Love - p6

169 23 2
                                    

*

Fynn membuka pintu, masuk ke ruangan dan dahinya mengernyit sesaat melihat punggung si gadis. Cukup lama berada di luar hotel, ia lupa kalau sudah memanggil Bethari untuk membantunya mengetik salinan. Fynn menutup pintu pelan, diam-diam memperhatikan Bethari yang sibuk merapikan dan membersihkan meja kerjanya tanpa disuruh. Manis sekali sikapnya. Fynn lalu tersenyum miring memikirkan sesuatu di dalam otaknya sambil melangkah ringan karena kedatangannya yang tidak disadari. Hari ini adalah kesempatan terbaiknya untuk menggoda Bethari.

Bethari terkesiap dan berbalik badan. Matanya membulat sambil menahan nafas. Kedua belah tangan besar itu melingkar di pinggangnya tanpa permisi. Mencoba memeluknya dari belakang. Apa yang sedang ia pikirkan sampai-sampai tidak mendengar kedatangan seseorang? Seakan sudah menduganya, Fynn tertawa kecil melihat reaksi kaget dari Bethari. Lucu menurutnya. Gadis itu melompat dan hilang keseimbangan tapi Fynn sigap menangkap tubuh kecilnya agar tidak melukai diri sendiri. Mata mereka bertemu dengan jarak wajah cukup dekat. Cukup dekat untuk Bethari bisa melihat dua titik tahi lalat kecil tepat di ujung alis sebelah kanan Fynn.

"T-tuan F-Fynn." Bethari tersenyum gugup. Ia bisa mendengar degup jantungnya sampai ke telinga. Tubuhnya tegang. Buku agenda milik Fynn yang ia rapikan, ia dekap di dada sebagai pelindung diri. Fynn yang tinggi, berdiri terlalu dekat dengannya. Atau Fynn memang dengan sengaja mendekatkan tubuhnya pada Bethari.

"Ya?" santainya. Tatapan Fynn dari mata cokelat Bethari yang indah beralih ke bibir merah mudanya yang menggoda. Ia sangat suka mendengar suara manis Bethari setiap kali memanggil namanya. "Fynn. Kau bisa memanggilku Fynn kalau kita sedang berdua saja seperti ini, hm?" ucapnya lembut. Bethari mengangguk saja. Seakan terhipnotis dengan suara dan tatapan lembut itu. Sangat berbeda. Ia tidak merasa risih. Ini aneh. Dan buruk?

"Umm—"

"Kau wangi. Aku suka parfummu. Baby Rose?" tebaknya. Jujur, Fynn sangat suka dengan wangi parfum yang tidak terlalu menyengat. Tenang, segar dan membuat bahagia. Dan mungkin itu tergantung dari siapa pemakainya? Fynn mendekatkan wajah ke leher jenjang Bethari. Ia tersenyum lebar saat Bethari menjauhkan wajahnya dengan mata yang terpejam rapat.

Fynn sangat yakin Bethari bukan seperti perempuan lain yang mudah didekati. Tanpa sadar, matanya kini sibuk memperhatikan tiap senti garis wajah Bethari. Keningnya, alis tebal, bulu mata yang lentik, hidung mancung, pipi berisi seperti berang-berang kecil. Sangat polos dan lugu. Fynn bisa merasakan tubuh yang berada di genggamannya ini semakin tegang di tiap detik. Ia sangat ingin tau bagaimana rasa bibir tipis milik Bethari. Tapi Fynn menahan dirinya sekuat tenaga. Entah kenapa, ia bisa menahan diri seperti sekarang.

"Aku yakin kau sudah menyelesaikan tugasmu?" tanya Fynn. Bethari membuka mata dan berkedip. Senyum kecil Fynn menyambutnya dengan ramah. Ia menelan ludah sekali. Dan syukurlah tidak terjadi apapun yang ditakutkannya.

"Iya." suaranya hampir tidak terdengar.

"Bagus." sekali lagi Fynn menggodanya. Meremas pinggang ramping Bethari sebelum melepaskannya dan mundur selangkah. Fynn berdiri tegak dengan santai, kedua tangannya didalam saku celana, seakan apa yang dilakukannya baru saja tidak membuat anak orang ketakutan. Sementara itu Bethari mengangguk kecil, masih terkejut dengan apa yang terjadi diantara mereka dan lututnya terasa lemas. Sudah berapa lama ia menahan nafas karena Fynn?

Fynn duduk kembali ke kursinya, mengecek pekerjaan Bethari di laptop beberapa saat sementara senyuman itu tidak lepas dari wajahnya.

"Terima kasih, Beth." ucapnya akrab. Bethari kembali tertegun. Jantungnya yang perlahan normal itu kini kembali berdegup keras. Beth adalah panggilan biasa orang-orang yang sudah mengenalnya cukup baik, bahkan keluarganya. Tapi saat Fynn mengucapkannya, dengan suara khas miliknya itu, terdengar sangat istimewa ditelinga Bethari. Ia suka. Oh Tuhan. Berada lama-lama di ruangan ini sepertinya bisa membuat Bethari gila mendadak.

Love Hurt Love Heal [ semi hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang