Love - p4

160 26 3
                                    

***

Fynn segera mengadakan rapat kecil setelah hampir sebulan absen dari pekerjaannya. Sekarang ia ingin tau tentang keuangan Orion Hotel untuk bulan ini yang juga harus mereka laporkan. Fynn mendengarkan penjelasan dua karyawan yang mempresentasikan laporannya secara bergantian tapi diam-diam matanya juga tertuju pada Bethari yang juga ada didalam ruang rapat bersama mereka.

Bethari sedang menjadi notulis untuk mereka. Setelah kejadian hari itu, Fynn tidak masuk kerja dan baru kembali masuk hari ini. Entah sudah berapa lama ia memperhatikan gerak-gerik Bethari yang duduk di kursi ujung. Wajah seriusnya saat mengetik kata di laptop terlihat menarik dan sayang untuk dilewatkan. Dan saat gadis itu mulai bingung, dahinya yang mengerut dalam membuat Fynn tidak sadar sudah mengulum senyumnya. Bethari juga terlihat sesekali menuliskan sesuatu di buku kecil yang ia bawa. Dan tiba-tiba hal kecil itu membuatnya jadi ingin tau semua tentang Bethari. Kenapa? Dari sekian banyak wanita yang sudah ia temui, hanya Bethari ini yang bisa memberikan getaran itu lagi padanya. Membuatnya penasaran dan tersenyum sendiri dengan dada yang menghangat. Ini gila. Setelah sekian tahun lamanya. Apa itu pertanda buruk? Tidak. Bukan pertanda baik ataupun buruk. Fynn hanya ingin bermain-main dengan Bethari Achara, tidak pernah serius.

Bethari sendiri tau kalau Fynn sedang memperhatikannya dari tadi dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Walaupun ia duduk cukup jauh dari Fynn tetap saja konsentrasinya terbagi dan itu tidak bagus untuk pekerjaannya sekarang. Keprofesionalannya juga sedang diuji dengan penampilan baru Fynn hari ini yang menarik perhatiannya. Setelan jas lengkap warna biru gelap dan kemeja putih tanpa dasi sementara rambutnya disisir rapi, tidak seperti hari kemarin yang terlihat seperti orang baru bangun tidur. Fynn terlihat baik dan berbeda, seperti pimpinan hotel sesungguhnya. Sekarang Bethari tau maksud dari salah satu karyawan hotel yang mengatakan kalau ia harus tahan banting, bukan hanya pada penampilan tampan Fynn tapi juga sifatnya. Lupakan itu, Bethari disini untuk belajar dan bekerja.

Selama Fynn tidak masuk kerja, Bethari dengan gugup dan takut menunggu panggilan dari Kepala Personalia May karena kejadian itu tapi tidak ada satupun panggilan untuknya. Kepala Personalia May tidak berbicara apapun ataupun mengeluh kepadanya saat mereka tidak sengaja berpapasan. Jadi, ini kabar baik karena ternyata Fynn tidak melaporkannya. Haruskah ia berterima kasih nanti? Dan satu yang pasti, Bethari bisa kembali bekerja dengan tenang.

Dan setelah satu jam, rapat mereka selesai.

"Aku ingin semua laporannya hari ini." titah Fynn tanpa penolakan sambil membubuhkan tanda tangannya di satu berkas. Kepala Pengawas Keuangan Roy yang menunggunya mengangguk kecil.

"Baik Tuan Fynn. Aku akan—"

"Bukan kau Tuan Roy, tapi dia." tunjuk Fynn dengan mata dinginnya. Tuan Roy melirik terkejut kearah ujung meja panjang yaitu tempat duduk Bethari. Ketujuh peserta rapat yang hadir bersamaan menolehnya. Bethari yang sedang mengemasi barang-barangnya seketika kaku dan menelan ludah. Terintimidasi dengan tatapan-tatapan itu. Apa lagi sekarang?

"Tapi Tuan Fynn.."

"Aku lihat dari tadi dia sangat serius memperhatikan rapat ini. Aku yakin dia pasti sudah banyak tau dan mengerti dengan apa yang kita diskusikan tadi. Dia juga cepat mengetik, jadi tidak masalah kalau dia yang mengerjakan semuanya." santai Fynn. Ia memberikan berkas itu pada Tuan Roy lalu memasukkan pennya kedalam jas.

Dahi Pengawas Keuangan Roy terlihat mengerut tidak terkecuali Bethari. Tentu saja itu bukan hanya tentang kecepatan mengetik tapi juga harus menghitung satu per satu data yang hasil akhirnya akan saling berkaitan. Tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun untuk data keuangan. Bethari bisa mengerjakan tiap hitungan dasarnya tapi tidak untuk data keseluruhan hotel selama sebulan. Dan dalam aturan perusahaan manapun, masalah keuangan tidak boleh diketahui karyawan yang bukan bekerja di bidangnya apalagi hanya seorang peserta pelatihan. Apa Fynn berpura-pura bodoh?

"Maafkan aku Tuan Fynn, tapi aku—"

"Aku tunggu sampai jam tujuh malam ini di ruanganku. Rapat selesai." Fynn bangkit dari kursinya tanpa melihat Bethari dan keluar ruang rapat dengan cepat. Ia tidak peduli.

Fynn tidak henti tersenyum senang setelah apa yang ia lakukan untuk Bethari hari ini. Idenya selalu cemerlang. Dan ia pastikan hidup Bethari tidak akan tenang sedetikpun karena sudah berani menolaknya. Jangan pernah sekali-kali bermain api dengan Fynn Orion Satra kalau tidak mau terbakar. Tapi tak lama senyum miringnya itu hilang saat melihat satu office boy yang ia ingat.

"Hei kau!" panggilnya. Pekerja yang sedang membawa nampan air minum itu terlihat kaget tapi langsung menghampirinya. Fynn melihat tanda pengenal di baju seragamnya. "Kau baik-baik saja, Mario?" tanyanya tanpa basa basi. Mengingat tabrakan mereka yang cukup kuat dan melihat tubuh kecil Mario ini pasti rasanya sangat sakit jatuh ke lantai. "Kau tau, kejadian kemarin di sini. Kau ingat?" Mario kemudian mengangguk pelan. Wajahnya terlihat takut akan dimarahi lagi.

"..."

"Jadi, bukankah tidak sopan kalau ada yang bertanya dan kau tidak menjawabnya?" Fynn mulai kesal. Menyesal sudah memanggilnya. Ia mengernyit bingung saat Mario mengeluarkan buku kecil dan pen dari sakunya, menulis diatas nampan sejenak. Fynn menunggu lalu membaca tulisan tangan yang diperlihatkan kepadanya itu kemudian mengangguk kecil mengerti. Dan ia baru tau kalau Mario tidak bisa bicara. Pantas saja dia selalu diam saat kejadian kemarin itu.

"Aku minta maaf sekali lagi." ucap Fynn mengakui kesalahannya. Ia hanya terlalu kesal karena satu hal dan melimpahkan kekesalannya itu pada orang lain. Mario mengangguk cepat. Ia juga meminta maaf dan tidak lagi mempermasalahkan hal itu. "Okey. Aku rasa kita sudah tidak punya masalah lagi 'kan? Kau bisa kembali bekerja sekarang."

Dengan itu Mario permisi. Fynn menghela nafas dan tersenyum kecil melihat Mario sebelum kembali ke ruangannya tanpa mengetahui jika Bethari diam-diam memperhatikan interaksi mereka. Bethari tidak percaya pada matanya sendiri. Fynn bisa tersenyum ramah dan akrab seperti itu. Apa Fynn punya penyakit bipolar atau apa?

*

Bethari sibuk merangkum poin-poin penting hasil rapat pagi tadi lalu menyusun laporan itu. Ia juga menyalin dengan rapi data keuangan hotel walaupun ini bukan tugasnya. Tubuhnya terasa remuk dan penat karena terlalu lama duduk sementara kepalanya ingin pecah karena angka-angka yang bermunculan di layar komputernya. Ini sudah yang kedua kalinya ia merevisi, bolak balik dari tempatnya ke tempat Kepala Pengawas Keuangan Roy diujung sana. Beruntung Tuan Roy tidak lelah memberikannya penjelasan ini itu dan tambahan-tambahan lainnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore yang mana jam makan siang sudah lama selesai. Ia menolak ajakan sahabatnya Jane untuk makan siang bersama dibawah tadi. Kalau ia terlalu banyak santai, semua ini tidak akan selesai tepat waktu dan akan menjadi masalah baru lagi untuknya. Bethari harus menerima dirinya hanya ditemani air putih dan dua roti isi yang ia pesan pada Jane tadi. Jane yang hanya bisa bersimpati kepada Bethari.

"Ya Tuhan." lirihnya. Memegang perutnya yang sudah sangat perih sekarang. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia sangat lapar dan lelah. Bagaimana bisa atasannya yang menyebalkan itu sejahat ini kepadanya. Apa karena dia seorang perempuan? Bethari sangat iri dengan Mario. Tidak adil. Ia menyesal karena sudah berpikir semuanya akan tenang dan baik-baik saja. Kenyataan malah sebaliknya.

"Semangat Beth! Ini sedikit lagi." ucapnya bertahan dan mendengus pelan. Tidak ingin didengar karyawan lain. Ia bisa melakukan ini. Bethari akan membuktikannya kepada Fynn.

Fynn sekarang melihat ke tempat dimana Bethari mengerjakan tugas yang ia berikan. Awalnya ia suka melihat penderitaan gadis itu. Benar. Fynn tidak peduli. Tapi setelah beberapa kali keluar dari ruangannya karena satu urusan dan lainnya, sementara di sana Bethari tidak berpindah sama sekali dari tempatnya, bahkan saat jam istirahat, itu membuat Fynn sedikit khawatir. Ia melihat Bethari yang menunduk sambil mengusap kedua belah pipinya. Apa dia menangis?

.

.

Bersambung

Jangan lupa follow dan vote atau tinggalkan jejak apapun di setiap babnya.

Terima kasih :)

Love Hurt Love Heal [ semi hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang