*
"VIP nomor tiga. Nomor tiga..." Bethari bergumam dengan nada yang diciptakannya sambil menaiki anak tangga dengan hati-hati. Senyum kecilnya yang ramah tidak pernah lepas saat beberapa pelanggan tetap di kelab ini menegurnya.
Tubuh Bethari seketika beku diambang pintu saat tatapan mereka bertemu malam ini. Lidahnya kelu untuk sekedar mengucapkan kata permisi. Dari sekian banyak pria yang ada disini malam ini kenapa ia harus bertemu dengan Fynn. Tidak sadar, Bethari meremas kuat pegangan nampan yang dibawanya. Entah kenapa perasaannya jadi tidak enak. Ia tiba-tiba merasa gelisah. Aura diri Fynn yang sedang menatapnya dingin sekarang sangat mengganggu Bethari.
"Ooh lihat siapa yang datang?" Fynn menatap Bethari sambil menghisap rokoknya. Ia tersenyum miring. Senyum yang tidak Bethari suka, membuatnya tidak nyaman. Fynn kembali ke mode Si Tuan Menyebalkan. Bethari menghampirinya perlahan, ia juga baru tau kalau Fynn adalah perokok. "Jadi benar kau bekerja disini?" sekarang Fynn yakin penglihatannya dimalam-malam lalu tentang Bethari yang pergi bersama pria tua. Ia sungguh tidak menyangka. Wajah polos dan lugu Bethari sangat menipu.
Fynn salah. Bethari sama saja seperti perempuan lainnya.
Bethari tidak membalas pertanyaan Fynn. Ia tetap bekerja, menyajikan minuman yang dibawanya ke atas meja. Sementara di tempatnya, Fynn terus memperhatikan gerak-gerik dan penampilan Bethari dari atas ke bawah bergantian. Bethari memakai sweatshirt crop top merah muda dengan bawahan rok mini putih sementara rambutnya di kuncir tinggi dengan pita hitam. Pemandangan baru untuk Fynn karena Bethari tidak pernah mengikat rambutnya saat di hotel. Sekarang ia juga bisa melihat dengan jelas perut rata itu dan pahanya yang mulus. Red Sky sendiri memiliki tema yang berbeda setiap harinya untuk membedakan pelayan mereka. Melihat cara Bethari berpakaian yang terlihat lucu dan juga seksi membuat Fynn menggigit bibir bawahnya, tatapannya berubah. Ia bersemangat.
"Berapa?" tanya Fynn setelah meneguk setengah minuman yang disajikan. Bethari melihatnya sekilas.
"Kau tidak perlu membayar minumannya sekarang-"
"Kau..." potongnya. Fynn menaruh batang rokok baru di mulut dan memantik api untuk menyalakannya. "Berapa hargamu untuk semalam?" tanyanya santai. Bethari tau kemana arah pembicaraan Fynn. Ia tertegun. Dadanya sesak karena tersinggung dan marah. Ia bukan perempuan seperti yang dipikirkan Fynn sekarang.
"Selamat menikmati minumannya, Tuan. Permisi." Bethari ingin cepat-cepat keluar dari kamar tapi Fynn lebih dulu bangkit dan menarik kasar lengan kirinya. Membuatnya terkesiap dan terhuyung ke tubuh tegap Fynn, nampan di tangannya terlepas jatuh ke lantai.
"Aku belum selesai bicara." desis Fynn dekat. Ia melempar sembarang rokok yang belum sempat dinikmatinya.
"Apa yang kau inginkan, Tuan Fynn?" Bethari menggeram menahan sakit di lengannya. Ia ingin lepas. Tatapan benci mereka saling beradu.
"Kau." nafas Fynn memburu. Wangi parfum Bethari yang ia suka pun tidak mampu menenangkannya kali ini, malah sebaliknya. Bagaimana cara mata Fynn menatap tidak henti pada bibirnya, Bethari punya firasat buruk. Masalah besar sesungguhnya. "Aku ingin kau." ia bergairah.
"Maaf, aku harus bekerja-" Bethari mengerang sakit saat punggungnya membentur dinding. Fynn mendorongnya dengan kuat dan Bethari tidak menduga itu. Sikap kasar Fynn terus mengejutkannya.
"Bisakah kau berhenti jual mahal! Jangan sok suci dengan wajah polos ini!" Fynn mencengkram rahang Bethari, memaksa untuk menatapnya. Mata nanar Bethari menatap mata merah serius milik Fynn yang menakutkan untuknya. Lututnya lemas. Ia bisa mencium bau alkohol dan rokok yang menyengat darinya. Fynn mabuk.
"Hentikan ini." bisiknya memohon.
"Kenapa? Kau pikir aku tidak tau apa yang kau lakukan disini, hah? Aku tau semuanya. Dan aku tau apa yang perempuan seperti dirimu inginkan. Katakan? Uang, barang-barang mahal dan baru, seks. Akan aku berikan untukmu!" Bethari menggenggam tangan kanan Fynn yang kini di lehernya. Ia gemetar takut. Fynn salah paham tentangnya.
"Aku mohon-"
"Kau mau melayani pria lain tapi aku tidak. Aku ini bosmu!"
Mata Bethari membulat kaget saat Fynn menempelkan bibir padanya. Dingin. Ia tidak bisa berpikir dan bergerak seketika. Bulu kuduknya berdiri sementara dadanya berdebar penuh kekalutan. Apa yang terjadi diantara mereka terlalu cepat.
"Jangan-"
"Diam!" bentaknya dengan nafas berat. Fynn tidak suka saat Bethari memalingkan wajah darinya. Menolak dirinya.
"Aku mohon. Jangan lakukan ini-"
"Aku bilang diam!" Fynn tidak peduli. Matanya menggelap dan penuh nafsu. Fynn kembali mencengkram pipi Bethari, membungkam bibir itu untuk mematuhinya. Bethari diam, mulutnya tertutup.
Ciuman pertamanya yang dicuri oleh Fynn Orion Satra. Ini bukan ciuman kasih sayang ataupun cinta, melainkan ciuman amarah, hanya pelampiasan semata. Fynn menciumnya secara paksa dan kasar. Bethari semakin tidak berdaya. Fynn mengunci tubuh Bethari dalam pelukannya dan terus memagut bibir yang sudah lama diinginkannya itu. Menikmatinya sendiri dengan rakus. Lembut dan manis. Terasa seperti buah ceri.
Merasakan Bethari yang tidak merespon membuatnya semakin agresif dan lepas kendali. Bethari tersentak saat tangan Fynn menyusup kedalam pakaiannya dan meremas sebelah buah dadanya. Ia menangis keras dengan pikiran yang kalut tapi bukannya berhenti Fynn malah memperdalam ciumannya. Tangan kirinya menjamah paha, pinggang, setiap senti kulit hangat Bethari yang bisa dirabanya sementara satunya menekan tengkuk jenjang itu agar tidak bergerak. Fynn tidak mau melepaskan keberuntungannya.
Berulang kali Bethari mencoba berontak dari adegan yang tidak senonoh ini. Ia merasa jijik dengan ciuman dan sentuhan itu. Harga dirinya sebagai perempuan terinjak. Dilecehkan dan direndahkan. Ia mencoba lagi dan lagi untuk lepas tapi tenaga Fynn semakin kuat menahannya.
Dengan seluruh keberanian dan tenaga yang ia kumpulkan, Bethari berhasil mendorong tubuh Fynn lalu menginjak kakinya dengan kuat yang membuat pria itu meringis dan mengutuknya. Ia tidak peduli dengan panggilan jalang itu, akhirnya ia terlepas. Dan tanpa pikir panjang, kesempatan itu Bethari gunakan untuk lari walau sebenarnya kakinya sudah lemas. Tangisannya tidak bisa berhenti. Ia terus berlari menuruni anak tangga sambil menyeka kasar air mata dan bibirnya.
"Hei!" dan lagi, Fynn berhasil menghentikan langkah Bethari dengan cepat, menarik sebelah lengannya. "Kau-"
Tamparan keras itu membuat Fynn diam. Pipi kanannya terasa disengat dan perlahan genggamannya di lengan Bethari terlepas. Walau suara musik di antara mereka cukup nyaring tapi ia bisa mendengar orang-orang yang kini melihat mereka berdua mulai berbisik yang macam-macam. Wajah Fynn mengeras menahan emosi yang sudah di ubun-ubunnya sejak tadi. Dua kali sudah ia dipermalukan malam ini.
"Aku benci padamu." Bethari tersedu. Wajahnya yang sembab memperlihatkan raut amarah yang luar biasa. "Aku sangat benci padamu!" ujaran dan tatapan benci Bethari itu seakan menamparnya keras sekali lagi. Menyadarkan Fynn akan apa yang sudah ia lakukan. Tatapan Fynn melembut saat melihat kilatan air mata sedih itu dibawah lampu warna-warni kelab. Fynn merasa bersalah seketika saat Bethari berbalik badan dan pergi dari hadapannya tapi egonya yang tinggi mengalahkan semua rasa itu.
"Hei Bos, ada apa?" Praba yang melihat dari jauh datang dengan penasaran. Fynn bergeming. Ia melihat Jay yang menyusul dibelakang Praba.
"Dia bekerja untukmu 'kan?" tanya Fynn. Jay melihat punggung gadis yang berlari kecil terburu-buru melintasi orang-orang.
"Yea, Bethari." Jay mengangguk. Sebagai pemilik kelab ia harus bertanggung jawab dengan masalah sekecil apapun. Tapi Jay tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. "Ada apa, Fynn?"
"Aku ingin dia dipecat!" desisnya serius. Fynn kembali ke ruangan di atas untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya kemudian pergi.
.
.
Bersambung
Jangan lupa follow dan vote atau tinggalkan jejak apapun di setiap babnya.
Terima kasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurt Love Heal [ semi hiatus ]
Romance"Tuan Fynn, sekali lagi, aku minta maaf, ini salahku aku tau dan aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ia tidak peduli lagi dengan suaranya yang bergetar. Fynn terus mendengarkan. Ia tidak tau kalau reaksi Beth akan sesedih ini. Membuatnya be...