujar Agatha.

" Di minum air nya" Titah Garen.

" Kenapa?" Tanya Agatha.

" Lagi mens kan?" Tanya Garen balik yang membuat Agatha heran.

" Kok tahu?" Tanya Agatha heran.

" Tadi lihat pas main, lo kayak marah marah" Ledek Garen.

" Nih, biar ga sakit" Ujar Garen menyodorkan segelas air putih hangat kepada Agatha.

" Peka amat" Batin Agatha.

" Gath, lo kaya kurusan?" Tanya Garen sambil menatap sayu kedua mata milik Agatha.

" Gapapa kak" Elak Agatha.

" Oke, kalau gamau bicara" Pungkas Garen.

" Kalau lo lupa, ada gue dimanna pun lo berada" Ucap Garen dengan pandangan mata yang menyiratkan banyak makna.

" Udah ya kak, mau ke kelas" Ujar Agatha yang ingin ke kelasnya.

" Ga ada guru juga" Sahut Garen.

" Mau ketemu sama sahabat gue kak" Ujar Agatha yang masih mengelak.

Tiba-tiba ada seorang lelaki dengan tatapan tajam yang mengarah ke arah mereka, tidak lain ialah Agatha dan Garen.

" Balik" Ujar Revan yang membuat Agatha merinding.

" Gatha bukan punya lo juga, ngapain lo nyuruh dia balik?" Tanya Garen dengan lancang kepada  Revan.

" Bukan urusan lo" Jawab Revan yang langsung berlari ke arah perempuan yang ia tuju, ya Agatha ialah perempuan yang ia tuju saat ini.

" Maaf" Ujar Revan dengan nada sangat bersalah.

" Gapapa, lagian juga gue yang salah" Ujar Agatha yang meninggalkan Revan sendirian. Namun, Revan mencengkeram tangan Agatha dengan sangat kuat.

" Akh" Pekik Agatha yang kesakitan saat tangganya di cengkeram kuat oleh Revan.

" Maaf, gue ga bermaksud" Ujar Revan dengan nada sangat bersalah.

Agatha hanya senyum tipis, tidak lebih. Mereka menuju ke kelas mereka dan disana tidak ada guru mata pelajaran.

" Gath! Lo gapapa kan?" Tanya Sania.

" Lo kenapa tadi?" Tanya Gichel khawatir.

" Tamu" Jawab Revan.

" Makanya uring uringan" Ujar Fariz yang langsung di tatap sinis oleh Agatha.

" Maap bu bos" Ujar Fariz.

" Nanti ke Mall boleh lah ya" Ujar Sania.

" Boleh tuh, lagi pula gue baru dapat kiriman dari bokap" Ujar Gichel.

" Nih bocah ikut kaga?" Tanya Sania.

" Ikut kan Gath?" Tanya Gichel.

" Ga dulu, gue lagi nabung bentar" Ujar Agatha.

Revan langsung menyodorkan black card milik nya. Lumayan lah ya black card loh.

" Ga makasih" Ujar Agatha.

" Gas lah kalau gitu" Sambung Agatha.

" Halah, lo nabung buat beli apa sih? Ortu lo kan udah kaya Gath!" Pekik Sania.

" Saham, gue kan mandiri biar ga malu maluin lah kalau sama keluarga Sehun" Jawab Agatha jujur. Lagi pula memang Agatha ingin menjadi istri Sehun bukan?

" Buset" Celetuk Gichel.

" Van, gue pinjam Gatha bentar" Ujar Sania.

" Gue ikut" Ujar Revan yang membuat ketiga perempuan itu menatap Revan tidak suka.

" Sama mereka juga, nanti kita pantau jauh" Ujar Revan.

Ya kan tetap saja mereka ikut, ini kan urusan perempuan hehhe.

" Serah lo deh, penting gue Sehun!" Ujar Agatha yang membuat teman-temannya hanya menggelengkan kepalanya.

Yuhu updatee!!



The Secret Of The Masked Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang